New Place

53 6 4
                                    

"Ri, bangun!!!. Cepat!!!" Karin dan Lulu mengetuk dan mencoba membuka pintu kamarku. Aku membuka pintu. Mereka langsung terjatuh ke dalam.
"Apa?." Tanyaku.
"Kita kan mau nyuri ID card ketua Nama." Bisik Lulu.
"Iya. Bentar." Aku bersiap siap dan langsung berangkat bersama mereka. Di kantor, sudah ada Angels lain. Kami mengulang kembali rencana dan pembagian tugas,
"Ok. Karin dan Lulu, alihkan perhatian. Aku dan Nisa ambil ID card nya, dan yang lain duduk di tempat kalian biasanya. Laksanakan." Kami menyebar. Karin dan Lulu bersiap di pintu lift. Sementara Nisa dan Aisyah mulai mencari ID card. Kebetulan sekali, ketua Nama belum datang.
"Angels, liftnya ke lantai ini. Bersiap di posisi." Teriak Karin. Aisyah dan Nisa mempercepat pencarian mereka. Kami yang hanya duduk di tempat, mulai bekerja. Beberapa detik kemudian, Ketua Nama sampai.
"Kenapa kalian di sini?." Tanya Ketua pada Karin dan Lulu yang sedang bersandar di sisi lift.
"Selamat pagi ketua, apakah ketua mau dibuatkan sarapan?." Tanya Lulu dengan senyum.
"Tidak. Kembali bekerja." Ketua Nama melintasi mereka menuju ruangannya. Karin dan Lulu langsung menghalangi. Ketua Nama tetap bersikeras untuk lewat.
Akhirnya, tenaga mereka tidak cukup kuat untuk menahan ketua Nama. Saat ketua Nama sudah memegang gagang pintu, Nisa memberi kode pada kami. Mereka sudah menemukan ID card nya.
Lalu, Tasya dan Kiki menyelamatkan kami. Mereka membawa masing masing secangkir kopi lalu sengaja menumpahkannya ke pakaian ketua Nama.
Ketua Nama memarahi mereka lalu melepaskan gagang pintu, dan pergi ke toilet. Nisa dan Aisyah segera keluar dari ruangan tersebut. Kami langsung duduk manis di kursi masing masing. Ketua Nama masuk ke ruangannya dengan wajah kesal.
Kami melanjutkan pekerjaan sampai jam istirahat.

###

"Hahaha. Mudah juga nipu ketua Nama." Lulu tertawa senang.
"Jadi, kapan kita ke perpus?." Tanya Kiki. Kami saling menatap. Atau lebih tepatnya, mereka menatapku.
"Riri, giliranmu." Kata Fiya.
"Kenapa aku?." Tanyaku.
"Kamu yang memulainya, kamu juga yang harus mengakhirinya." Kata Sia bersemangat. Aku hanya mengangguk lemas. Aku memasukkan ID card itu ke saku, lalu pergi ke perpustakaan. Mereka hanya menunggu di kantor.
Aku masuk ke perpustakaan dan mencari buku Saiko yang dikatakan Kiki kemarin. Ternyata sangat mudah. Aku langsung menemukannya. Aku membawanya ke meja penjaga perpustakaan.
"Maaf, aku mau meminjam buku." Kataku. Penjaga perpustakaan itu melihatku tajam melalui kacamatanya.
"Buku itu tidak bisa dipinjam oleh siapapun. Walaupun Raja langit sekalipun yang meminjamnya." Sahut penjaga perpustakaan. Aku menghela nafas.
"Boleh aku membacanya?." Tanyaku masih berusaha. Wanita tua berkacamata di depanku itu mengangguk. Aku membawanya ke ruang baca dan membukanya. Mencari abjad B, lalu mencari kata bumi.
"Ketemu." Kataku.
"Bumi. Adalah sebuah tempat yang terdiri dari lautan dan daratan. Bumi memiliki permukaan laut yang lebih luas daripada daratan. Air lautan di bumi berwarna biru. Sedangkan daratannya tertutupi oleh benda yang disebut tanah. Laut adalah sebuah tempat yang tertutupi oleh air. Air lautan memiliki rasa asin. Air di lautan bumi berwarna biru karna warna yang dihasilkan makhluk hidup yang disebut alga. Bumi dihuni makhluk hidup yang disebut manusia. Sama seperti Angels, manusia juga bekerja, dan melakukan kegiatan lain. Tapi, manusia tidak memiliki sayap dan kekutan seperti Angels. ......" Penjelasannya panjang sekali. Akhirnya, aku menutup buku itu dan kembali. Mereka semua menungguku di lift.
"Gimana, mana bukunya?." Tanya mereka.
"Bukunya gak bisa di pinjam. Jadi, aku baca di sana." Jawabku. Kami duduk melingkar di meja rapat.
"Jadi, gimana?. Kira kira, bumi itu apa?." Tanya Sia.
"Kita intip aja dari langit. Berdiri di awan juga cukup." Jawabku.
Setelah jam kerja berakhir, kami pergi ke bawah kerajaan. Kami berdiri di awan dan melihat ke bawah.
"Whoa...!!! Keren. Kok ada air warna biru?."
"Iya. Wah, daratnya hijau. Ya kan?."
"Iya. Iya. Pengen ke sana."
"Gila kamu Sia. Gimana caranya?."
Saat kami sedang asik melihat ke bawah...
"Apa yang kalian lihat?." Tanya sebuah suara di belakang kami. Kami menoleh bersamaan.
"Ketua!!!." Karna terkejut, kami yang sedang berdiri langsung terjatuh. Awan yang sudah tidak kuat menahan berat kami langsung hancur. Kami seketika terjatuh ke bawah.
Kami berusaha mengendalikan sayap kami. Tapi sepertinya kebanyakan dari kami gagal.
***
Aisyah terjatuh di panggung konser sebuah boyband.
Nisa terjatuh di depan sebuah bank.
Karin terjatuh di depan butik.
Lulu terjatuh di sebuah padang rumput.
Tasya terjatuh di depan rumah kosong.
Fiya terjatuh di depan toko CD.
Kiki terjatuh di depan toko buku.
Sia terjatuh di depan sebuah gedung sekolah.
Ketua Nama terjatuh di sebuah taman.
Sedangkan aku. Aku mendarat dengan tepat di pinggir jalan.
Saat kami terjatuh, hari sudah cukup sore. Kami semua beruntung tidak ada saksi mata, kecuali Aisyah. Entah apa kabarnya.
Kami sial sekali hari ini. Susah payah mencuri ID card Ketua dan akhirnya tidak terpakai. Lalu, terjatuh ke tempat baru ini. Kami sepertinya akan menjalani kehidupan kami berikutnya di tempat yang disebut "Bumi." Ini.
***

Hai hai..
Sorry lama gak terbit
Silahkan Add ID Line
rein.er_0
Saya akan membuat sebuah group untuk readers novel ini.
Author juga ada koq,,
Let's add my ID guys

Vote please!!
Comment pkease!!
Add please!!

Bye 😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fallen AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang