Chapter 2

228 8 0
                                    

FUCK TRAFFIC JAM

Ngapain sih pake macet. Mana buru-buru lagi. Kemaren pas nggak buru-buru malah nggak macet.

Bodoh, nggak kaya di Ireland. Sehari disini itu kaya seminggu digurun. Panas woy.

Kalo bukan Papa yang nyuruh sih mana mau gue kaya gini. Mending di London bisa party. Oiya, apa gue telfon Louis aja ya? Gue penasaran mereka masih bisa party nggak tanpa gue. Gue mulai mencet nomer Louis. Nggak lama kemudian suara Louis mulai kedengeran.

"Hey yo bro! Wassup?" jawab Louis dengan nada yang tambah bikin gue kangen balik kesana. Apalagi bunyi musik kenceng jadi backgroundnya. Nggak sabar gue pulang.

"Nope. Whats going on? You guys still can make a party without me?" kata gue dengan ketawa-ketawa.

"Of course we can bro. You know exactly we're best at that! But its different without you"

"Who's that babe? Is it Niall?" samar-samar gue denger suara cewek tapi gue gak peduli. Palingan gebetan Louis yang baru.

"Aw hahaha. Tenang aja lusa paling gue udah sampe. Oiya si Casey mana? Gue ngomong sama dia. Dia ada disana kan? Dari kemaren gue telepon nggak di jawab mulu"

"Um she's..... um i.. think i dont want to let you know um... right now" kata Louis gelagapan. Eh ada apaan sih pake rahasia-rahasia segala. Gue harus tau secepatnya.

"Okelah terserah lo kalo gak mau bilang. Ntar juga lo tau akibatnya gimana."

Gue langsung matiin tanpa nunggu Louis jawab. Kepercayaan gue ke Louis lama-lama luntur. Dia selalu ngerahasiain sesuatu semenjak gue pacaran sama Casey.

Gue juga bingung kenapa Casey selalu nggak jawab telfon gue. Sama aja kaya Louis nggak berguna. Pikiran gue yang udah ngarah kemana-mana ilang dalam sekejap gara-gara mobil dibelakang pada ngklaksonin.

TIIINNN

WOY CEPETAN!!!!

LO BIKIN KITA TELAT!!

"FUCK YOU ALL" gue teriak kenceng sambil ngacungin jari tengah gue. Gue nggak takut sama sekali. Ini bukan Inggris ini Indonesia. Palingan mereka juga nggak ngerti apa artinya hahaha.

Gue tetep ngelanjutin perjalanan ke Soekarno-Hatta dengan kecepatan sedang. Gue baru inget kalo pesawatnya take off 30 menit lagi. Setelah inget, gue langsung tancap gas.

Orang-orang pada teriak-teriak yang gue nggak tau artinya apa dan gue nggak peduli. Setelah markirin mobil gue kasih kuncinya ke tukang valetnya. Katanya besok Om gue yang bakal ngambil.

Gue denger ada petugas yang bilang kalo pesawat yang bakal gue naikkin, take off 5 menit lagi.

Hp gue tiba-tiba geter. Gue ambil lalu gue buka ada satu pesan multimedia. Gue kaget setengah mati setelah tau apa isinya. Gue nggak percaya apa yang gue liat. Ini beneran Casey?

From: Unknown Number

[oosoijdh.jpg]

she with louis right now. look she just let out a moans! enjoy boy ;)

SHIT

Ada yang cari gara-gara sama gue. Awas aja ya kalo gue udah nyampe gue bakal.....

BRUKK

"WHERE THE FUCK IS YOUR EYES RIGHT NOW?" gue spontan ngebentak orang didepan gue.

"Maaf maaf. Aku nggak ngeliat" kata cewek didepan yang tadi nabrak gue.

"WHAT ARE YOU TALKING ABOUT? Pake bahasa inggris bisa nggak sih. Oiya gue lupa lo itu cuma orang nggak berguna yang bisanya cuma nabrak orang sembarangan"

Gue nggak ngurusin cewek itu lagi. Salah dia sendiri jalan nggak pake mata. Bego emang. Gue lari sekenceng yang gue bisa. Gue nggak mau ketinggalan pesawat.

Gue juga harus nyelesein masalah gue sama Casey. Pas udah nyampe di gate keberangkatan gue ketemu cewek itu lagi.

"LO?!?"

"Kamu lagi. Sorry ya tentang yang tadi bener-bener nggak sengaja" kata dia sambil ngehapus air mata. Eh? dia nangis? masa cuman ditabrak doang nangis.

"Iya gak papa. Lah lo ngapain nangis?" tanya gue mendekat.

"Pesawat yang bakal bawa aku udah berangkat 3 menit yang lalu"

"Emang lo mau kemana?"

"Ke London" jawab dia.

"BERARTI GUE JUGA KETINGGALAN DONG?" ucap gue dengan nada tinggi yang bikin orang-orang sekitar pada ngelihatin.

"Emang kamu mau kemana?"

"London"

"Oiya berarti kita sama. Sama-sama ketinggalan pesawat" kata dia sambil duduk dibangku. Tetep nangis.

"WHAT? GARA-GARA NABRAK LO GUE JADI KETINGGALAN. LO TAU NGGAK SIH BERAPA BANYAK WAKTU YANG KEBUANG GARA-GARA LO!" gue pun ngebentak cewek didepan gue yang mulai nangis lagi. Gue salah apaan?

"NGGAK CUMA KAMU YANG RUGI. AKU HARUS KULIAH DUA HARI LAGI. LAGIAN AKU JUGA NGGAK BAWA UANG TAMBAHAN BUAT KAYA BEGINIAN. Pasti Ayah sama Mama kecewa ngeliat aku kaya gini"

Dia bisa ngebentak juga ternyata. Tapi kasihan gue juga nggak tega kalo kaya gini. Gue jadi keinget kata-kata Mama gue. Kamu jangan pernah bikin perempuan nangis itu sama aja kamu bikin nangis mama.

"Udah tenang nanti gue yang bayarin pesawatnya" kata gue selembut mungkin.

"Beneran?"

"Iya. Udah yuk sekarang lo ikut gue. Gue nggak mau lo nangis gara-gara gue"

Gue pun jalan ke loket buat beli tiket baru. Biarin aja lah yang penting gue nggak merasa bersalah.

Gue noleh kebelakang ngelihat cewek dibelakang gue jalan pelan banget. Gue pun berusaha nyamain langkah.

"Pesawat kita take off sejam lagi"

"Oh" jawab cewek itu pelan.

"Gue Niall. Sorry tentang yang tadi. Nggak lo doang yang salah. Gue juga salah" gue ngulurin tangan sebagai tanda maaf.

"Camy. Iya tenang aja kok. Aku nangis juga bukan gara-gara kamu"

"Lo laper nggak? Makan yuk gue laper"

"Nggak terlalu tapi bolehlah" kata Camy.

Gue ngajak dia makan pizza. Gue juga nggak tau dia suka apa nggak. Tapi gue laper. Gue mesen sekotak buat dia. Gue pun ngelanjutin makan. Gue juga nggak berniat nanya yang aneh-aneh.

Pesawat C-415 take off 10 menit lagi untuk para penumpang harap segera memasuki pesawat.

"Niall, bukannya itu pesawat kita ya?"

"Um.. Oiya. Gue juga udah selesai makan. Jangan lupa pizzanya"

Setelah bayar bill gue pun mempercepat langkah tapi tetep biarin Camy jalan duluan. Setelah masuk dan nemuin tempat duduk, Camy milih tempat yang paling deket sama jendela. Dasar anak kecil.

Udah cukup masalah gue hari ini. Awas aja bakal gue habisin orang itu kata gue dalam hati sebelum gue mutusin buat tidur.

Half A Heart (Niall Horan Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang