Bawa Aku Pergi Yuuchan! (2)

147 4 0
                                    


Yuko Pov

Kupanaskan si merah roda empat kesayangan Nyan Nyanku. Kubuka kap mobil, memeriksa berbagai bagian mesin didalamnya. Semua harus aman terkendali karena yang kubawa adalah atasan sekaligus kekasihku, apa bedanya, setiap keinginannya menjadi mantra yang ampuh meluluhkan hatiku. Kecuali yang satu ini, bukan aku tak mau, tapi aku masih terjebak dalam labirin kebingunganku. Aku bisa saja membawanya ke Paris atau Bali, tapi aku perlu waktu.

Aku butuh waktu untuk memikirkan semuanya secara detil. Aku tak kan pernah rela menyerahkan Nyan Nyanku pada siapapun, tapi mencurinya dari orang lain.. apakah ini benar? Dan aku pun tak berdaya meminta restu kedua orang tua Nyan. Mereka tentu tak kan mengizinkan putri tunggal dari seorang bangsawan, perdana mentri, menikahi seseorang sepertiku. Aku tak bedaya dengan jalan yang benar, dan aku pun tak bisa membawanya dengan jalan yang salah. Ah! Sebaiknya kupusatkan perhatianku pada selang dan kabel-kabel dibalik kap mobil ini.

End Yuko pov


Brukkkkk!!!!

"Aduh!! Kepalaku terjepit!!" Yuko berteriak kesakitan dan kesal karena tiba-tiba saja kap mobil tertutup. Sesegeranya ia keluarkan kepala dari balik kap mobil, dan ia masih sesumbar kesakitan di bagian leher dan wajahnya yang kepentok mesin mobil yang sudah menghangat. Seketika ia hentikan semua ucapan kotornya saat kedua mata besarnya menangkap sesosok wajah di hadapan kemudi mobil.

"Kojima san?! Apa kau ingin membunuhku??"
Haruna diam menatap tajam lurus ke depan.
"Cepat turun! Kursimu di belakang." Yuko mencoba membuka pintu mobil namun Haruna telah menguncinya. Ia terus mencoba membukanya, hingga habis kesabarannya. Tangan kiri di pinggang, tangan kanan di kening, Yuko benar-benar pusing dibuat Nyan.
"Baiklah, aku akan duduk di sampingmu, sekarang bukakan pintu untukku Kojima san" Yuko memutar meraih pintu kursi depan di sebelah Nyan Nyan namun juga terkunci rapat. Ia kembali ke arah Nyan Nyan.

"Nyan Nyan?!"

Haruna kemudian membukakan pintu kursi belakang. Yuko semakin sangat kesal dengan si kucing montoknya ini. Tapi mau tak mau ia harus duduk di kursi belakang. Belum selesai ia kenakan sabuk pengaman, Haruna sudah menginjak pedal gas dengan sepenuh tenaga. Yuko terpelanting ke sisi lain dalam mobil itu.

"Nyan Nyan!!"

"Ahahahaa....! Bagaimana Yuuchan? Kau menikmati perjalananmu?"
Yuko sibuk berpegangan mencegah dirinya terbanting-banting lagi.
"Apa?? Ini terlalu pelan untukmu? Baiklah Oshima san, aku akan membawamu terbang dengan mobil ini"
"Nyan Nyan kau gila! Hentikan ini Nyan Nyan kita bisa celaka! kau dengar itu?"
"Maaf Yuuchan aku tidak bisa mendengarmu" Sesuatu terjadi dalam sisi jiwa Nyan. Ia nyalakan musik sekeras-keras, berdecak girang bahkan sesekali melihat Yuko yang mulai terkulai lemas.

"Baiklah Nyan Nyan... Aku menyerah.. Aku akan menculikmu.."
"Maaf Yuuchan bisa kau ulangi? Aku tak bisa mendengarmu"
Haruna terus menggoda Yuuchan yang telah nampak bagai zombie di film Korea.
"AKU AKAN MEMBAWAMU PERGI!"

Dan Yuko terlempar ke kursi depan karena Haruna menginjak rem dengan cantiknya di tengah kecepatan tinggi. Yuko terhuyung lemas keluar mobil, ia cari tepian jalan, dan memuntahkan seluruh kepeningannya. Haruna tertawa puas melihat kekasihnya menderita. Setelah itu ia peluk erat Yuko, dan menangis hebat di punggungnya. Ada apa denganmu Haruna?

Dengan tubuh yang masih bergetar gegara NyanNyan yang menyetir dengan menggila, Yuko memeluk Nyan erat pula.
"Akan kutemukan jalannya, aku janji Nyan Nyan.. Aku janji." Haruna mengangguk diantara isak tangisnya.
"Maafkan aku Yuuchan.. Aku hampir membunuhmu" Tapi itu satu-satunya cara Nyan mendapatkan kesepakatan dari Yuko. Haruna menyesal, ia tahu kekasihnya tak bisa duduk di kursi belakang. Seperti alergi, Yuko akan merasa pusing mual dan muntah jika duduk di kursi belakang. Yuko ambil alih stir, dan mengantar Nyan ke tempat tujuan sesuai jadwalnya hari itu.

***


Kegelapan mulai menjemput mentari, tak lama lagi rembulan akan membuai seisi Jepang. Haruna nyenyak dalam kelelahan, ia terkulai di kursi belakang. Yuko melihatnya dari kaca sopir, 'kau mudah sekali tertidur Nyan Nyan' tersenyum bahagia, lalu menatap jalanan bercampur cemas. Ia kembali dihantui oleh apa dan bagaimana cara membawa Haruna dari pernikahan yang tak pernah ia inginkan. Yuko tak bisa terus menyetir dengan pikiran yang tak fokus pada jalanan. Ia menepi, perlahan ia buka pintu dan keluar untuk menatap heningnya air di danau kota.

"Yuuchan..."

Yuko menoleh ke pemilik suara dan "hati-hati Nyan Nyan!" Yuko menyanggah Haruna yang hampir terjatuh karena langkahnya yang sempoyongan "Seperti habis mabuk saja"
Haruna cemberut mendengarnya, untuk kesekiankalinya mereka berpelukan. Sedalam-dalam ia tarik aroma tubuh Nyan Nyan jauh kedalam hidungnya. Haruna menarik tubuhnya, ia merasa malu.

"Aku belum mandi Yuuchan"

Yuko tersenyum dan menggelengkan kepalanya "Nyan Nyanku selalu harum meski tak mandi seminggu aku akan terus menciumi aroma tubuhmu"
"Mesum!"
"Eh? kenapa mesum? apanya yang mesum?"
"Kau! Otakmu selalu mesum!"
"Bagaimana aku tak mesum jika yang kulihat adalah ratu erotis sedunia Nyan Nyan?"
"Apa?! ra..ratu erotis?? Yuuchan!"
Haruna mengejar Yuuchan yang telah lebih dulu berlari karena takut dijitak.

Gelak tawa terserak diantara angin yang bertaburan menggelisik pepohon dan dedaun. Kedua insan pecinta terlentang diatas rumput, dibawah pecahan kristal jagad raya. Haruna beranjak setangah bangun, menatap Yuko lebih dekat, menyeka keringat di kening Yuko kemudian memberikan kecup kecup kecil di seluruh wajah Yuko. Ia dekap wajah Yuko dengan kedua telapak tangannya, perlahan kian mendekat. Seperti ada perekat, kedua pasang bibir itu melekat erat, Yuko menggigit bibir atas Nyan, sementara Nyan terlena dalam nikmatnya bibir bawah Yuko. Surga bagi Yuko adalah saat mereka hanya berdua, Haruna mengenyangkan Yuko dengan seluruh kelembutan pelukan dan juga ciuman bibir cantik Nyan Nyan... lengkap dengan liur Nyan.
"Aku mencintaimu.. gadisku yang sangat cantik dan sangat moody"
"Aku juga mencintaimu gadisku yang sangat galau"
Mereka tertawa.

***


Tiba pula mereka di tujuan terakhir, ya, kediaman keluarga Kojima. Yuko menemui ayah Haruna untuk melaporkan kegiatan putri tunggalnya seharian tadi. Tentu saja kecup-kecup mesra tidak ikut dilaporkan. Yuko turuni tangga menuju ke garasi,menjemput si hitam roda dua kebanggaanya. 'Ah! Aku merindukanmu..istri pertamaku!' Ia peluk dan elus-elus jok motor kesayangannya. Ya, motor itu sudah seperti istri baginya. Ia kenakan jaket kulit dan helm hitam bertuliskan Kojiyuu di sudut belakangnya.

Duduk di jok dan menggenggam stang dengan bangganya, ia lirik spion, nampak seorang gadis disana. Ia kembali turun dan berbalik badan menatap gadis di spion itu. Nampak Haruna berdiri menapakkan tangannya di jendela, begitu tinggi, karena memang kamar Nyan terletak di lantai tiga. Yuko menatapnya dengan senyum bahagia penuh kedamaian selama beberapa detik sampai Haruna melambaikan tangannya dan menarik dirinya dari jendela. Barulah ia akan benar-benar pergi setelah Haruna tak lagi terlihat berdiri di balik jendela kamarnya. Padahal sebenarnya Nyan Nyan berbohong, ia kembali ke jendela setelah mendengar suara knalpot motor Yuko, ia ingin menatap kekasihnya berlalu sampai ia tak terlihat barulah ia benar-benar menjauhi jendela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bawa Aku Pergi Yuuchan! (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang