3

1.2K 103 23
                                    

Aku melihat kereta kuda yang membawa kedua saudari dan ibu tiriku dari jendela kamar loteng kecil itu, menghitung hingga sepuluh setelah kereta kuda itu tidak lagi terlihat dari tempatku berdiri. Aku tidak akan menatap kereta kuda itu dengan pandangan mendamba lalu menangis terisak seperti Cinderella dalam dongeng itu karena ini jelas bukan waktunya untuk memikirkan kisah cinta yang mengharu biru, atau dongeng sialan yang dengan seenaknya saja menjadikanku seseorang yang bukan diriku. Aku sudah memutuskan, jika memang ibu peri—yang katanya—baik hati itu tidak datang untuk membantuku, maka aku yang akan membantu diriku sendiri untuk pergi dari sini dan pulang. Bagaimanapun caranya.

Menjauh dari jendela, aku memutar gagang pintu dan mengumpat kesal saat pintu itu bergeming. Pasti ibu tiriku yang melakukan semua ini. Wanita itu sangat licik dan sejujurnya membuatku sedikit takut. Hey, siapa yang tidak akan takut jika tiba-tiba berada di tempat yang asing dan kau tahu seseorang yang jahat berada di sekitarmu tapi kau sama sekali tidak tahu bagaimana cara menghadapinya?

Kembali mendekat pada jendela dan menyentak untuk membukanya, sebelum bergindik saat melihat antara jendela itu ke tanah di bawah yang seolah berjarak ribuan meter. Aku mundur dari bibir jendela dan mengedarkan pandangan ke segala arah mencari sesuatu yang bisa kugunakan untuk memanjat turun. Manarik seprai yang terpasang di ranjang kecilku dan membuka lemari, berharap akan menemukan tumpukan seprai lain—seperti kebetulan-kebetulan yang biasa aku lihat di film-film fantasi saat seseorang mencoba untuk kabur—tapi nyatanya ini benar-benar membuat frustasi saat ternyata tidak ada seprai lain yang bisa kugunakan untuk membuat tali darurat. Di dalam lemari itu hanya ada dua potong gaun yang segera robek saat aku menariknya dari gantungan.

"Ya Tuhan, wanita penyihir itu benar-benar wanita yang pelit. Gaun seperti ini seharusnya untuk pel, dan dimana ibu peri sialan itu?" Jeritku kesal dengan membuang seprai serta gaun rusak itu ke lantai dengan mengentakkan kaki akibat frustasi.

"Sialan?" Tanya seseorang dari arah jendela dan membuatku berputar cepat dengan sentakan terkejut. Terhuyung-huyung saat terbelit oleh seprai di kaki dan menabrak lemari di sebelahku hingga lenganku terasa sakit. Mengumpat dan mengibaskan tanganku untuk mengurangi rasa nyeri yang berdenyut-denyut, sebelum mengangkat pandangan saat mendengar seseorang itu melompat masuk kedalam kamar dengan sepatu bot yang mengetuk lantai kayu saat berjalan mendekat padaku.

"Siapa kau?" Tanyaku panik, melihat kesekitar kamar itu berusaha mencari sesuatu untuk di jadikan senjata jika saja seseorang berjubah dengan tudung untuk menyembunyikan wajah itu adalah orang jahat lainnya dalam dongeng mengerikan ini.

Seseorang itu menarik turun tudung mantelnya dan membuatku hampir saja menelan lidahku sendiri saat aku melihat rambut pirang ke coklatan acak-acakan sebahu membingkai wajah persegi seorang pria dengan mata biru kehijauan namun dingin saat pria itu menatapku.

"Kau bukan Cinderella." Kata pria itu dingin, bukan sebagai pertanyaan. Dan membuatku mau tidak mau harus melihat pada bibirnya yang menipis karena kesal. Sejujurnya pria itu secara keseluruhan terlihat sempurna, tapi pria itu jelas tipe pria yang akan mengatakan bahwa seseorang buka tipenya tanpa peduli dia melukai hati seseorang itu atau tidak.

Aku memutar mataku dengan kesal karena aku kesal oleh kekesalannya, "ya, well, terima kasih sudah memberi tahuku soal itu, tapi aku tahu aku bukan dia. Aku tidak sebaik dia, atau selemah lembut dia. Maaf mengecewakanmu." Kataku sinis saat pria itu justru memilih untuk tidak memerdulikan aku dan lebih memilih untuk menatap sekeliling kamar, sebelum beranjak ke arah pintu untuk membukanya yang juga bergeming, "pintu itu di..." dan membuatku tersentak saat pria itu menendang gagangnya hingga terlepas dan membuka pintu itu dengan mudah, "kunci." Tandasku setelah terpotong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'am Another Cinderella?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang