19. Sebentar Saja

9.3K 656 66
                                    

Iqbaal POV

       Aku kembali dengan pendirianku. Aku akan tetap mengejarnya, gadis yang dengan tidak sopannya membuatku gelisah siang dan malam. Sekali lagi maksudku, dia gadis pertama yang dengan tidak sopannya membuatku gelisah siang dan malam, (Namakamu).

       Aku tengah berjalan mengendap-endap tepat di belakangnya beberapa meter. Aku tak ingin ia mengetahui keberadaanku.

       Sedang apa dia sekarang? Bukankah jam pelajarannya sudah usai?

       Dan tunggu.. dia memilih untuk duduk sendiri di kantin yang sudah tak berpenghuni lagi. Sebenarnya ada apa dengan gadis ini? Belakangan ini dia sangat aneh kalau ku perhatikan.

       Sejam sebelumnya ia masih betah di dalam kelas yang sama-sama sudah tak berpenghuni.

       Kini ia memilih kantin untuk jadi tempat penyendiriannya. Suasana kantin saat sudah sepi begini terkesan horor menurutku. Mengapa ia masih saja betah?

       Setelah ku amati setiap lekuk wajahnya yang memang tidak secantik gadis lain namun bagiku, dia sangat menarik. Datanglah seseorang yang sangat tidak ingin ku lihat belakangan ini. Siapa lagi kalau bukan Aldi.

       Mengapa ia senang sekali mengusik kehidupan orang lain??

       Dan lagi mereka berbincang dengan akrabnya dan kali ini memang terlihat serius di gambaran ekspresi wajah (Namakamu) walaupun sesekali ka tetap tersenyum ke arah Aldi. Aku sendiri tidak pernah ditatap seserius dan diberikan senyuman manisnya.

       Mungkin aku dan (Namakamu) memang pernah bersama dan bisa jaraknya sedekat Aldi dan (Namakamu) saat ini. Namun dengan tatapan yang berbeda. (Namakamu) selalu menatapku galak dan penuh kebencian. Hanya sesekali aku bisa damai dengannya. Itu saja bukan tatapan kebahagiaan. Ia selalu bersedih saat bersamaku.

       Naasnya nasibku.. apakah aku hanya dijadikan (Namakamu) sebagai hansaplastnya? Mengobati ketika ia terluka, ditinggalkan kala ia bahagia? Lalu bagaimana perasaanku ini tidak sebenci dengan perempuan lain?

       Dan jawabannya adalah.. (Namakamu) itu berbeda. Ia ganas, tidak lembek, dan tidak mengeluh. Walaupun saat hatinya tengah broken sekalipun. Dan broken yang dirasakan (Namakamu) itu bukan karena cinta, namun karena keluarga. Hatiku sangay tersentuh dengan kisah hidupnya.

       Mungkin lelaki memang pantas jika menjadi badboy karena tekanan dari keluarganya, namun (Namakamu) itu perempuan. Dia rusak karena barang-barang terlarang yang disebabkan oleh kehidupan keluarganya di rumah yang menurutku membuat nyaman itu.

       Di sisi lain, aku sangat mengaguminya karena ia bisa menjadi dua kepribadian di waktu yang berbeda. Mungkin ia nakal, namun ia tahu dengan keadaan. Dia tahu apa yang harus dilakukannya. Dia memang nakal, namun prestasinya tidak perlu diragukan. Dan dia memang gadis pendosa dan tak sesuci wanita saleha, namun ia masih memiliki tujian di hidupnya. Karena sejatinya ia ingin merasakan kebahagiaan hidup.

       Dan kira-kira aku hampir tiga puluh menit berdiri mematung melihat kebersamaan antara (Namakamu) dan Aldi. Kenyataannya adalah, mereka terlihat sangat cocok.. yang lebih cocok adalah, hatiku remuk seketika saat melihat apa yang tengah mereka lakukan.

       Aldi dan (Namakamu) tengah berpelukan, dan terlihat jelas bahwa mereka saling nyaman. Dan mereka melakukannya sangat lama..

       Aku tidak mau merasakan sakit yang lain ketika melihat mereka melakukan hal lain pula. Jadi ku putuskan untuk meninggalkan tempat ini. Terlalu sakit melihat segalanya sore ini.

1. Senior Jutek VS Junior Rese • IDR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang