Ada orang hendak menjawab pertanyaan itu namun perhatian mereka segera tertarik oleh munculnya tiga orang pendeta yang sedang berjalan mendekat dengan langkah cepat. Kemunculan dari ke tiga orang pendeta itu kontan saja membuat pikiran semua orang bertambah kalut.
Rupanya mereka adalah Ci long siansu, ketua Siau lim pay yang datang bersama sama Ci kay taysu dan Ci liong taysu.
Aneh, mengapa si penyelenggara pertemuan tersebut baru datang pada saat para undangan telah datang. Bukankah mereka yang menyelenggarakan pertemuan ini? Mengapa mereka tidak datang lebih dulu untuk membuat persiapan disana?
Berbagai pertanyaan ini segera memancing perhatian semua orang untuk dialihkan ke wajah ke tiga orang pendeta dari Siau lim pay. Tatkala ketua Siau lim pay, Ci long siansu menyaksikan berpuluh-puluh pasang mata ditujukan bersama ke arahnya, dengan perasaan menyesal ia lantas berseru :
"Omitohud! Pinceng bertiga datang kemari dengan menuruti petunjuk dari Keng hian totiang, sebab dalam surat undangan dikatakan aku harus sampai pada permulaan kentongan ke tiga."Setelah mendongakkan kepalanya memandang posisi rembulan, ia berkata lebih jauh :
"Untung saja kedatanganku tidak sampai melewati saat yang telah ditentukan!"Dengan ucapan tersebut bukan saja dia telah menyatakan kalau kedatangannya juga karena diundang, bahkan waktu tiba untuknya telah diatur orang lebih dulu. Kejadian ini segera menimbulkan perasaan bingung dan tidak habis mengerti dari semua orang.
Orang pertama yang merasakan ketidak beresan didalam pertemuan kali ini adalah ketua Bu tong pay, Keng hian totiang, dengan ucapan bernada kaget ia berseru :
"Bila didengar dari perkataan siansu tampaknya kau pun merupakan orang yang telah mengundang kedatanganmu itu?"Mendengar pertanyaan dari Keng hian totiang mengandung nada yang tak beres. Ketua Siau lim pay Ci long siansu menjadi tertegun, kemudian serunya :
"Lhoo.... jadi bukan totiang yang mengundang kedatangan kami? Waaahh...., aneh kalau begitu?"Dengan wajah serius Keng hian totiang segera berkata lagi :
"Sewaktu berada di gedung Bu lim tit it keh tempo hari, pinto dan siansu memang pernah berunding untuk menyelenggarakan suatu pertemuan puncak para jago, sungguh tak nyana sebelum perundingan kita menjadi matang, ternyata ada orang yang telah memanfaatkan kesempatan yang mudah menimbulkan kesalahan paham ini untuk mengundang kita kemari, jangan jangan Hian im Tee kun yang sengaja untuk menyusun rencana busuk ini untuk menjebak kita? Hanya herannya ..... bagaimana mungkin jalan pikiran kita ini bisa diketahui oleh Hian im Tee kun? Kejadian ini sungguh aneh dan membuat orang tidak habis mengerti."Sementara pembicaraan berlangsung, sorot matanya segera dialihkan dari wajah ketua Kay pang si pengemis sakti bermata harimau Cu Goan po ke atas wajah Pit tee jiu Wong Tin pak dan Ngo liau sianseng Lim Biau lim dari Thian liong pay, sebelum akhirnya berbalik kembali ke wajah ketua Siau lim pay, Ci long siansu.
Orang orang yang kena dipandang oleh sorot matanya itu segera merasa kalau dirinya sedang dicurigai, apa mau dibilang mereka pun tak bisa memberikan bantahan sehingga sikapnya menjadi tersipu sipu.Keng hian totiang dari Bu tong pay segera menarik kembali sorot matanya, kemudian setelah tertawa getir berkata lagi :
"Pinto suheng te bertiga pun tak bisa terlepas dari kecurigaan ini.... !"Cang ciong sin kian Sangkoan Yong segera tertawa nyaring, katanya dengan cepat :
"Menurut pendapatku, sekarang bukan waktunya untuk menyelidiki tentang persoalan itu, tentang bagaimana mungkin peristiwa yang sedang berlangsung sekarang bisa terjadi, lebih baik kita rundingkan dikemudian hari saja, entah bagaimanakah menurut pendapat totiang dan siancu?""Perkataan dari Sangkoan tayhiap memang benar" sahut ketua Siau lim pay Ci long siansu cepat, "kita..."
Belum habis dia berkata, mendadak dari balik hutan sana terdengar seseorang tertawa merdu, kemudian berkata :
"Kalian semua memandang persoalan ini terlalu serius, padahal maksud Tee kun mengundang kehadiran kalian disini pun tidak mempunyai maksud jelek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Sakti - Gu Long
Художественная прозаKeng thian giok cu Thi keng serta putra kesayangannya Giok bin Coan cu (Coan cu berwajah kemala) Thi Tiong giok dari Dunia Persilatan secara beruntun lenyap dari keramaian dunia persilatan, bahkan tersiar pula berita tentang kematian mereka. Menyusu...