Bagian 1: Late

350 15 1
                                    

Tahun ajaran baru merupakan lembaran baru juga bagi anak menengah pertama yang sekarang sudah berlanjut menengah atas. Terutama Karin, sekarang sudah menginjak di bangku sekolah menengah atas kelas 10 dan masuk dikelas IPA 2. Merupakan kebahagiaan tersendiri dan pastinya kedua orang tua gadis tersebut masuk di sekolah favorit se-jakarta timur.

SMA Dirgantara memiliki segudang prestasi yang mengharumkan nama sekolahnya itu, peringkat yang diraih selalu masuk 5 besar di tahun berturut-turut. Fasilitas di sekolah tersebut sangat memadai dan bahkan eksterior sekolah itu dari luar terbilang very very Elite.

*

"Mampus gue!" Karin menepuk jidatnya setelah melihat jam menunjukan pukul tujuh pagi. Seharusnya, dia sudah bangun dari jam lima subuh tadi. Itu disebabkan karena Karin tidur terlalu larut malam yang hanya mengerjakan karangan cerita yang rencananya akan diterbitkan. Jam tujuh itu, Karin baru bangun dan langsung bergegas memakai seragam. Mandi? Ga ada waktu lagi deh kayanya. Biarkan bau tak sedap merayapi tubuh gadis itu. Asalkan dapat mengejar waktu agar bisa dapat tempat duduk, karena hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah setelah libur panjang.

Karin menuruni tangga dan langsung masuk ke dalam mobil yang sudah siap mengantarkannya kesekolah.

"Pak Edi, cepetan ya! Kalo bisa pake NOS." Pekik Karin grasak-grusuk menindih kursi mobil yang empuk itu.

"Siap neng!" Ucap Pak Edi semangat, lalu menancap gas.

Pagi hari serasa mencekam, tidak terlalu sih. Tapi kalau lagi kepanikan begini, ya pasti merasakan deg-deg an luar biasa. Secara, Karin baru masuk di sekolah idamannya itu.

Karin yang mempunyai nama panjang Karina Fagia Dearanto sangat menyukai karya seni dan sastra. Dia menyukai tulis menulis sejak kelas satu SD. Oleh karena itu, kalau soal mengarang cerita jangan ditanya lagi. Selain jiwa seni yang tinggi, soal percintaan sudah masternya. Mantan pacar dimana-mana membuat wajah nya itu cukup terkenal. Soal sahabat, pastinya punya. Niola Sargenta dan Aira Kamiya merupakan kedua sahabatnya yang sangat-sangat disayangi Karin.

*

Beruntung, gerbang sekolah masih lebar terbuka. Tetapi tidak ada satu pun anak murid tahun ajaran baru yang terlihat di koridor maupun lapangan sekolah. Karin langsung berlari menuju ke kelasnya, dia masih ingat kelasnya berada di samping aula kosong. Matanya melihat rinci di bagian atas depan kelas untuk memastikan dirinya tidak salah kelas.

Tok. Tok..

"Masuk!"

Deg. Gadis itu mendadak beku ditempat setelah dirinya menjadi pusat perhatian seluruh orang yang berada di ruangan kelas itu. Kedua bola mata Karin sibuk melihat kepenjuru yang lain.

"Kamu kenapa telat?" Tegur guru yang sudah ada di depannya. Berkaca mata, rambut di sanggul, tubuh yang lumayan menggoda para murid lelaki, dan sepertinya banyak kelebihan di guru ini.

"Emm.. bangun kesiangan bu." Jawab Karin dengan jujur. Lebih baik jujur daripada bohong tapi memalukan.

"Yaudah, beruntung kamu punya guru baik seperti saya. Sudah, sekarang duduk sana. Capek tau berdiri disitu terus." Ucap Bu Dahlia -melihat name tag nya- dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Karin berjalan sedikit kedepan sehingga berdiri di depan Bu Dahlia, tepatnya di tengah-tengah. Bingung, karena semua tempat duduk sudah terisi semua. Matanya sibuk mencari kursi yang kosong, dan yap. Keberuntungan berpihak kepadanya, ada sisa satu bangku yang kosong yang disebelahnya terdapat cowok. Karin mendekati kursi tersebut.

Sebelum duduk dan menaruh tas, Karin memperhatikan secara inci cowok yang akan menjadi chairmate nya.

"Gue duduk sini ya! Gaada tempat duduk lagi." Tanpa ada persetujuan dari cowok tersebut, Karin langsung menaruh tasnya kasar di kursi.

CòrtalòveraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang