8. Sebuah Perubahan Kecil

644 61 39
                                    

( THE BOSS SERIES #3 )

MATURE FOR LANGUAGE CONTENT

DON'T BASH, DON'T COPY AND LEAVE YOUR COMMENT. ITS MUST.


" Maafkan aku, ada ataupun tanpa aku kau harus tetap makan sayangku " Sulli hampir saja tersedak oleh ludahnya sendiri. Ia melepaskan pelukannya, dilihatnya Minho yang kini tengah menatapnya lembut. Berbeda sekali dengan Minho yang tadi duduk disamping ranjangnya saat mereka ada dirumah sakit.


" Kau ini bicara apa sih? " Sebenarnya ia salah tingkah tapi ia berusaha menutupinya dan menyuruh Minho untuk duduk disofa sementara dirinya membuatnya minuman. Kepalanya sebenarnya masih pusing, tapi entah kenapa setelah pelukan dari kekasihnya tadi ia seakan sudah tak mengingat dengan sakitnya. Rasa kesal yang membuncah dan keinginan untuk memutuskannya tadi entah kemana lenyapnya.

Ia keluar dari dapur dengan dua gelas ditangannya, dirinya memutuskan untuk minum segelas air putih sedangkan untuk Minho ia memberikan segelas kopi dengan asap yang masih mengepul panas. Meletakknya didepan meja yang berada didepan kekasihnya sedangkan dirinya duduk disampingnya.

" Terima kasih, padahal saya belum memintanya " Sahutnya sambil menyesap kopi yang masih mengepul asapnya itu. Sulli meraih gelasnya dan meminumnya sedikit.

" Sudah tugas tuan rumah Pak " Minho mengerutkan keningnya tak suka sambil menatap kekasihnya. Sulli lupa atau bagaimana ? mereka kan sedang tidak dikantor kenapa memanggil Pak?, ia membuka mulutnya hendak bertanya.

" Emm, kalau perlu saya ingatkan kita sedang diapartemen kamu Sulli " Katanya. Tapi Sulli hanya diam, bukankah ia harus menghargai keputusan Minho untuk menjaga hubungannya didepan Karyawan jadi terkadang ia lupa mana yang sebenarnya harus ia lakukan.

" Mas, aku hampir lupa mungkin ini efek seharian dikantor? Sebenarnya ada apa sehingga kamu datang jauh-jauh kesini, apa ada pekerjaan mendadak? " Tanyanya. Minho beringsut mendekati Sulli, memeluk pinggangnya dan menatapnya lembut.

" Apa salah kalau saya mengunjungi kekasih sendiri " Sahutnya. Tapi aneh, batin Sulli. Tapi dalam hati ia begitu senang kalau Minho memang mengunjunginya terlebih dengan panggilan sayang yang tadi diucapkannya. Ia benar-benar tak salah dengar kan.

" Eh, tidak sih. Tapi aneh saja, apalagi dengan sebuket bunga " Katanya. Minho tertawa kecil, memang agak aneh. Setidaknya itulah yang ia bisa lakukan setelah bertanya pada Zhoumi dipesan tadi.

" Kamu tidak suka kalau saya perhatian? " Tanyanya. Sulli salah tingkah, dan memerah. Walaupun masih kaku setidaknya Minho melakukan hal-hal kecil yang begitu manis.

" Eh-eh tidak Mas, aku suka kok. Terima kasih banyak yah, aku sayang sama Mas " Sulli refleks memeluknya, tapi ia mengunci mulutnya rapat-rapat dengan ucapannya barusan, ia tak menyangka kalau ucapan itu akan keluar dengan mudah dari mulutnya yang tak bisa dijaga. Dan Minho menegang? Benarkah Sulli menyayanginya, benarkah Sulli benar-benar menerimanya sebagai kekasihnya padahal ada Chang Wook yang punya segudang perhatian untuknya. Wajahnya memerah dan ia masih betah bersandar didada bidang milik kekasihnya.


" Kamu bilang apa barusan ? " Sulli jadi kikuk. ia makin dalam menanamkan wajahnya didada bidang yang menjadi Best Placenya.

" Mas pasti dengarkan, jadi aku tidak perlu mengulanginya " Daripada ia lebih malu, lebih baik ia tak mengulangnya kan, dan ia sudah tahu pasti Minho mendengarnya, karena ia mendengarkan detak jantungnya yang berdebar begitu keras seakan menusuk telinganya yang kini tengah berada didadanya. Ia jadi malu sendiri.

Choi Minho, Assistant! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang