Jisoo × Junghan
[ Jisoo, dan cubitan sayang dari Junghan-nya. ]
.
.
.
.
."Sudah kubilang film ini membosankan." Jisoo menoleh kesisi kanan, memperhatikan Junghan yang memasang wajah bosan. Jisoo tersenyum lembut, mencubit hidung mancung Junghan setelahnya.
"Mau menggantinya dengan film lain?" Junghan memberikan gelengan pada tawaran kekasihnya, lelaki dengan wajah cantik itu bangkit dari posisi duduknya, membuat Jisoo mengangkat sebelah alisnya heran.
"Mau kemana?" Jisoo memegang pergelangan tangan lelaki yang lainnya.
"Mengecek suhu tubuh Jihoon." Junghan menjawab, Jisoo mengangguk mengerti dan bergerak untuk mematikan laptop berwarna putih miliknya, lalu menyusul Junghan menuju kamar sang leader setelahnya.
Jisoo membuka secara perlahan pintu kamar dimana kekasihnya berada, ia bisa melihat Junghan sedang meletakkan lap kompres pada kening Jihoon—sang produser tertidur lelap. Ia melangkah dengan lembut, mencoba tidak mengganggu bandmatenya yang sedang sakit. Ia berdiri tepat dibelakang Junghan dan menyadari bahwa Seungcheol tidak ada disamping Jihoon.
"Kemana Seungcheol hyung?" Jisoo bertanya dengan nada berbisik. Junghan terkesiap dan mengelus dadanya.
"Ugh, kau mengagetkan ku!" Junghan berbalik, memberikan cubitan manis pada perut Jisoo—dan sang gentleman itu mengaduh cukup keras.
"Jangan berteriak dan Seungcheol sedang ke kamar mandi." Junghan kembali menghadap Jihoon, ia menatap salah satu adik kesayangannya itu. Jisoo mengangguk dan membisikkan kata maaf.
"Kenapa Jihoon nakal sekali, sih?" Junghan membuka suara setelah beberapa menit keheningan menyapa.
"Huh?" Jisoo bertanya, lelaki dengan surai cokelat itu memposisikan dirinya disebelah kanan Junghan, mendudukkan bokongnya pada lantai yang dingin.
"Sudah kubilang menatap layar komputer semalam suntuk itu tidak baik, tetapi tetap saja anak ini melakukannya. Belum lagi pergi ke studio tanpa menggunakan mantel, sudah tahu udara diluar semakin dingin! Kenapa susah sekali diberi ta—"
"Jung." Jisoo memotong omelan Junghan untuk kedua kalinya hari ini, kekasih dari Hong Jisoo itu menoleh, menatap Jisoo yang kini sedang tersenyum genit.
"Kau seperti seorang ibu yang sedang mengkhawatirkan anaknya." Jisoo berucap, membuat Junghan kembali memberinya cubitan sedikit lebih manis pada perutnya.
"Ya! Kenapa mencubitku?!" Jisoo mengerang kesakitan, ugh, Junghan hobi sekali memberinya cubitan sayang akhir-akhir ini.
"Dan kau seperti seorang lelaki genit yang sedang menggoda ibu-ibu." Junghan mendelik, lebih memilih mengganti lap kompres Jihoon daripada meladeni kekasihnya lebih jauh.
Jisoo hanya tertawa pelan, memeluk kekasih cantiknya setelah lap kompres Jihoon terganti. Junghan mengambil salah satu tangan Jisoo dan menggenggamnya erat, yang mana diterima sangat baik oleh lelaki yang lebih muda. Jisoo mengerti bagaimana khawatirnya Junghan.
"Ehm, bukannya ingin mengganggu, tapi aku ingin kembali tidur." Keduanya segera melepaskan pelukan, menatap horor kearah pintu kamar. Dan setelah melihat siapa yang datang, Junghan—dengan cepat, mengambil boneka piglet milik Jihoon dan melemparnya kearah Seungcheol—yang mana ditangkap dengan tepat oleh sang leader.
"Terimakasih sudah menjaga Jihoon." Seungcheol berjalan memasuki kamar, menyimpan satu gelas air mineral di nakas sebelah ranjang.
"Oh, dan aku sudah siapkan semua kasur di ruang tengah, pastikan semua anak-anak tidur sebelum jam sepuluh, aku akan tidur disini malam ini." Seungcheol berucap sembari kembali pada ranjangnya. Junghan memutar bola matanya dan Jisoo tertawa.
" Tentu saja kau akan tidur disini." Junghan menjawab dengan nada mengejek, menarik tangan kekasihnya untuk keluar dari kamar tidur itu.
"Jangan lupa untuk mengganti lap kompresnya, hyung." Jisoo mengingatkan sang leader, Seungcheol mengangguk dan mengangkat satu jempol.
"Bisa kau panggil Chan dan China Line? Kurasa waktu belajar mereka sudah cukup." Junghan berkata sesaat setelah mereka sampai diruang tengah.
"Tentu." Jisoo mengangguk dan mengecup bibir lelaki yang lebih tua. Junghan memukul dada Jisoo setelahnya, berlari secepat kilat menuju pintu utama setelah mengetahui Seokmin dan Soonyoung datang—sebenarnya ia berusaha kabur sebelum Jisoo melihat wajah merahnya.
Jisoo sendiri tidak dapat menahan senyumannya, melihat Junghan yang tsundere adalah salah satu kesukaannya. Lelaki pemain gitar itu berjalan menuju meja belajar dimana Chan dan China Line berada. Memberikan kalimat basa-basi sebelum menyuruh ketiganya untuk segera tidur—yang mana cepat disetujui karena Jisoo sangat baik untuk melanjutkan pekerjaan rumah Chan dan Minghao yang hanya beberapa nomor lagi.
Setelah memastikan ketiganya berjalan menuju ruang tengah, Jisoo segera mengerjakan pekerjaan milik Minghao dan Chan. Hanya dengan beberapa menit, lelaki asal Amerika tersebut sudah selesai dengan tugas adik-adiknya. Ia kembali menuju ruang tengah dan mendapatkan Junghan sedang mematikan lampu. Menghampiri sang kekasih, ia memberikan backhug pada junghan.
"Jisoo-ah." Junghan berucap dan mendapatkan dehaman sebagai balasannya.
"Mingyu dan Wonwoo belum kembali, dan mereka tidak mengangkat telfonku." Junghan menghela nafas, Jisoo melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Junghan—agar bisa menghadap wajahnya.
"Tidak usah dipikirkan, mereka sudah besar." Jisoo menggenggam tangan lelaki yang lebih tua menuju spotmilik mereka, merebahkan tubuhnya dan menepuk-nepuk bantal disebelahnya, mengajak Junghan untuk bergabung.
"Cukup besar bagi seorang Wonwoo yang takut kegelapan?" Junghan bergabung dan kini menatap langit-langit.
"Ia bersama Mingyu, kan?" Jisoo bertanya, Junghan menganggukkan kepalanya.
"Wonwoo akan baik-baik saja. Ayo tidur." Jisoo berusaha meyakinkan Junghan, ia merapatkan tubuhnya pada lelaki yang lebih muda.
"Tetap saja—" Dan ucapannya terputus saat mereka berdua mendengar pintu utama terbuka. Menampakkan Wonwoo dan Mingyu yang masing-masing dari mereka sedang memegang ice cream.
"Uh—hai, hyungs." Wonwoo tersenyum canggung sesaat ia memasuki ruang tengah, menemukan Junghan yang sedang memasang wajah galaknya, dan Jisoo yang menepuk-nepuk pundak kekasihnya—mencoba menenangkan lelaki itu agar tidak memarahi Wonwoo.
"Kusarankan kalian untuk cepat menghabiskan ice cream itu dan pergi tidur sebelum aku memberikan ceramah yang panjang." Junghan berkata dan Wonwoo juga Mingyu segera mengangguk dan berjalan menuju dapur. Jisoo tertawa pelan, ia tahu bagaimana kekasihnya ini sangat memperhatikan member-membernya.
"Jangan marah-marah, nanti cepat tua, lho." Junghan memeluk Jisoo setelah lelaki yang lebih muda mengejeknya, menjatuhkan tubuh mereka berdua keatas kasur, dan Junghan menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Jisoo.
"Walaupun tua kau tetap mencintaiku, kan." Junghan berucap. Jisoo mengangguk dan mengecup puncak kepala kekasihnya.
"Hm, aku tetap mencintaimu sekalipun kau sangat galak pada anak-anak kita."
Dan malam itu, Jisoo mendapatkan satu lagi cubitan sayang dari Junghan-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Little Moment
FanfictionSEVENTEEN and their little moment! [Seungcheol × Jihoon / Jisoo × Junghan / Jun × Minghao / Seokmin × Soonyoung / Mingyu × Wonwoo / Hansol × Seungkwan / everyone × Chan] [ff ini udh pernah aku publish di ffn eheh]