Ji, Chan, and Ice Cream

1.9K 127 22
                                    

Jicheol × Chan

[ "Aku hanya menikmati ice creamku!" —Lee Chan. ]
.
.
.
.
.
Tidak pernah terpikirkan sedikitpun oleh Jihoon kalau semua member akan berkumpul seperti ini, mengelilinginya sambil membawa sebuah mangkuk kecil. Semuanya tersenyum sembari menyodorkan barang itu, yang mana dengan sigap langsung Jihoon terima. Tidak pernah terpikirkan, kalau semua member akan memberikannya banyak mangkuk ice cream dipagi ini. Natal masih beberapa minggu lagi dan dia sudah mendapatkan hadiah indah ini? Jihoon pasti bermimpi!

Tak mau melihat makanan favoritnya meleleh, Jihoon segera mengambil satu mangkuk yang dibawa Seungcheol tadi. Mangkuk berisikan ice cream cokelat itu membuat Jihoon melompat gembira. Ugh! Betapa baiknya Seungcheol! Dan sesegera mungkin, Jihoon mengambil satu suapan penuh, matanya terpejam merasakan nikmatnya ice cream yang ia makan.

Poke. Poke.

"Mh!" Jihoon yang merasakan tusukan pada pipinya menggeleng, lebih memilih menjilat ice cream yang tersisa di sendok.

Poke. Poke.

"Berhenti~" Jihoon mengerang, menutup matanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya lebih cepat. Mencoba mengusir sang pengganggu.

"Jihoon-ah. Ayo bangun sayang." Jihoon membuka matanya. Maniknya melihat seluruh ruangan, kemana mangkuk ice creamnya?

"Hyung, dimana eskrimku?" Jihoon bertanya pada sang leader, yang mana ditanggapi dengan senyum geli.

"Jadi kau bermimpi memakan eskrim? Pantas saja lidahmu melet-melet." Seungcheol memeluknya membuat alis sang kekasih bertautan heran.

"Mimpi? Aku—aku sedang makan eskrim tadi!" Jihoon melayangkan protesnya.

"Ya, didalam mimpi." Seungcheol mencubit pipinya gemas.

"Jadi, benar-benar mimpi?" Lelaki yang lebih muda menatap Seungcheol, yang mana diberikan anggukan ringan setelahnya. Jihoon mengerucutkan bibirnya, merasa terkhianati oleh pikirannya sendiri. Ternyata Jihoon memang bermimpi.

"Sudah, ayo bangun. Demamnya sudah menurun." Sang leader memunggunginya, member sinyal pada yang lebih muda untuk menaikinya.

"Aku bisa jalan hyung." Jihoon menghiraukan punggung Seungcheol, ia turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu bercat cokelat.

Belum sampai tiga langkah, ia segera memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut keras. Tangannya menggapai tembok mencoba mencari tumpuan sebelum tubuhnya jatuh.

"Ji!" Seungcheol segera menghampiri sang kekasih. Memeluk tubuh kecilnya saat Jihoon terduduk dengan lemas.

Seungcheol melihat Jihoon menyengrit karena pusing yang menyerang, ia mengangkat tubuh sang produser dan menidurkannya kembali.

"Ada apa?" Junghan tiba-tiba membuka pintu, menghampiri Jihoon yang masih berada dalam pelukan Seungcheol.

"Kepalamu sakit?" Junghan bertanya, dan mendapatkan anggukan dari sang adik. Ia lalu menyuruh Seungcheol untuk memberikan sedikit pijatan pada Jihoon sedangkan ia mengambil obat.

Setelah memaksa Jihoon untuk memakan bubur buatannya, Junghan memberikan obat. Ia kembali ke dapur saat mendengar teriakan sang maknae, akhirnya ia menyuruh Seungcheol untuk menjaga Jihoon, dan segera disetujui oleh lelaki itu.

Jihoon mengerucutkan bibirnya, Seungcheol yang tidak tahan melihatnya segera memberikan kecupan singkat, yang mana membuat Jihoon memukul dadanya pelan. Saat Seungcheol bertanya kenapa wajahnya terlihat masam, Jihoon membuka suara. Bercerita bagaimana hambarnya bubur buatan Junghan, belum lagi obat yang rasanya sangat pahit. Lelaki dengan rambut cokelat terang itu memegang ujung kaos Seungcheol, berkata bahwa sedikit ice cream cokelat akan menghilangkan wajah masamnya. Tentu saja Seungcheol menolak, mana mungkin ia membiarkan kekasihnya ini terus-terusan sakit? Dan ketika Jihoon melayangkan rayuan yang lainnya, pintu kamar terbuka. Menampilkan seorang Lee Chan yang sedang membawa semangkuk ice cream. Jihoon yang melihatnya segera membuka matanya sebesar mungkin.

Our Little MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang