Bab. 14

4.1K 56 1
                                    

SASTRAWAN berbaju hijau itu mencibir sinis, dia memandang sekejap seputar arena lalu katanya setelah tertawa dingin. "Apa hubungan kalian berdua dengan Lan Sim-hu? Dengan mengandalkan berapa batang jarum beracun keluarga Lan, kau anggap sanggup melukai aku...?"

Gadis berbaju hijau itu mendengus dingin. "Hmm, kau tak lebih hanya mengandalkan pakaian terbuat dari kulit, apanya yang aneh?"

Sementara itu, pemuda berbaju biru tersebut sudah menegangkan kipas peraknya, lalu sambil tertawa nyaring berkata: "Aku adalah Lan Kun-pit dari In lam, kalau didengar dari lagakmu tampaknya hebat, entah bagaimana dengan kepandaian silatnya?"

Mencorong sinar tajam dari balik mata sastrawan berbaju hijau itu, sambil menuding ke dua orang itu, katanya sambil tersenyum. "Seandainya kalian bisa menyambut tiga jurus seranganku, malam ini juga aku akan melepaskan kalian."

"Sambut dulu tiga jurus seranganku ini,," tukas si nona berbaju hijau itu cepat.

Tubuhnya melejit sambil menerjang ke muka, tangan kirinya diayunkan cepat ke depan belum lagi tubuhnya tiba di sasaran, jari tangannya sudah melentik melepaskan serangan mengancam tiga buah jalan darah penting di tubuh sastrawan berbaju hijau itu.

Berubah hebat paras muka sastrawan berbaju hijau itu, bahu kanannya bergerak mengegos ke samping, langkahnya tetap di tempat sementara lututnya tanpa membengkok, tahu-tahu dia sudah meloloskan diri dari sergapan kilat dari gadis berbaju hijau itu.

Kemudian sambil menatap gadis lekat-lekat, bentaknya dengan suara dalam. "Ilmu naga sakti pemotong nadi, ehm ... kau adalah murid Lam-hay-bun ...?"

Lok Khi turut tertegun setelah mendengar orang itu mengatakan kalau nona berbaju hijau itu murid Lam-hay-bun, diam-diam pikirnya. "Tak heran kalau gerakan tubuhnya begitu aneh sewaktu bertarung melawan diriku tadi, seandainya aku tidak mengandalkan ilmu Hiat im kiu coan sin hoat dari perguruanku niscaya sulit untuk menghindarkan diri ..."

Berpikir sampai di situ, tanpa terasa ia berpaling dan menengok ke arah Wi Tiong-hong.

Tampak Wi Tiong-hong sedang menatap ke arah gadis berbaju hijau itu dengan terpesona, kontan hatinya menjadi mendongkol, setelah mendengus pikirnya: "Kau menganggap dia cantik bukan? Huuh ... dasar siluman rase."

Sementara itu, gagal dengan serangannya nona berbaju hijau itu maju dan menerjang ke depan, serunya dingin, "Perduli amat aku murid siapa?" sepasang tangannya kembali diputar menciptakan selapis bayangan jari tangan yang luar biasa, bagaikan gelombang samudra saja langsung mengurung ke muka.

Gerakan serangannya begitu aneh dan mengerikan, di antara perputaran jari tangannya dia sudah mengancam jalan darah penting di tubuh sastrawan berbaju hijau itu, selain enteng dan lincah, juga jarang dijumpai di kolong langit.

Sastrawan berbaju hijau itu segera memutar lengan kanannya melancarkan sebuah pukulan yang memaksa gadis berbaju hijau itu mundur selangkah ke belakang, kemudian sambil tertawa terbahak-bahak katanya: "Haaahh haaahhh ... haaahhh, bila kalian berdua benar-benar adalah murid Lam-hay-bun, malam ini kamu berdua tak bisa dilepaskan dengan begitu saja."

Sejak kecil gadis berbaju hijau itu sudah terbiasa dimanja, belum pernah ia dipermainkan orang atau dipandang rendah orang lain, dipukul mundur orang dalam satu gebrakan-pun baru pertama kali ini dialaminya, tanpa terasa merah sepasang matanya, air mata hampir jatuh berlinang.

Mendadak tanpa mengucap sepatah kata-pun dia menerjang ke muka, sepasang tangannya digunakan bersama melancarkan serangkaian serangan dahsyat.

Lan Kun-pit atau pemuda berbaju biru itu cukup menyadari betapa lihaynya ilmu silat yang dimiliki sastrawan berbaju hijau, dia kuatir adik misannya menderita kerugian di tangan lawan, buru-buru serunya sambil tertawanya ringan: "Sekali-pun kau bersedia melepas kami, belum tentu kami akan melepaskan dirimu."

Pedang Karat Pena Beraksara - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang