Smile fade to black

52 5 2
                                    

Cahaya Matahari..
Sangat menyilaukan mata 👀
Pandanganku berjalan dengan kecepatan yang tak menentu, ada pohon dan sungai?
"Dimana aku??" aku mencoba menyadarkan dirinya yang masih setengah mengantuk.
"Bagaimana tidurmu?". Ayah yang tampak segar dengan kemeja merah dan celana jeans-nya model 90an dan dengan ceria sedang menyetir?!
"Ayah kita mau kemana??" aku sedikit panik
"Kita akan pergi dari Wyoming"..
Pernyataan itu seakan membunuhku

Aku hanya diam dan membenamkan diriku di selimut yang sudah menyelimutiku, pemandangan alam yang terlewat terasa menyeramkan.
Aku dan Raul baru saja menghabis hari yang termanis, berharap hubungan ini akan mulus, membuatku gila!! Tidak ada hubungan yang mulus dengan jarak jauh.
Aku terus mencari siaran radio mobil dengan tergesa-gesa, gelisah dengan keadaannya sekarang ini.
"Apa yang kau cari? Kau akan membuatnya rusak" aku hanya terdiam untuk kedua kalinya.
Entah kapan perjalanan ini akan berakhir, aku akan tetap ingin kembali.
Aku tak ingin berkata kasar kepada Ayah, kalau dia ingin kembali ke sana dan tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya yang sudah bersamanya lebih dari setahun itu!

"Kita sudah sampai!" Ayah melihat sekitar
Aku enggan rasanya tuk membuka matanya, berharap ini hanya mimpi buruk!
Ayah sedang sibuk dengan barang-barang yang berada di mobil belakang yang di bawa oleh Agen yang khusus untuk membantu pindah rumah.
Tapi mataku mengingkari kengininanku untuk tetap menutup matanya, Rumah yang asri dan banyak sekali tumbuh-tumbuhan di sekelilingnya, ada juga Ayunan?
Aku membuka pintu mobil dengan perlahan, ia tak ingin ayahnya berpikir jika dia menyukai tempat ini.

Tidak begitu buruk? Tetapi sangat buruk karena jauh dari raul--'
Rumah ini tidak jauh berbeda dengan rumah di wyoming?!
Aku berharap LA tidak buruk?
"Ya Tuhan, kenapa aku selalu berpikir sesuatu yang buruk!!" aku meremas kepalaku

Aku turun dari mobil dan mulai berjalan menuju rumah itu, disekitar rumah itu banyak sekali tumbuh bunga yang tidak di kenalinya.
Mataku meruncing ketika dia melihat ayunan yang sedikit tua dari warnanya yg pudar, aku tertarik untuk menikmati ayunan itu, aku menarik tali ayunan tersebut meyakinkan bahwa ayunan itu masih kuat.. Di dudukinya ayunan tersebut entah mengapa seketika itu muncul rasa yang sedih yang membuat berkaca-kaca..
"Damn..." batinku dan kuhapus air mataku yang jatuh
"Aku kesal..aku benci hidupku kenapa aku tak pernah bahagia, apakah aku bisa membelinya" liriiku dalam hatinya
Raul apakah kau akan menjemputku? Ku berharap cinta kita bisa membawa kita bertemu lagi..

Aku menghabiskan waktu di rumah dengan melakukan hal-hal yang membosankan, ayah mengambil hp ku dan hanya menyuruhku melakukan aktivitas di sekitar rumahnya.
"Ayah kau boleh mengatur ku apa saja tapi kau jangan mengambil hpku itu privasiku!" bentakku dengan meluap-luap
"Diam! Kau pasti akan menghubungi ibumu dan kau juga akan menghubungi pria bodoh itu bukan?" Ayah balas membentakku
Aku tak tahan dan langsung pergi..
Aku tak tahan dengan semua ini.. Aku merindukanmu ibu, aku benci ayah! Kata-kata itu yang teringang-ngiang dalam pikiranku.
Setelah kejadian itu aku tidak banyak berbicara dengan ayah, aku tak pernah menyentuh makanku dan semua hariku terasa hambar..
Aku menyibukkan diriku dengan mengurusi taman di depan rumah dan menghidupkannya kembali.
Aku tidak tau begitu banyak tau tentang bunga jadi aku hanya memperbaiki bunga itu seperti menyiraminya dan membersihkannya dari daun-daun yang kering yang berjatuhan dari pohon yang tumbuh di depan rumahnya.
Aku sedang menyirami bunga dan ayah sedang duduk membaca korannya dengan secangkir teh gandum.
"Richie.. Besok kau harus ikut ayah pergi" ujar ayah
"Aku sibuk" jawabku singkat
"Tidak ada alasan, besok pagi-pagi kau harus sudah siap! Dan pakailah sedikit make-up" ujar ayah
Apa? Aku sedikit ganjal dengan kalimat ayah  yang terakhir?!

GincuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang