Untuk mempermudah gerak geriknya dia menetapkan untuk melanjutkan perjalanannya dengan mengerahkan ilmu gerakan tubuh Hu kong keng im. Walaupun begitu ternyata kecepatan geraknya tidak berada dibawah kecepatan lari kuda Hek liong kou tersebut. Tidak sampai setengah harian, dia telah tiba di depan lembah Hek sik cun, tempat kediaman si pembenci raja akhirat Kwik Keng thian.....
Gua yang panjangnya mencapai beberapa li dengan mulut gua yang lebar, kini telah siap menantikan kedatangannya. Adapun tujuan Thi Eng khi yang terutama adalah memutuskan hubungan para gembong iblis yang berada di dalam gua dengan dunia luar, maka begitu sampai ditempat tujuan, dia langsung berdiri tegak di depan mulut gua sambil bersiap siaga.
Belum lama dia berdiri tegak disitu, mendadak dari balik gua berkumandang suara langkah kaki manusia yang cukup ramai, menyusul kemudian terlihat munculnya empat orang kakek. Thi Eng khi tidak kenal dengan mereka, namun keempat kakek tersebut rupanya cukup mengenalinya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun mereka menjerit kaget, membalikkan badan dan melarikan diri terbirit birit. Nampaknya mereka tak berani memusuhi Thi Eng khi yang dipandang sebagai momok oleh mereka.
Sambil tertawa nyaring Thi Eng khi segera berseru :
"Sekarang aku telah hadir disini, akan kulihat kemanakah kalian mau lari!"Suara seruan yang menggaung dalam lorong gua itu bergema sampai beberapa li jauhnya dan mendengung di sisi telinga Hian im Tee kun. Begitu awal kemunculan Thi Eng khi di situ, pada hakekatnya sangat mencengangkan Hian im Tee kun, bahkan membuatnya sama sekali diluar dugaan, terutama sekali sikap Thi Eng khi yang berjaga jaga di depan mulut gua, hal ini membuatnya semakin kesulitan untuk menghadapinya. Sebab mulut gua itu amat sempit, dalam keadaan seperti ini boleh dibilang komplotannya tak mampu dimanfaatkan lagi kekuatannya.
Sebaliknya kalau mesti bertarung seorang diri? Kecuali dia sendiri, siapakah yang mampu menandingi kelihayan dan kehebatan Thi Eng khi? Kalau dikeroyok saja beramai ramai? Dalam keadaan seperti ini, mana mungkin dia dapat main kerubut...? Kalau dia pasti muncul sendiri untuk menerima tantangan Thi Eng Khi?
Dia pun tidak tahu berapa banyak konco yang diajak Thi Eng Khi datang kesana, padahal konco konconya tak bisa dimanfaatkan kemampuannya disitu, bila sampai terjebak ke dalam perangkap Thi Eng khi bukankah hal tersebut akan semakin berabe? Oleh karena itu, Hian im Tee kun tetap membiarkan Thi Eng khi berpekik tiada hentinya di luar gua, sementara dia sendiri hanya memutar otak dan membungkam dalam seribu bahasa.
Hingga keempat kakek yang siap keluar gua tadi datang melaporkan kalau cuma Thi Eng khi seorang yang berjaga jaga diluar gua. Hian im Tee kun baru memutuskan untuk memanfaatkan peluang ini guna menghadapi Thi Eng Khi. Dia segera memimpin langsung sejumlah kawanan iblis untuk menyerbu keluar dari gua dan siap melangsungkan pertarungan mati hidup dengan si anak muda tersebut.
Semenjak pertarungannya melawan Thi Eng khi tempo hari, walaupun Hian im Tee kun merasa masa depan si anak muda itu cukup cemerlang dan di kemudian hari bakal menjadi seorang musuh yang sangat menakutkan, namun dia yakin seyakin yakinnya bahwa kemampuan yang dimilikinya sekarang masih cukup untuk mengungguli Thi Eng khi, terutama sekali setelah pengasingan dirinya selama ini dan mempelajari beberapa macam kepandaian lagi, dia semakin tidak memandang sebelah mata terhadap pemuda itu.
Boleh saja Hian im Tee kun mempunyai perhitungan demikian, dan hal ini memang tak dapat menyalahkan dia, sebab penampilan Thi Eng khi dikala penumpasan terhadap Ban Seng kiong tempo hari memang tidak memperlihatkan kelebihan kelebihan lain yang dapat mengungguli atau melampaui dirinya.
Begitulah, dengan membawa keyakinan yang sangat besar Hian im Tee kun memimpin sejumlah kawanan iblis munculkan diri dari dalam gua pertahanannya. Benar juga, dia menyaksikan Thi Eng khi berdiri seorang diri diluar gua. Namun gembong iblis tua ini masih kuatir apabila pemuda itu mempersiapkan jago jagonya disekitar tempat itu, yaa, siapa tahu kalau kemunculan Thi Eng khi seorang diri dimulut gua tersebut hanya sebuah pancingan belaka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukulan Naga Sakti - Gu Long
Ficción GeneralKeng thian giok cu Thi keng serta putra kesayangannya Giok bin Coan cu (Coan cu berwajah kemala) Thi Tiong giok dari Dunia Persilatan secara beruntun lenyap dari keramaian dunia persilatan, bahkan tersiar pula berita tentang kematian mereka. Menyusu...