baru gabung nih, dan ini kisah pertama ku di sini,,,
tolong vote and komentar nya ya,,, selamat membaca...
zhie chaniago,, :)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perjalanan hidupku sungguh tak ku mengerti, begitu banyak goresan rintangan di dalamnya tak henti-henti berputar menghantuiku. Sering kaliku merasakan putus asa dalam hidupku, melihat tak ada lagi penyokong yang memberikanku semangat, sungguh derita.
“Feyra, bengong aja” sapa Gina kepadaku.
“Eh, gak ada kok aku bengong, Cuma melamun aja”
“Ye, itu mah sama aja”
“Mana sama, bengong itu b-e-n-g-o-n-g kalau melamun itu m-e-l-a-m-u-n. beda kan?” ujarku sembari tersenyum.
“Aduh Feyra maksud aku itu sama artinya, itu anak sd juga tahu” Gina hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapanku.
“Hahaaha, tapi emang bedakan?”
“Udah ah, pusing aku kalau ngomongin itu sama kamu, ujung-ujungnya aku sendiri yang gila, eh ngomong-ngomong nih mau ngelanjutin dimana kuliah kamu Fey?”
“Hm, insya Allah UNPAD Bandung Gin, kamu?”
“Aku gak tahu, masih bingung nih. Mungkin aku masih di sekitar sumatera kok, jauh banget kamu ke Bandung, emangnya boleh dengan ortu kamu Fey?”
Mendengar pertanyaan Gina aku sontak terdiam, aku tak tahu akan menjawab apa sementara aku tak pernah menanyakan itu, walau ibu memang pernah menyuruhku kesana meski itu dulu sekali saat aku masih dijenjang SMP.
“Mudah-mudahan aja boleh” jawabku asal.
Ku berdiri dan langsung melangkahkan kakiku keluar dari kelas meninggalkan Gina, aku ingin menghirup udara segar. Sepertinya otakku benar-benar telah banyak polusi masalah sehingga berpikir pun aku tak bisa untuk saat ini, otakku tanpa di suruh selalu mengingat masalah-masalah yang ada di benakku andai di dunia ini ada bengkel yang mencuci otak dari masalah mungkin akulah orang pertama yang mengantri masuk ke dalamnya.
“Kamu gak apa-apa Fey? Wajah kamu pucat sayang” tiba-tiba Andre telah berada di sisiku.
Dengan tersenyum simpul aku menggelengkan kepalaku, aku lega di saat seperti ini Andre kekasihku selalu ada untukku, aku bersyukur memilikinya tapi tidak dengan orang tuaku.
“Beneran gak apa-apa?”
“Iya sayang, aku gak apa-apa kok. Belajar apa kamu yank?”
“Fisika yank, kamu?” tanya Andre.
“Hm, apa ya. Lupa yank, hehehe”
“Aduh sayang kok lupa sih, dasar kamu ini yank bikin gemes aja” Andre mencubit pipiku yang agak tembem.
“Ih, sakit tahu dicubit” rengekku.
Aku merasa nyaman bila di sisinya, aku selalu mengeluarkan sifat kekanak-kanakkanku mungkin itu karena ia terlalu memanjakanku dan memberikan semua perhatian serta kasih sayangnya kepadaku, sungguh aku bahagia saat dengannya dan tak ingin waktu bersamanya cepat berlalu begitu saja.
