Amnesia

623 17 5
                                    

4 tahun kemudian.......

"Aku kangen kamu Natch!" Kata gue ngirim voicenote ke Natcha.

Udah 6 bulan Natcha gaada kabar dan gak bales sms/line/bbm/ atau akun-akun dia yang lainnya.
Gue galau banget, sempet ga keluar kamar selama 3 minggu, tapi gue selalu berusaha supaya gue terbiasa dengan kondisi seperti ini, biar gue ga terlalu tergantung sama Natcha.
Gatau kenapa, tiba-tiba aja Natcha ngilang, padahal sebelumnya gaada masalah apa-apa. Gue tuh baik-baik aja sama Natcha, trakhir dia kabarin gue pas dia bilang dia mau tidur.
Itu pesan terakhir dia, sekitar 6 bulan yang lalu.

Gue emang sedih, tapi udah mulai usaha, biar ga keinget sama Natcha terus-terusan.
Nunggu, tanpa ada kabar, harapan.
Dan itu, ngga pasti, Natcha bakal dateng atau engga, dan rasanya.
Seperti nunggu sesuatu yang emang gapernah ada.

Nyokap selalu bilang, kamu harus bisa lupain Natcha.
Gimana mau lupa, sementara perasaan gue ke Natcha gapernah berubah.
Entah, pas dia ada / gaada kaya sekarang, rasanya sama.
Gue tetep sayang Natcha.

Sore hari ini, gue udah mulai keluar dari kamar, gue mulai duduk-duduk di ruang tamu, mulai nonton tv, dan ngelakuin aktivitas lainnya.
Ngga lama, pas gue lagi duduk di ruang tamu, gue denger ada yang ngetok pintu.

Akhirnya, gue buka pintu, dan ternyata tukang pos.

"Ini ada kiriman, untuk Mika."

"Oh, saya Mika, biar langsung saya terima ya..."

Kata gue langsung tanda tangan surat bukti penerimaan.

Gue pun, sempet penasaran.
Ini box isinya apa.

Boxnya lumayan gede, warna hitam dan polos.

Karna penasaran, gue pun buka boxnya di dalam kamar.
Pas di dalam kamar, ngga sabar akhirnya gue buka tuh box.

Syoknya gue, ternyata isinya adalah foto-foto gue sama Natcha dan barang-barang yang pernah gue kasih ke Natcha.
Dan gue ngeliat, cincin yang di jari Natcha juga ada dalam box ini.

Dan parahnya lagi, gue nemu undangan...

Undangan pernikahan...

Disitu, tertulis namanya Natcha Naruto dan Ratu Velisa.
Gak pake mikir panjang, gue langsung lempar tuh undangan dan gue nangis kejer...

Sesek..banget...

Kenapa Natcha gak bilang kalau dia mau nikah, kenapa gak dari awal aja dia bilang, kenapa dia musti kayak gini.
Tiba-tiba ngilang, dan ngasih undangan.

Apa dia gamikirin gimana perasaan gue, gue sakit!!!
Karna harus berharap menunggu, gue nunggu kabar dari Natcha setiap harinya, gue terus kirim pesan ke Natcha setiap jamnya.

Kenapa harus kayak gini...

Karna gue gaterima, akhirnya gue mutusin buat nyusul Natcha ke padang.

Keesokkan harinya, pas gue turun dari pesawat, gue naik ojeg, buat sampe ke alamat Natcha, untung Natcha pernah ngasih alamatnya ke gue.

Gue sampe di kampung toboh, dan disitu, gue ngga ngerti apa-apa, berulang kali gue cari-cari alamat Natcha tapi ga ketemu, dan pada akhirnya, gue inget. Acara pernikahan Natcha itu hari ini.

Jadi gue harus cari tenda hajatan, siapatau yang nikah Natcha.

Pas banget, tenda Putih, gue langsung dateng ke acara pernikahan itu, dan gue langsung Tanya.

"Maaf pak, kalau boleh saya tau, siapa yang menikah?" Tanya gue ke bapak-bapak yang lagi duduk di deket acara hajatan.

"Oh itu, anak pak Samhi, si Natcha, baru pulang dari rantau, langsuang manikah samo gadih paliang rancak! Baruntuang bana anaknyo pak Samhi tu."

"Apa pak? Natcha kan yang nikah? Pak saya ngga bisa bahasa padang, pelan-pelan ngomongnya!" Kata gue dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iyo, si Natcha anak pak Samhi." Jawab bapak itu, membuat langkah kaki gue langsung membesar.

Gue langsung masuk ke dalam acara pernikahan itu, gue ngeliat Natcha duduk di pelaminan.

Disini, gue bener-bener bodoh, kenapa mesti dateng kesini, kenapa gue harus kesini, jauh-jauh cuman untuk nyaksiin pernikahnnya.

"MIKA....!!!" kata Natcha langsung bangun, dan syok ngeliat gue.

Gue cuman diem dan nangis.
Gue cuma bisa nangis....

"Mika, kamu..." kata Natcha sambil dateng ke arah gue.

"Berhenti! Tolong jaga jarak kamu dengan saya, saya cuman butuh kepastian! Putuskanlah saya, karna kamu belum mengucapkan kata putus! Kamu hanya pergi tanpa pesan dan seperti pengecut!" Kata gue sambil netesin air mata.

Gue ngerasa sakit banget, disini gue ngerasa seperti sampah!
Ga berarti apa-apa.

"Mika, aku minta maaf, maafin aku Mika, aku tau aku salah, aku tidak tahu Mika, aku harus menikah, lalu untuk apa kamu datang kesini? Untuk apa?! Haruskah kamu seperti ini, menangis dihadapan orang banyak, dan membuat dirimu terluka?!" Kata Natcha sambil berdiri di depan gue.

"Tolong nak, jangan ganggu, jangan membuat keributan, tolonglah pergi dari sini!" Kata bokapnya Natcha sambil ngegandeng tangan gue.

Dan ngajak gue masuk ke dalam mobil.

"Jalan pak, kita ke terminal!" Kata bokapnya Natcha.

"Kenapa om? Kenapa om jahat!"

"Mika, om menikahkan Natcha dengan Ratu demi untuk silaturahmi."

"Cukup om! Pak berhenti sekarang, saya bisa turun disini, saya bisa pulang sendiri!!!" Kata gue langsung ngebuka pintu mobil.

Dan supirnya belum sempat menghentikan mobilnya, karena posisi dalam keadaan kencang.

Gue pun terguling ke aspal, dan tiba-tiba semuanya kabur...
Kepala terasa sangat sakit, dan
Kenapa, apa yang terjadi...
Darah, menyelimuti wajah dan terasa sangat perih.
Bahkan, mulut gue mengeluarkan darah seperti bongkahan darah kental.
Entah, apa yang terjadi, seketika semuanya menjadi gelap.

3 bulan kemudian...

Gue pun berusaha buat ngebuka mata, meskipun terasa sangat berat, bukan berarti gue gabisa ngebuka mata.

Tiba-tiba aja, pas gue buka mata, ada Natcha disebelah gue.
Dia tidur sambil megang erat tangan gue.

"Nat...Natch... aku dimana Natch? Kepala aku sakit Natch!" kata gue bersuara parau.

"Mika, Mika! Kamu udah sadar?!" Kata Natcha langsung meluk gue erat.

Natcha pun langsung manggil dokter, dan dokter pun memeriksa keadaan gue.

"Natch, mama aku dimana Natch?" Kata gue nanya sambil ngeliat ke setiap sudut ruangan.

"kamu sekarang, lagi dipadang, mama kamu dijakarta, aku akan kabarin mama sama papah kamu dulu ya, aku akan telfon mereka."

Natcha pun ngasih kabar ke orangtua gue, kalau gue udah sadar dari koma.

"Aku kenapa Natch? Kenapa fikiranku rasanya kosong?" Kata gue sambil megang erat tangan Natcha.

"Mika, kamu istirahat dulu aja ya." Kata Natcha langsung ngelepas tangan gue.

Natcha pun langsung pergi keluar dari ruangan, ternyata di luar ruangan terlihat seorang gadis, berambut panjang, sedang berbincang-bincang dengan Natcha.

Dan Natcha pun ngga lama balik lagi, dan duduk disebelah gue.

"Cewek tadi siapa Natch?" Tanya gue ke Natcha.

"Itu sodara aku, kamu makan dulu yaa..." kata Natcha sambil nyuapin semangkok bubur dengan kari ayam.

Gatau kenapa, gue jadi makin sayang sama Natcha, gamau kehilangan Natcha.

"Mika?" Kata Natcha sambil meluk gue erat.

"Ada apa?" tanya gue ke Natcha.




Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang