Insting pertamaku saat melihat sesuatu yang imut adalah memegangnya. Kalau sesuatu yang imut itu adalah makhluk hidup, setelah memegangnya, aku akan mulai dengan meremas daerah yang biasa disebut pipi. Setelah itu, aku akan mulai menciuminya. Dahi, hidup, pipi. Lalu... bibir. Kemudian kututup dengan pelukan yang sangat erat. Ulangi lagi langkah itu dari awal kalau sesuatu itu masih terus tampak imut sampai perasaan gemasku meluap-luap tak terkendali.
Dan tepat seperti itulah yang baru saja kulakukan pada Hinata Shoyo, si pendek berambut berantakan dari kelas sebelah. Sebelum itu terjadi, kami sedang berjalan berdampingan ke arah gedung olahraga. Sambil berjalan, Shoyo bercerita panjang lebar tentang betapa menyenangkannya voli (sesuatu yang sudah kudengar ratusan kali sepanjang hari. Kalikan itu dengan jumlah hari sejak aku mengenalnya awal musim semi lalu) dengan mata berbinar-binar. Sesekali dia akan melompat kecil sambil mengayunkan tangan seperti sedang memukul bola imajiner. Nada suaranya penuh semangat, bagai celoteh anak-anak SD yang kelewat senang saat pertama kali ikut tur keliling museum.
"Terus, terus, waktu bolanya kena tangan, gyuuung! Tapi libero tim lawan langsung, duaakk! Terus wooosh ke Kak Daichi. Zraaak! Buugh! Aku nggak sempat lihat, pokoknya aku lari ke tempat kosong. Terus si Kageyama..."
Bahasanya benar-benar berantakan. Aku hanya mengangguk-angguk dan sesekali menimpali, saking terbiasanya mendengar cerita Shoyo tentang voli. Tapi melihat gestur dan menikmati nada suaranya saat berbicara dengan berapi-api begitu tak pernah terasa membosankan. Dan ketika sorot mata Shoyo yang bersinar oleh rasa cinta yang meluap-luap terhadap voli itu berpapasan dengan arah pandanganku, kontrol diriku langsung terbang entah ke mana.
Tahu-tahu saja tanganku sudah menangkup kedua pipinya. Shoyo lebih pendek kira-kira 5-7 senti dariku, jadi dia harus mendongak ketika aku meraih pipinya. Ditambah tampang kagetnya, tingkat imutnya jadi bertambah berkali-kali lipat.
"Eh...?"
Sumpah, kalaupun perasaan yang bergolak di dalam diriku saat melihat Shoyo yang sekarang ini disebut gemas, kurasa itu masih tak cukup. Aku ingin menarik pipinya kuat-kuat, menciuminya, pokoknya apa pun sampai dia berhenti terlihat begitu imut. Tapi... Shoyo berhenti terlihat imut? Kurasa itu mustahil. Dan itu berarti aku tak akan bisa berhenti memperlakukannya seperti ini.
Kontrol dan kesadaranku baru kembali saat aku menyentuh bibirnya. Aku sering melakukan ini pada boneka dan binatang (terutama kucing). Saat aku mencium boneka atau binatang, reaksi yang kudapat biasanya antara dua: tidak ada, atau kena cakar. Jadi ketika aku mendapat reaksi selain itu, aku baru sadar bahwa tindakanku ini bisa berakibat... tidak baik.
Bibir Shoyo gemetar. Saat aku menarik diriku, mata Shoyo melebar menatapku. Matanya tak lagi bersinar-sinar. Sorot mata itu menjadi kosong. Tubuhnya kaku.
"Shoyo...?" tanyaku. Ada keraguan yang ikut merayap keluar bersama dengan suaraku. Lorong tempat kami berdiri sudah sepi. Nyaris tak ada bunyi kecuali sayup-sayup suara orang yang mengobrol di kejauhan dan suara bola yang membentur lantai gedung olahraga. Sisa-sisa udara musim panas berdesir, berpadu dengan angin musim gugur yang sebentar lagi akan datang. Gara-gara ciuman yang tak kupikirkan baik-baik itu, aroma Shoyo seakan memenuhi hidungku.
Aku berdiri dan memperhatikan ketika wajah Shoyo perlahan-lahan berubah menjadi merah. Pipinya yang tadinya sudah lumayan pink karena kucubiti, kini warnanya menjadi semakin merah. Telinganya bahkan ikut memerah.
"A...! A...! Aku...!" kata Shoyo tergagap. Pandangannya tidak fokus. Lalu, dia pun berteriak sambil berlari. "Gaaah...!"
Shoyo berlari ke arah yang berlawanan dengan gedung olahraga. Aku menatapnya lekat-lekat saat dia berputar balik dan berlari melewatiku untuk menuju gedung olahraga. Shoyo menghindari tatapanku. Dia berlari dengan mata terpejam saat melewatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS -Haikyu!! One-shot Collection-
FanfictionTiap ciuman memiliki kisahnya sendiri. Yang mana kisahmu? DONE: - Shoyo Hinata Pt. 1 & Pt. 2 - Toru Oikawa - Hajime Iwaizume - Tetsuro Kuroo Pt. 1 - Kei Tsukishima - Kotaro Bokuto - Tetsuro Kuroo Pt. 2 (END) - To...