WISH

2.7K 289 20
                                    

Awalnya Sasuke hanya ingin membuat kejutan untuk si pirang idiot, Naruto, kekasihnya yang sedang ulang tahun hari ini. Pagi - pagi sekali, Sasuke sudah sibuk di dapur untuk membuat kue ulang tahun. Bukan Sasuke sebenarnya yang membuat tapi Mikoto, ibunya. Sasuke hanya membantu dengan mengambilkan bahan - bahan yang dibutuhkan ibunya. Butuh waktu hampir dua jam untuk menyelesaikan sebuah fruit cake dengan topping buah jeruk di atasnya. Saking tidak sabarnya, Sasuke bahkan sampai membungkuk mengamati adonan kue yang sedang dipanggang dalam oven. Memperhatikan saat adonan itu mengembang dan mulai berubah warna dengan begitu serius. Padahal ini bukan ujian, tanpa harus dipelototi seperti itupun, itu adonan pasti matang, Mikoto bahkan sampai geleng kepala melihat tingkah putra bungsunya yang mendadak aneh, hanya demi pemuda pirang yang sudah hampir setahun jadi kekasihnya. Keduanya dulu satu sekolah, tapi saat kuliah, mereka memilih universitas yang berbeda. Tidak masalah, toh keduanya masih tetap bisa bertemu saat tidak terlalu sibuk dengan tugas.

Sasuke berencana untuk memberikan kue itu malam harinya sebagai kejutan, karenanya, selesai kuliah dia langsung pulang, bersiap - siap dan tidak lupa, mengambil kue yang dibuatnya tadi pagi dari dalam kulkas. Memasukannya ke dalam kotak dan membungkusnya rapi. Saat jam sudah menunjuk angka tujuh, dengan yakin Sasuke memgeluarkan motor matic-nya dari garasi. Sasuke memutuskan untuk menelpon dulu kekasihnya, mengabarkan kalau dia akan datang, tapi saat dihubungi si pirang itu tidak juga menjawab panggilannya.

Sasuke berdecak kesal sambil memeloti benda pipih di tangannya seolah - olah di depannya sekarang adalah Naruto.

"Kebiasaan'' gumamnya kesal.

Tidak ingin membuang waktu, Sasuke memutuskan untuk berangkat saja. Setelah memastikan bawaannya aman, dengan hati - hati Sasuke menjalankan motornya.

Flat yang disewa Naruto cukup jauh, perlu waktu hampir setengah jam untuk sampai disana. Dengan santai Sasuke mengendarai motornya menikmati jalanan yang lumayan ramai.

Drrrttt... drrrtt..

Getaran ponsel di saku celananya membuat Sasuke terpaksa harus menepi untuk menjawab telpon yang masuk. Di bawah pohon maple yang daunnya sudah rontok dan berubah menjadi merah, Sasuke berhenti. Merogoh ponsel dari dalam sakunya dan melihat identitas si penelpon.

"Ya, Shika. Ada apa?'' Tanya pemuda berambut raven itu dengan nada malas. Tidak biasanya Shikamaru menelponnya seperti ini.

"APA?" Nada panik juga marah terasa saat Sasuke berteriak pada seseorang di seberang telpon sana.

"Ok. Aku kesana sekarang''.

Dengan panik dan tergesa - gesa Sasuke kembali menyalakan mesin motornya, memacu kendaraan itu lebih cepat dari sebelumnya.

"Dasar Naruto idiot. Apa - apaan itu!'' Makinya di tengah perjalanannya.

Sasuke harus menarik napas berulang kali. Mencoba sedikit bersabar dan meredam emosinya setenang mungkin. Tapi, bagaimana bisa. Di tengah kekacauan seperti ini. Oke. Sekarang Sasuke tengah berdiri di pinggir lapangan. Ups, bukan lapangan sebenarnya, hanya tanah kosong yang cukup luas dan sering digunakan oleh anak - anak muda yang kurang kreatifitas tapi kelebihan energi, seperti kekasih idiotnya.

Mata hitamnya mencari sosok dengan rambut pirang paling mencolok di tengah kekacauan di depannya. Kekacauan yang parah. Sasuke melihat di tengah lapangan itu ada sekitar sepuluh orang, beberapa Sasuke kenali sebagai teman satu geng kekasihnya, sisanya adalah sekelompok berandal yang memang sudah sering berbuat onar. Mereka sedang berkelahi. Ya, berkalahi. Adu pukul nama lainnya. Sekedar informasi, Naruto dulu termasuk dalam kategori berandal juga saat masih sekolah. Pemuda pirang itu bahkan seringkali datang ke sekolah dengan wajah lebam, meski begitu Naruto bukanlah pemuda yang suka mencari masalah. Dia berkelahi hanya saat keadaan mendesak saja.

WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang