Dalam anggapan orang orang Ban seng kiong, tenaga dalam yang dimiliki kawanan jago persilatan itu sudah punah dan tidak berdaya lagi untuk melawan, untuk menghindari umpatan serta caci maki mereka, maka kawanan iblis itu bersama sama mundur dari gua dan hanya berjaga di mulut gua saja. Dengan demikian mereka sama sekali tidak mau tahu terhadap kejadian yang berlangsung dalam gua tersebut.
Sepanjang jalan, Thi Eng khi sama sekali tidak memberitahukan kepada Ciu Tin tin ataupun So Bwe leng dan Bu Nay nay kalau ilmu silatnya sudah pulih kembali. Tak heran kalau mereka merawat dan melayani kebutuhan Thi Eng khi dengan hangat dan penuh kasih sayang, justru karena itu pula kawanan iblis dari Ban seng kiong semakin percaya kalau Thi Eng khi benar benar sudah kehilangan kepandaian silatnya. Itulah sebabnya mereka mengurungnya bersama sama kawanan jago persilatan lainnya, dengan demikian banyak membantu Thi Eng khi sehingga bisa bertindak lebih leluasa.
Setelah kawanan gembong iblis dari Ban seng kiong mengundurkan diri, Pit tee jiu Wong Tin pak dan Ngo liu sianseng Lim Biau lim dari Thian liong pay, mereka datang mendekati terali besi dan menjumpai ciangbunjinnya. Thi Eng khi tidak leluasa untuk mengucapkan sesuatu terhadap mereka, maka setelah berbincang bincang sebentar, dengan alasan lelah karena menempuh perjalanan jauh, dia menitahkan kepada mereka agar mengundurkan diri.
Dengan kejadian ini maka ketua Siau lim pay Ci long siansu dan ketua Bu tong pay Keng hian totiang yang sebenarnya ingin datang menghibur, menjadi mengurungkan niatnya, mereka hanya menyapa dari kejauhan sebagai adat kesopanan saja.
Dengan disekapnya Thi Eng khi bersama para jago lainnya, tanpa diberi penjelasan lagi semua kesalah pahaman orang terhadap dirinya hilang lenyap dangan sendirinya. Dalam gua tiada penerangan maka setelah larut malam, suasana ditempat itu menjadi gelap gulita. Sebagaimana diketahui, jalan darah dari kawanan jago persilatan itu sudah tertotok, dengan demikian kepandaian mereka untuk melihat dalam kegelapan pun tak dapat digunakan, tak heran kalau mereka macam terkena buta ayam saja, tak dapat melihat siapa siapa. Bahkan tidak terkecuali pula dengan Ciu Tin tin, Pek leng siancu So Bwe leng serta Bu Nay nay.
Satu satunya orang yang tidak mengalami keadaan tersebut hanyalah ketua Thian liong pay Thi Eng khi, meskipun dia terkena totokan pula oleh orang lain, tapi dengan kemampuan tenaga dalamnya yang sempurna, bila bukan Hian im Tee kun yang turun tangan sendiri, maka hakekatnya tiada orang yang mampu untuk menguasahi dirinya.
Dengan tenang dia memeriksa sejenak keadaan disekeliling tempat itu, kemudian setelah manggut manggut katanya :
"Sekarang, aku tak dapat berpura pura terus."Dia memandang sekejap ke arah Ciu Tin tin yang sedang tidur bersandar diatas dinding, timbul perasaan menyesal dalam hatinya, kemudian dengan ringan dia berkelebat ke depan, ternyata Ciu Tin tin tidak merasakan hal ini. Thi Eng khi segera menutupi bibir Ciu Tin tin dengan tangannya, ketika gadis itu tersadar dan hendak berteriak, ia sudah tak mampu bersuara lagi, pada saat itulah dia mendengar suara bisikan Thi Eng khi yang
dipancarkan dengan ilmu menyampaikan suara :
"Enci Tin, sesungguhnya ilmu silat yang siaute miliki sudah pulih kembali sejak semula, tapi oleh karena aku hendak menciptakan suatu kesempatan yang dapat membuat Hian im Tee kun gugup dan gelagapan maka termasuk enci sendiri pun kutipu sampai sekarang, harap kau sudi memaafkan."Meskipun Ciu Tin tin tak dapat berbicara, setelah mendengar kabar gembira tersebut gemetar keras seluruh tubuhnya karena girang, dia segera menggenggam lengan Thi Eng khi kencang kencang. Sementara air matanya bagaikan hujan gerimis jatuh bercucuran tiada hentinya. Harapannya muncul kembali, semua kesedihan dan kepedihan yang mencekam perasaannya selama inipun hilang lenyap tak berbekas.
Thi Eng khi menunggu sampai gejolak perasaan dari Ciu Tin tin menjadi tenang kembali, kemudian dia baru berkata lebih lanjut :
"Enci Tin, harap kau jangan berbicara dulu, siaute hendak membebaskan jalan darahmu dan memulihkan kembali tenaga dalammu....."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Sakti - Gu Long
General FictionKeng thian giok cu Thi keng serta putra kesayangannya Giok bin Coan cu (Coan cu berwajah kemala) Thi Tiong giok dari Dunia Persilatan secara beruntun lenyap dari keramaian dunia persilatan, bahkan tersiar pula berita tentang kematian mereka. Menyusu...