1

1K 62 51
                                    

Mata onyx itu mentap tajam pada sosok perempuan di depannya.
"Kenapa bisa sampai hamil? Kau tahu sakura bagaimana kondisimu saat ini bukan?". Perempuan itu hanya mengangguk.
"Aku tahu tapi karena ada dia disini aku jadi kuat aku janji akan baik-baik saja.". Onyx itu masih menatap tidak setuju tapi demi melihat kebahagiaan di mata satu-satu nya perempuan yang berharga dalam hidupnya dia akan mengalah. Biarlah untuk kali ini seorang Uchiha harus mengalah. Mengalah demi seseorang yang sangat penting di dalam hidupnya.
"Tapi kau harus berjanji pada ku sakura"
"Hmm" manik emerald itu menatap lembut pada sosok laki-laki yang sudah setahun ini menjadi suaminya.
"Jika nanti dokter Tsunade mengatakan bahwa kehamilanmu sangat membahayakan dirimu,kau harus mau menggugurkannya" sakura masih menatap lembut tatapan tajam onyx itu. Sakura mengerti di balik nada tegas itu tersimpan banyak rasa khawatir. Tangan sakura merengkuh suaminya,memeluknya erat.
"Aku janji sasuke-kun aku dan anak kita akan baik-baik saja. Aku sudah tidak sabar untuk di panggil mama" kata sakura senang. Dan suara bahagia sakura mengundang senyum di wajah stoic seorang uchiha sasuke.
Tangannya balas merengkuh sakura dan mengecup puncak kepala istrinya berulang kali menunjukkan rasa sayang yang teramat dalam.
"Iya kalian berdua harus kuat dan sehat" kata sasuke dan setelah mendengar itu sakura menganggukkan kepalanya. Dan merapatkan tubuhnya ke dalam pelukan suaminya.
.
.
.
.
.

"Kenapa kau tetap melanjutkannya? Kalau itu dapat membahayakan nyawanya???" Bentak sasuke pada sosok perempuan bersurai pirang di depannya.
"Kita bahas itu nanti Uchiha-san, sekarang saya harus segera melaksanakan operasi untuk membantu sakura melahirkan."
Tsunade melenggang pergi meninggalkan si bungsu uchiha yang kini menyandarkan tubuhnya di dinding. Sebelah tangannya meremas rambutnya pelan.
"Kau sudah berjanji saku. Dont leave me"
.
.
.
.
.
.

Di sebuah ruang makan di mansion Uchiha. Sakura baru saja masuk ke ruang makan disana sosok Uchiha Sasuke sudah duduk dengan angkuhnya di kursi yang biasa ia tempati sakura juga melihat sosok anak perempuan yang sangat mirip dengan suaminya sedang duduk meminum susunya.
"Ohayou" sapa sakura lembut. Sasuke yang sedari tadi fokus dengan korannya pun meletakkan korannya dan menoleh pada sosok istrinya yang kini melangkah ke tempat duduk yang berada tepat di sebelahnya.
"Ohayou saku" balas Sasuke sembari memberikan ciuman di kening sebagai sapaan selamat pagi.
"Ohayou ma" balas Sarada kalem. Bocah berumur 6 tahun itu menatap Sakura dengan manik onyx nya.
"Baiklah langsung saja kita mulai sarapannya, Sarada mau apa? roti atau sereal? mama ambilkan ya"ucap Sakura lembut.
"Sarada sudah besar Saku dia bisa menyiapkan sarapannya sendiri" ucapan Sasuke menghentikan gerakan tangan Sakura yang hendak menyiapkan sarapan untuk putrinya.
"Tidak apa sasu, aku juga.." belum selesai Sakura menyelesaikan kalimatnya Sasuke sudah meletakkan pisau dan garpu di atas meja dengan suara yang keras.
"Jangan membatahku Sakura!! Sekarang kamu duduk dan makan sarapanmu!! Dan kamu Sarada kamu sudah besar ambil sarapanmu sendiri jangan manja dengan mama"titah Sasuke mutlak. Sakura menatap Sasuke tidak setuju tapi melihat kedua manik yang menggambarkan tidak mau di bantah itu Sakura hanya menghela nafas berat dan segera duduk.
"Sarada habiskan sarapanmu ya. Setelah ini biar mama yang mengantarmu ke sekolah" mendengar ucapan sang mama Sarada tersenyum senang melupakan bentakan seorang Uchiha Sasuke.
"Kamu tidak bisa mengantar Sarada Saku, ada Ayame yang akan mengantarnya hari ini. Lagipula kamu ada jadwal check up dengan dr.Tsunade." Sakura menggeleng pelan dan menatap Sasuke.
"Jadwal check up ku masih satu jam lagi Sasu,tidak masalah jika aku harus mengantar Sarada dulu" Raut wajah Sasuke berubah seperti menahan amarah.
"Sudah 2 kali ini kamu membantah ucapanku Saku sekolah Sarada dan Rumah sakit berlawanan arah dan aku tidak mau kamu terlalu lelah di jalan" Sakura menatap sebal ke arah Sasuke. Hendak ingin membalas ucapan Sasuke tapi suara anak perempuan berumur 6 tahun itu menghentikan Sakura.
"Tak apa ma, biar hari ini aku berangkat dengan Ayame-nee sepertii biasanya mama langsung ke rumah sakit saja bibi Tsunade pasti sudah menunggu" ucap Sarada datar sambil memperlihatkan senyum yang bisa ia tampilkan pada Sakura. Ada kekecewaan di balik mata onyx itu Sakura tahu dan menyesal karena kekecewaan Sarada. Sakura hanya bisa membalas senyum Sarada dan melanjutkan sarapannya.
Tidak ada yang tahu bahwa gadis kecil itu meremas erat rok sekolahnya yang berwarna merah mudanya.
.
.
.
.
.
"Sampai kapan sasuke-kun? Sampai kapan kamu membuat dinding pemisah antara aku dan anakku, Sarada juga butuh aku, hentikan sifat kekanakanmu" malam itu di tengah keheningan mansion Uchiha, Sakura berdiri tepat di depan Sasuke yang baru saja selesai mandi dan ingin beranjak tidur.
"Sudah malam Saku jangan bicara macam-macam kau harus istirahat" Setelah berbicara seperti itu Sasuke melangkah menuju kasur dan merebahkan dirinya.
"Sasuke-kun!!! Aku belum selesai, kenapa kamu mengabaikan ucapanku. Kamu tidak bisa terus melakukan hal seperti ini" Sakura membentak Sasuke perempuan bersurai merah muda itu masih berdiri di tempat yang sama. Sasuke yang tadi sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur pun langsung bangun dan berjalan ke arah Sakura berdiri. Setelah berdiri tepat di depan Sakura Sasuke mencengkram erat ke-2 bahu Sakura.
"Berani sekali kamu membentakku Saku, jangan mulai perdebatan di malam hari hanya karena anak itu" balas Sasuke manik hitam itu memandang Sakura tajam.
"Tapi dia anakmu Sasu dia anak kita dia keturunan Uchiha" ke-2 tangan Sakura memegang ke-2 sisi pipi Sasuke.
"Jangan buat aku berubah pikiran untuk mengirim Sarada ke asrama yang berada di Amerika, kau sudah berjanji padaku Saku" tangan Sakura bergetar mendengar ucapan suaminya. Matanya sudah berkaca-kaca.
"Jangan buat aku marah hanya karena melihatmu menangisi anak itu Saku, kau tahu aku tidak suka" Sakura mendongakkan kepalanya ke atas seakan menahan air matanya agar tidak tumpah.
Sasuke menarik halus tangan Sakura untuk naik ke atas ranjang king size nya. Sebelum menutup mata Sasuke mencium sekilas bibir Sakura.
"Sekarang tidur dan turuti kata-kata ku Saku, aku tahu yang terbaik untukmu" setelah berkata seperti itu Sasuke memeluk erat Sakura dan memejamkan matanya.
Sakura hanya menatap nanar suaminya dan memcoba memejamkan matanya. Hatinya berteriak dan menangis sedih jika mengingat putrinya, putri semata wayang nya yang tumbuh tanpa perawatan darinya.

Saat Sakura sudah mendengar dengkuran halus Sasuke. Dengan pelan Sakura melonggarkan pelukan Sasuke melepaskan diri dari pelukan posesif Sasuke. Sebelum Sasuke sadar bahwa Sakura tidak berada dalam pelukannya Sakura berjalan cepat tetapi pelan menuju kamar putrinya yang berada di lantai 2. Sakura membuka perlahan pintu kamar Sarada langkah kakinya langsung berjalan menuju tempat tidur yang berada tepat di tengah ruangan. Disana sesosok gadis kecil sedang tidur terbuai dalam mimpi indahnya. Sakura memandang pnuh kasih pada putrinya mengusap sayang rambut hitam putrinya lalu mencium keningnya.
"Oyasumi sara nice dream mama mencintaimu" setelah berkata seperti itu Sakura keluar dari kamar putrinya dan segera kembali ke kamarnya sebelum Sasuke menyadari dia tiak ada dan Sakura tidak mau memulai perdebatan di tengah malam seperti ini.
.
.
.

Tbc

Author note:
Hey para reader salam kenal.
Semoga suka ya dengan cerita saya.
Sebenarnya draft ini sudah lama sekali berada di wattpad tapi masih banyak kekurangan di sana sini.
Dan karena selalu mendengarkan kecerewetan temanku akhirnya aku berusaha menyelesaikan cerita yang ad di draft ku.
Semoga kalian suka.
Ichigo fumio

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang