Part 16

90 9 23
                                    

Author Pov,-

Dentuman suara sepatu berderap  berirama. Menggema di setiap sudut lobby gedung ini.

Seorang wanita berparas tinggi dan cantik, kakinya yang panjang, terekspose sempurna di balut High heel hitamnya. Tubuhnya yang indah di balut gaun putih yang di dominasi blazer dengan warna senada.

"Swan!" Seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengannya tengah berlari mendekati wanita itu.

"Dong-a...." Wanita yang di panggil Swan itupun menjawab panggilan laki-laki itu. Melambai dengan senyum merekah di wajahnya.

"Lo yakin mau kerja?" Tanya Sam Dong yang sudah mengenal akrab Swan selama ini.

"Lo ngeraguin gue? Mentang-mentang Oppa gak pernah ngenalin kata kerja di hidup gue, gitu?" Tanya Swan yang mulai terlihat emosi.

"Emosian banget sih lo... cepet tua baru tau rasa!" Oceh Sam Dong kesal melihat perubahan emosi temannya itu.

"Gak jadi marah deh kalok gitu" jawab Swan, tersenyum sok tak berdosa menampilkan deretan gigi putihnya. Sedangkan Sam Dong hanya mendengus mendengar jawaban temannya itu.

"Lo tunggu disini, gue panggilin Manager Ax dulu. Dan inget, jangan malu-maluin gue. Yang sopan, yang rajin." Sam Dong menunjuk-nunjukkan jarinya ke arah Swan.

Sebenarnya terbesit perasaan ragu yang teramat ragu mempekerjakan gadis kesayangan Woo Bin ini. Tapi ia mencoba berpikir ' Ah ya, mungkin ini cara Tuhan untuk mengubah gaya hidupnya. Swan sebenarnya tidak terlalu manja, hanya Woo Bin saja yang terlalu memanjakannya.'

Pada saat tertentu Sam Dong akan berubah menjadi sosok yang tegas. Tapi dalam kesehariannya, pria itu lebih terlihat konyol. Meskipun begitu semua merasa nyaman saat di dekatnya, pembawaannya yang hangat selalu bisa membuat orang lain nyaman di dekatnya.
Sifat dewasa dan kekanakan selalu di tempatkan pada saat dan tempat yang tepat olehnya.

"Hyung...!" Sam Dong berteriak, tersenyum dan melambai saat pria yang tidak terlalu jauh darinya itu menoleh ke arahnya.

"Dong-a, ada apa?" Tanya pria itu sambil berlari kecil ke arah Sam Dong.

"Aku membawa pengurus Ax, Hyung bisa memeriksanya!" Biyan tersenyum pada pria di depannya. Memegang bahunya lalu menepuknya kecil.

"Gumapta Dong-aya, ayo kita pergi sekarang!" Mereka tersenyum bersama, dan hendak melangkah meninggalkan ruang pemotretan Arga.

"Biyan....." mendengar namanya di panggil Biyan seketika menoleh ke arahnya. Tampak seorang laki-laki dengan paras tinggi dan tegap. Dengan baju yang super wah sedang menghampirinya.

"Ada apa Ga?" Tanya Biyan pada Arga.

"Kalian mau kemana?" Tanyanya.

"Mau menemui calon pengurusmu yang baru." Jawab Biyan cuek. Tanpa memperdulikan Arga lagi, Biyan menarik tangan Sam Dong untuk melanjutkan tujuannya tadi.

"Biyan tunggu!" Langkah mereka terhenti. Ada sedikit rasa kesal di hati Biyan, saat Arga memenggil namanya lagi dan lagi.

"Apa lagi sih Ga? Aku sibuk, jadwalmu penuh. Jadi jangan ganggu, aku buru-buru" ucap Biyan menegaskan. Baru saja Biyan hendak melanjutkan langkahnya, tapi terhenti saat mendengar perintah Arga.

"Tetap disini! Aku yang akan mengurus masalah orang baru itu. Dia calon pengurusku, jadi aku sendiri yang akan melihatnya cocok denganku atau tidak!" Setelah mengatakan itu Arga berjalan melewati Biyan dan Sam Dong.

Melihat itu dengan cepat Sam Dong mengikuti langkah Arga. Berjalan di sampingnya sambil menunjukkan arah.

Arga Pov,-

Biyan bilang dia akan menemui pengurusku. Sebenernya aku sama sekali gak perduli seperti apa dan bagaimana dia.

Alih-alih ingin memeriksa sendiri. Huft, itu hanya alibiku saja agar bisa keluar dari kilat-kilat kamera yang membosankan.

Aku bosan, aku jenuh, aku capek, aku malas, pokoknya semua jenis kata melelahkan itu menumpuk padaku saat ini. Tapi sayangnya aku hanya bisa mendengus kesal, tanpa ada kata istirahat.

Sam Dong berhenti tepat di pintu taman buatan di tempat kerjaku ini. Ku lihat punggung seorang gadis yang sedang duduk di salah satu kursi santai di taman itu. Rambutnya indah, panjang dan berwarna hitam pekat.

"Swan....." Deg !! Ah... jantungku.. nama itu... apa mungkin...?... tidak Arga, nama Swan bukan hanya ada satu di dunia.

Gadis bernama Swan itu menoleh ke belakang, ke arah tempatku berdiri.

Yang pertama kali ku lihat darinya adalah..
Senyum, ya.. sebuah senyum yang indah.

Senyum yang mampu membuat jantungku lupa berdetak untuk sesaat. Membuat paru-paruku lupa cara memompa oksigen untukku. Bahkan otakku tidak bekerja untuk beberapa detik.

"Dong-a..." gadis itu berlari ke arahku dan Sam Dong.

"Swan, ini Ax. Cepat beri salam." Apa mungkin hanya perasaanku? Matanya sempat melebar saat melihatku, senyumnya juga menghilang untuk sesaat. Lalu sedetik kemudian, dia menghadirkan senyum itu lagi. Senyum yang sedikit berbeda dari tadi.

"Annyeonghaseyo? Park Swan irago hamnida." 'Selamat siang, saya Park Swan'

"Oh, Annyeonghasimnika? Ban-gabsemnida." 'Selamat siang, senang berkenalan denganmu'

Namanya Park Swan. Hanya nama belakangnya aja yang sama dengan Swanku.

Apa kalian berpikir aku bodoh?.
Kalau iyapun aku gak perduli, kalau aku tidak dengannya, maka aku tidak akan pernah menjalin hubungan dengan siapapun.

Swan Aleya, aku masih selalu mengaharapkan keajaiban akan datang di hidupku suatu saat nanti. Dimana kamu akan datang dengan senyummu seperti dulu. Melambai dan berkata 'Hai, aku merindukanmu' .

Karena..
Aku percaya hatiku hanya terbuka sekali, dengan satu gadis. Seumur hidupku hanya dia, dan selamanya tetap dia.

Aku...
Jantuh cinta sekali...
Dan itu dengan dia, aku percaya dia juga masih mencintaiku di suatu tempat.
Aku ..
Tidak akan pernah mencintai siapapun selain dia..

Tapi, jika suatu saat rasa sepi mengikis akal sehatku.
Menyisihkan namamu dari pikiranku.
Menepikan kenangan kita dari dalam hatiku.
Saat itu juga aku akan pergi, meninggalkan semua dan mulai mencarimu bagaimanapun caranya.
Sebelum kamu benar-benar hilang dari dalam diriku, aku harus menemukanmu, bukan menunggumu seperti sekarang.

"Panggil aku 'Boss', Swan si' " titahku, dan di jawab dengan anggukan mantap darinya.

"Oh iya Ga, kamu bisa santai bicara dengan dia. Dia bisa Bahasa Indonesia kok." Kejutan lagi. Namanya Swan, dan sekarang dia juga bisa bahasaku? Apa benar ini hanya sebuah kebetulan?.

Dia sangat mengusikku. Aku benci dia mempunyai nama yang sama dengan Swan. Dan sekarang aku makin benci, menerima kenyataan bahwa dia bisa bahasaku. Kalau saja Biyan tidak mendesakku untuk cepat-cepat menemukan pengurus, mungkin aku lebih memilih mencari yang lain.

Sudahlah...
Aku tidak perlu memperdulikannya. Dia bahkan tidak pantas ku bandingkan dengan Swanku.

Wahahahaha cadel gak sih bahasaku?...
Huhuhu gak pernah bikin koreaan, jadi gini deh.
Mohon di maklumi ya? Kejanggalan, dan kejelekan karena kurangnya pengalaman. Semoga kalian menikmatinya ya...???
See You di Next Chap ya...???
Jangan lupa VOMENT..
Luph readers....

Jember, 11 Oktober 2016

Take Cover Me 🌸 Complite 🌸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang