Awan yang yang putih seputih kapas, Awan yang ber jalan seperti domba,
Awan yang selalu menginspirasiku untuk berimajinasi.
Indahnya awan yang kulihat hari ini, setelah pulang sekolah karena hari ini yang paling melegakan setelah kemarin penuh dengan ketakutan. Aku nikmati duduk di teras lantai atas rumah ku.
" lega banget rasannya, akhirnya urusanku dengan dokter lebay itu telah berakhir. Hahaha" kata ku dalam hati sambil tersenyum melihat awan.
"Nda....Nda....!!!" kata ibuku berteriak keras dari lantai bawah.
Akupun menjawab dengan keras agar kedengeran " Iya bu... aku di atas !!"
" cepat kesini ibu mau ngomong" ibuku berteriak lagi.
Sambil lari akupun menghampiri ibu. "ada apa ibuku sayang ???" kataku manis sambil menatap ibu ku.
" kemarin katanya kamu cek darah ya, hasilnya apa ??" kata ibu.
" emmm....emmmm...aku lupa bu" kataku sambil menggigit lidah.
" kok sampek bisa lupa golongan darahnya sendiri, kamu aneh. Ya udah besok kamu tanya ke guru mu yang mencatat hasil golongan darah mu. Ibu penasaran" kata ibu menjelaskan pada ku.
"aduh.... gimana nih.... apa aku bilang lupa lagi besok kalau di tanya ibu lagi" kataku dalam hati.
" yaudah kita makan dulu ya, oh iya sayang untuk bulan ini kakak mu tidak pulang kampung karena tugas kuliahnya banyak, ayah mu juga masih ada tugas di luar kota. Jadi kamu harus turuti kata-kata ibu, karena ayah mu bilang gitu" . kata ibu ku yang menjelaskan panjang lebar.
" iya... kapan sih aku ga nurut sama ibu ??" kataku yang ga kuat mendengar pidato nya ibuku.
"Udah selesaiin makanya abis itu langsung ibu antar les". Kata ibu sambil meninggalkan ku makan.
Setelah selesai makan akupun siap-siap untuk pergi les yang di CCTV oleh ibuku.
Setelah sekian jam les akhirnya akupun pulang dan makan malam di rumah bersama ibuku.
Walaupun hanya berdua di rumah aku sama ibuku tidak pernah merasa kesepian karena ibuku seperti temanku yang bisa bergurau bersama selayaknya sahabat sendiri.
" Nda cepet Tidur sudah malam, mamah ke bawah dulu" kata ibu sambil mematikan lampu kamar ku.
Bangun pagi, lansung mandi dan sekolah lagi itulah aktivitas yang rutin di lakukan oleh anak sekolah sepertiku.
"pagi sahabatku yang imut" kata ku sambil menepuk pundak riri dari belakang.
"pagi juga sahabatku yang manja" kata riri sambil mengejekku.
"kata siapa aku manja, aku mandiri tau...."kata ku sambil meninggalkan riri
"jangan marah dong... sorry deh.." kata riri sambil mengejarku.
Sesampainya di kelas seperti biasa, aku langsung menempati tempat ku. Dan riri yang ada di sebelahku.
"udah ngerjain PR belum, pasti belom, kebiasaan." Kata riri mengejekku lagi
" udah dong kemarin aku les terus minta bantuan deh sama guru les, hehehe" kata ku sambil memperlihatkan PR ku pada riri.
Sepulang sekolah akupun langsung pergi ketoko buku untuk membeli Novel kesukaan ku, dan akupun pergi sendirian karena riri harus mengikuti latihan PMR di sekolah.
Sekian lama aku memilih novel ternyata novel yang aku ingin kan ternyata sudah habis. Akupun pergi ke rak buku tentang pendidikan, karena aku anak IPA akhirnya aku melihat-lihat buku tentang anatomi tubuh, saking asyiknya membaca akupun tidak melihat orang yang ada di sampingku, setelah aku mau ganti posisi untuk membaca aku pun menabrak seseorang dan menjatuhkan bukunya.
"maaf...maaf... aku tidak sengaja" kata ku sambil mengambil buku yang jatuh.
" lhoo... kamu bukanya anak manja itu ya " kata dokter lebay sambil menatapku.
" lho kamu lagi, mimpi apa aku semalam bisa ketemu kamu lagi, bosen aku lihat wajahmu" kataku sambil meninggalkannya
"ehh... kamu kok marah seharusnya aku yang marah, kamu yang menabrakku. Minta maaf dulu.... dasar manaja" sambil mengejarku tapi tidak terjangkau olehnya.
Akupun keluar dari toko buku dan langsung pulang.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk kamar dan tidur karena capek tapi masih keinget hal tadi.
"Nda ibu tadi telfon riri, katanya hasil tes golongan darahmu hilang ya, gara-gara kamu bertengkar sama dokter itu, ibu tidak pernah mengajari kamu bohong ya !!" kata ibu sambil duduk di dekatku dgn raut muka yang penuh dengan kemarahan.
" ehmmm.... maaf bu karena aku takut kalau ibu kecewa" kataku sambil memegang tangan ibu agar di maafkan
" apa bedanya kamu bohong atau tidak sekarang ibu kecewa dan lebih kecewa lagi kalau tau anak ibu ini bohong sama ibunya sendiri" kata ibu sambil berkaca-kaca.
" maaf bu sekali lagi, aku tidak akan pernah bohong sama ibu lagi, apa aja syaratnya agar ibu memafkanku aku akan penuhi." Kata ku sambil merengek pada ibu.
"yaudah ibu maafkan, tapi dengan satu syarat kamu harus ikut PMR seperti riri" kata ibu.
" kenapa syaratnya harus kayak gituan sih bu," kataku
" alasan ibu karena kamu biar bisa mandiri dan kamu tidak lagi takut sama dokter, dan itu pas kan buat jurusan mu". kata ibu menjelaskan pada ku.
"tapi kan aku sudah kelas dua belas bu, aku sibuk belajar" kata ku sambil merengek lagi
"PMR itu kan hanya 2 kali dalam satu minggu dan tidak mungkin mengganggu jadwal les dan belajar, riri aja tetap jadi juara kan walaupun dia ikut PMR sejak kelas sepuluh, itu syarat ibu, kalau tidak mau ibu juga tidak memafkan mu nda" kata ibu
" iya...iya ini demi ibu, aku melakukanya" kata ku pasrah.
" gitu dong .... anak ibu yang cantik, dan kamu jangan coba-coba bolos atau gimana karena ibu sudah punya nomor pembina PMRnya. Ibu tapi percaya kok sama Anda." Kata ibu sambil mengelus rambutku.
Keesokan harinya
" ri kamu tega banget sama aku, kenapa kamu bilang ibuku seperti itu ???" kataku sambil menatap riri
" maaf nda... aku tidak mau bohong, apalagi sama ibumu, aku menganggap ibumu seperti ibuku sendiri, maaf ya sekali lagi. Lagian kamu kan jadi lega sekarang.
"iya sih lega tapi ibu ku bilang aku harus ikut PMR ri." Kata ku
" iya aku tau kok, kemarin ibumu bilang ke aku dan minta nomor hp pembina PMR. Gapapa nda kan ada aku, kamu anggap ini permainan saja daripada males-malesan di rumah". Kata riri
"tapi yang ngajar bukan dokter dan kawan-kawanya kan ???" kataku penasaran"ya tidaklah kan ini bukan fakultas kesehatan nda" kata riri sambil tersenyum
Sepulang sekolah akupun mengikuti riri untuk latihan PMR. Setelah semua kumpul ada guru PMR yang memberi pengumuman.
"pengumuman untuk hari ini dan seterusnya saya tidak akan sendiri untuk mengajar kalian PMR, karena saya punya teman kuliah yang kini dia magang di RS di wilayah kita, mungkin habis ini dia akan tiba"
"ri perasaan ku kok ga enak ya" kata ku berbisik pada riri.
"itu perasaan mu, karena kamu baru dengar kata RS". Membalasku dengan kata lirih.
Sambil menunggu pembina yang baru, aku dan riri saling mengobrol. Dan terdengar kata dari teman-teman yang ada di depanku
" ihh... dokternya ganteng, iya ganteng" kata anggota PMR yang lain dengan serempak. Tapi aku tidak menghiraukan karena asyik mengobrol dengan riri
" Selamat Siang adik-adik". kata dokter itu. akupun langsung menengoknya dan tidak menyangka.
&&&&&
Mkasih sudah sempetin baca. Tunggu lajutan ceritanya ya. Bagi komen dan saran ya. - iin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Vs Doctor
RandomPerjalanan kisah Cinta seseorang yg benci terhadap dokter dan menjadi Cinta pertama dan sejati