Bab. 13

3.8K 60 2
                                    

PELAN-PELAN LOK KHI BERJALAN mendekat, lalu katanya dengan lembut: "Tampaknya kita benar-benar akan mati kelaparan di sini."

"Tidak," sela Wi Tiong bong bersungguh sungguh, "pintu ini harus dijebol dan kita harus ke luar dari sini, aku tak ingin mati kelaparan di tempat ini."

"Tentunya kau masih mempunyai urusan lain yang lebih penting bukan?" kata Lok Khi dengan mata melotot besar.

Wi Tiong-hong mendongakkan kepalanya memandang langit-langit ruangan itu, ternyata semuanya terdiri dari besi berwarna keemas-emasan. Dia mengangguk dan gumamnya: "Benar, lima belas tahun berselang ayahku telah tewas di tangan musuh besarnya, hingga kini dendam sakit hatiku belum terbalas, meski ibuku masih hidup tapi aku tak berhasil menemukan dia orang tua, bahkan hingga sekarang-pun aku masih belum mengetahui nama margaku yang sebenarnya."

Lok Khi menghela napas pelan, terpancar sinar kelembutan dari balik matanya, pelan-pelan dia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Wi Tiong-hong, lalu katanya dengan gelisah: "Lantas bagaimana baiknya? Aku tidak berhasil menemukan cara yang tepat untuk menjebol pintu dan meloloskan diri dari sini." Kemudian sambil mengerdipkan matanya dia bertanya lagi: "Ooooh ... engkoh Wi, entah seorang manusia bisa menahan lapar selama berapa hari sebelum mati?"

"Mungkin dua tiga hari juga belum mati kelaparan, tapi waktu itu pasti badan kita sudah lemas dan tak bertenaga lagi."

Mendadak Lok Khi melepaskan topeng kulit manusia serta rambut palsunya, kemudian membuangnya ke atas tanah, setelah itu sambil menyandarkan tubuhnya ke atas tubuh Wi Tiong-hong, ia berkata sambil mendongakkan kepalanya. "Engkoh Hong, seandainya dua tiga hari lagi kita masih belum bisa ke luar dari sini, makanlah tubuhku ini."

Meski-pun ucapan mana diutarakan dengan bersungguh-sungguh, namun penuh dengan nada cinta.

Wi Tiong-hong agak tertegun sesudah mendengar perkataan itu, sebenarnya dia hendak mendorong tubuh si nona yang bersandar perkataan itu. Sebenarnya setelah menyaksikan wajahnya yang tersipu-sipu malu dan sepasang matanya yang melotot besar memandang ke arahnya, ia menjadi tak tega untuk mendorong tubuhnya tersebut. Satu ingatan segera melintas di dalam benaknya, diam-diam ia berpikir. "Nona ini masih polos dan sangat lincah, dalam benaknya masih belum terlintas pikiran jahat, seandainya aku dorong tubuhnya itu, mungkin saja tindakanku ini akan melukai perasaan hatinya."

Berpikir sampai di situ, terpaksa dia membentangkan tangannya dan balas memeluk tubuh si nona yang menyandar di tubuhnya itu, katanya sambil tersenyum: "Aaaah, kau ini ada-ada saja, masa ada manusia makan daging manusia di dunia ini."

Kembali Lok Khi mendongakkan kepalanya dan tertawa. "Daripada kita berdua sama-sama mati kelaparan, kan lebih baik tubuhku untuk isi perutmu, mungkin dua tiga hari lagi penjahat gundul tersebut akan datang lagi untuk menengok kita, nah pada saat itulah kau bisa menerjang ke luar dari sini."

Wi Tiong-hong dibuat terharu sekali oleh perkataan tersebut, tanpa terasa dia memeluk gadis itu lebih kencang lagi. "Sudahlah, kau tak usah membicarakan soal semacam itu lagi," bisiknya, "Bagaimana-pun juga kita toh masih punya kesempatan untuk memikirkan akal lain."

"Tapi semua akal sudah kita pikirkan ... ," kata Lok Khi sedih.

Sewaktu berpaling, dia menyaksikan patung Buddha baja di atas meja altar seakan-akan sedang memandang ke arahnya sambil tersenyum.

Pada mulanya dia masih tidak menaruh perhatian khusus, apa lagi ruangan besar itu dibangun dalam dinding bukit, dan pintu gerbangnya tertutup rapat, seharusnya dalam keadaan demikian suasananya gelap gulita, tapi sekarang terang benderang bagaikan di siang hari saja, darimana datangnya cahaya tersebut?

Ternyata di atas atap ruangan tersebut terdapat beberapa biji mutiara yang berserakan memancarkan cahaya tajam, di bawah sorot sinar mutiara inilah lambung bukit yang seharusnya gelap lagi lembab itu menjadi terang benderang dan sedikit-pun tidak mengerikan.

Pedang Karat Pena Beraksara - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang