Bagaimana mereka tetap bersama kendati mereka berbeda?
Tidak ada alasan khusus.
Hanya saja mereka terlahir kembar. Dan fakta itu dapat menjadi kutukan maupun anugerah. Karena pertama, mereka terjebak bersama—suka atau tidak, orang tidak dapat membedakan mereka, dunia akan selalu menghakimi mereka, dan semesta akan membandingkan mereka.
Dan yang kedua, setidaknya mereka punya punggung satu sama lainnya.
Di tengah utopia yang mana kawan adalah seorang musuh bertopeng, memiliki orang yang hidup bersamamu dari detik pertama adalah sesuatu yang menenangkan sekaligus menjanjikan. Karena suka atau tidak, mereka memiliki sebuah hubungan empati dan rasa percaya alami. Mereka belajar untuk percaya kepada satu sama lain daripada sendiri.
Adalah Hashiri Noga dan Hashiri Kiba. Sepasang kembar belia yang terlahir dengan talenta, sama seperti Miyamura Atsushi dan Hasegawa Aoi. Intelegensi mereka hampir sama, hanya sedikit di bawah Atsushi dan Aoi, atau mungkin itu hanya perbedaan pengalaman mereka.
Mereka adalah sepasang kembar klasik, dimana yang satu mencintai dunia, dan yang satu lagi memilih untuk mati saja. Noga adalah tipe pertama, anak laki-laki berambut hitam yang lebih memilih untuk bermain bola dan berenang di danau penuh makhluk yang tak terdefinisikan jenisnya. Sedangkan Kiba adalah yang kedua, anak laki-laki beriris hitam yang lebih memilih untuk menciptakan soal fisika sekolah menengah atas dan memberikannya kepada gurunya.
Kedua Hashiri ini adalah dua dari sembilan orang yang hampir terisolasi.
Berbeda dari Hisato Ryou, Aoi, dan Atsushi yang membentuk trio alami. Pun dengan duo Nymph dan Kuroki Nanami yang bersahabat sejak dini. Begitu juga dengan pasangan Minami Fuyukashi dan Iva Lucille yang bekerja sama dalam satu ambisi.
Berbeda dengan tujuh orang yang di seret kemari, Noga dan Kiba menawarkan diri.
Ayah mereka hanyalah pegawai kantoran biasa, dan ibu mereka hanyalah wanita paruh baya biasa. Keluarga mereka menjeritkan kata biasa, bila saja Noga dan Kiba tidak memiliki talenta luar biasa yang sanggup mengubah dunia hanya dalam satu kibasan tangan mereka.
Berbeda dengan empat orang yang menerima ancaman, Noga dan Kiba tahu lebih banyak.
Semuanya hanya karena satu huruf yang salah kala Kiba berusaha mencari sesuatu di internet untuk referensi. Halaman itu tidak dapat dibuka, dan Noga memberinya ide untuk bermain kode—kebetulan dan ilmu pengetahuan bukanlah dua hal yang patut disatukan, karena dalam sekejap, kedua anak laki-laki itu menemukan diri mereka menatap forum rahasia.
Sebuah percakapan mereka serap, tentang bencana yang akan datang, tentang teknologi dunia dan implikasi kematian, tentang segala kemungkinan yang pada akhirnya ditertawakan karena terlalu buruk untuk dapat terjadi, terlalu kejam bila memang terjadi.
(Tetapi Noga dan Kiba tahu lebih banyak.)
Keduanya menggali informasi lebih dalam, namun segalanya tentang pemerintahan adalah fakta yang diklasifikasikan. Mereka menciptakan sebuah rencana sederhana, hanya diskusi kecil yang membuahkan sebuah ide yang mustahil dipikirkan seorang anak kecil biasa.
Mereka berusaha meretas jaringan pemerintah dan meninggalkan sebuah pesan. Kekanakan memang, tetapi hey! Mereka memang anak-anak. Dua manusia mungil polos yang tak mengerti resiko terburuk dari permainan inosen mereka. Noga tertawa ketika ia mematikan komputernya, dan Kiba hanya menggelengkan kepala.
Mereka tak sadar efeknya adalah seketika.
Seorang pria paruh baya menjemput mereka setengah jam kemudian. Menyeret kedua anak itu pergi dengan sebuah kebohongan yang diterima mentah-mentah oleh Nyonya Hashiri. Perjalanan yang panjang dengan mobil beroda manual mengantarkan si kembar ke tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Project Alice
Viễn tưởngSatu cerita, dua sandiwara, tiga menara; yang mana yang nyata?