Chapter 1: Nightmare

111 4 2
                                    

"Cepatlah Roy, kita harus lari keperbatasan agar selamat!"
Wanita itu berteriak kepada anaknya sambil membawa lari anaknya. Dibelakang mereka kerumunan warga yang marah mengejar mereka. Wanita itu terus berlari bersama anaknya dengan nafas terengah-engah tanpa mempedulikan luka yang ada di sekujur tubuhnya.

Roy, begitulah panggilan yang diberikannya kepada anaknya, terlihat kebingungan dengan situasi yang mereka hadapi. Dia terus mengikuti ibunya berlari keperbatasan desa agar selamat dari para warga yang marah.

Jarak mereka dengan kerumunan warga itu tampaknya semakin menjauh. Mereka hamper tiba dengan perbatasan desa. Wajah wanita itu tampak bahagia bagaikan baru saja menemukan harta karun. Dia mulai meningkatkan lajunya sambil terus menarik anaknya.

Darah mulai mengalir dari dada wanita tersebut. Entah dari mana sebuah benda menusuk tepat di jantungnya. Wanita tersebut terjatuh sambil mengeluarkan darah dari mulutnya. Roy anaknya tampak menangis di sampingnya. Tangan wanita tersebut segera bergerak mengelur kepala Roy.

"Roy, pergilah, larilah, selamatkan dirimu. Bertahan hiduplah" dengan sisa tenanganya wanita tersebut memberikan pesan terakhirnya kepada anaknya. Tubuh pucat wanita itu mulai menjadi abu, menandakan bahwa dia telah mati.

Roy tersadar dari mimpi buruknya itu, atau lebih tepatnya disebut kenangan buruknya itu. Dia melihat ke sekelilingnya dan menyadari kalau dia semalam tidur disebuah kandang kuda milik warga setempat.

Berfikir warga akan mengira dia seorang pencuri kuda di sana, dia segera bersiap pergi dari tempat itu.

GOD GAMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang