chapter 1

3 0 0
                                    

Cinta adalah sesuatu yang wajib untuk di perjuangkan,karna untuk mewujudkan cinta yang sebenarnya memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Ya.. pengorbanan untuk mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.. 

Anindya Revanya Admaja~

***
Aahhhkkkk.....!! hari ini benar benar menyebalkan kenapa harus terlambat segala, akibat penyakit insomniaku kambuh semalam dan tadi pagi aku bangun kesiangan, dan berakhirlah aku sekarang di sini ‘toilet’ ya toilet. Pagi ini merupakan hari ke-2 ku MOPD (Masa Orientasi Persrta Didik) dan karena keterlambatanku tadi pagi sekarang ku di hukum oleh OSIS untuk membersihkan toilet cewek sekolahku yang berada di bagian pojok sekolah.

Terdegar kabar bahwa toilet yang sedang ku bersihkan saat ini adalah toilet paling angker di sekolah ini karna letaknya yang memang paling pojok dari posisi sekolahku. Toilet yang menghadap keselatan dan sekaligus menghadap dinding pagar sekolah dan di beakangnya terdapat kelas untuk kelas X dan di samping timurnya merupakan kantin yang menghadap ke utara dengan dinding pembatas untuk pemisah antara kantin dan toilet. Dinding toilet yang bercat putih yang lusuh dan ada beberapa cat yang terkelupas dari didingnya dan terdapat banyak coretan tangan di tambah lampu yang menyala redup karena berdayakan 5watt menambah aksen mengerikan di toilet ini. Tapi kenapa sekolah Elit seperti masih ada toilet yang mengerikan dan terkesan tidak terwat seperti ini. Mataku sibuk melihat dan mengamati seluruh bagian toilet yang memang mengerikan, bukan terkesan lagi, tapi memang toilet ini mengerikan.

‘kenapa aku malah berikiran hal hal seperti itu’ seketika bulukuduk ku pun berdiri karena pikiranku itu ‘akkhh bodo amat, yang penting sekarang aku harus segera menyelesaikan tugas ini dan kembali kekelas untuk meneruskan MOPD.

***
Krriiinngggg....krrriinnngg...kkrriiinngg....

Bunyi benda kecil yang berada di meja kecil samping tempat tidur Reva sukses menbangunkan si empunya dari mimpi indahnya. Dengan malas Reva bergulin kesamping tempat tidur yang dekat dengan benda kecil tersbut lalu tanganya mengapai gapai benda tersebut dan menekan tombol kecil yang berada di atasnya. Dan seketika benda kecil yang bernama jam weker tersebut pun mati.

Reva langsung beranjak dari tidurnya dan menuju kamar mandi untuk bersiap siap karna hari ini merupakan hari pertama sekolah setelah melewati MOPD slama 3 hari, dan di hari pertamanya sekolah tentu saja Reva tidak ingin terlambat untuk sampai di sekolah karna Reva tidak ingin menulangi kesalahan yang sama untuk ke-2 kalinya sama seperti waktu MOPD.

Reva merupakan anak dari seorang pengusaha tekstil terbesar di kotanya, Reva sekolah di sekolah swasta yang cukup terkenal, sekolah yang
berhasil mengalahkan sekolah- sekolah negeri di kotanya. Tentu saja untuk masuk di sekolah tersebut tidak hanya berbekalkan uang tapi juga harus berbekalkan pengetahuan. Dan Reva merupakan siswi yang cukup pintar, ia meraih urutan ke-2 yang mempunyai nilai UN terbesar di SMP nya dulu, dan berhasil mengalahkan saingan beratnya yang berada di urutan ke-3.

Walaupun Reva anak dari seorang pengusaha tapi ia tidak pernah sekalipun mau memamerkan kekayaan keluarganya kepada teman temannya dan ia malah cenderung menyembuyikannya, karna menurutnya akan susah mencari teman/sahabat yang sebenarnya jika ia menunjukan semua kelebihannya, baginya seorang sahabat merupakan orang yang mampu menutupi kekurangan sahabatnya dan tidak mengumbarnya kepada siapapun dan sahabat merupakan ia yang mampu mendukung sahabatnya di kala sahabatnya itu senang maupun susah. Itu adalah prinsip yang selalu di pegang teguh oleh Reva.

setelah selesai bersiap siap terdengar suara Mamahnya memanggil dari latai dasar, lebih tepatnya dari ruang makan “Reva turun sayang,kita sarapan bersama” “iya Mah” sahut Reva setelah memastikan semua yang akan di bawa berada di dalam tasnya dan Reva pun langsung turun.

”sayang hari ini kamu mau berangkat bareng Ayah ngak?” tanya Ayah mengawali perbincangan di tengah- tengah suasana sepi  yang meliputi saat mereka sarapan bersama. “ngx usah Yah, Reva berangkat sendiri ajah kepingin ngrasain berangkat pake kendaraan umum sama temen-temen baru Reva lainnya”sahut Reva menjawab pertanyaan Ayahnya dengan semangat yang langsung membuat ke-2 orang tuanya terdiam karna kawatir dengan jawaban anaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Inside HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang