"WEEESSS ... !" deruan angin tajam menyambar lewat, seketika itu juga ke tiga batang senjata Tok ci-li yang beracun itu sudah kena tersambar sehingga rontok ke tanah.
Gerakan tubuh Lok Khi lebih cepat lagi, tidak nampak bagaimana dia menggerakkan tubuhnya, tahu-tahu gadis itu sudah tiba di hadapan Ku Tiang sun, lalu setelah mendengus dingin katanya: "Rupanya kau memang tidak bermaksud jujur."
Mendadak jari tangannya diayunkan ke depan melepaskan sebuah totokan kilat.
Gerak serangan tersebut dilancarkan dengan kecepatan luar biasa, si Makhluk bertanduk tunggal hanya merasakan bayangan bayangan manusia berkelebat lewat pada hakekatnya dia tak sempat untuk menghindarkan diri lagi, tahu tahu jalan darah pada Cian keng hiatnya terasa kaku, lalu segenap tenaganya punah tak berbekas dan tubuhnya terjatuh keras keras ke atas tanah ...
Sambil berpaling Lok Khi berseru amat mendongkol. "Engkoh Hong, orang ini tak boleh diampuni lagi!'
Baru selesai dia berkata. Tam See hoa sudah muncul sambil menyeret tubuh seorang manusia dan melompat turun dari atas meja altar.
Tapi ia menjadi amat terperanjat setelah menyaksikan Ku Tiang sun duduk kaku di atas tanah, segera tegurnya: "Saudara Ku, mengapa kau?"
"Tak usah ditanya lagi," tukas Lok Khi cepat, "ia menghadiahkan senjata rahasia beracun kepada kita bertiga, dan sekarang giliran aku yang menghadiahkan sebuah totokan untuknya."
Hampir saja si Pena baja Tam Ssee hoa tidak percaya akan peristiwa itu, dia memandang sekejap tubuh Ku Tiang-sun, lalu memandang pula ketiga batang senjata rahasia beracun Tok-ci-li yang tergeletak di tanah, kemudian serunya kurang perrcaya. "Saudara Ku, mengapa kau berbuat demikian?"
Sementara itu Wi Tiong-hong telah memutar otaknya memikirkan persoalan tersebut, ia dapat merasakan bahwa Ku Tiang sun mereka bertiga dengan senjata rahasia beracun, karena mereka berbasil menemukan kalau di balik patung arca tersembunyi seseorang, mungkinkah kedua masalah ini ada sangkut pautnya? Mungkin dia melakukan pembunuhan karena persoalan itu?
Tergerak hatinya, dia lantas angkat kepala sambil bertanya: "Saudara Tam, kau kenal dengan orang ini?"
Si Pena baja Tam See-hoa membaringkan orang yang diseret ke luar itu ke atas tanah, sesudah memandangnya sekejap, dia lantas menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Siaute tidak kenal."
Wi Tiong-hong coba mengamati orang itu, dia adalah seorang lelaki tinggi besar yang berwajah hitam pekat, sepasang matanya terpejam rapat-rapat, dalam hati kecilnya dia-pun berpikir: "Mungkin dia-pun datang ke mari untuk mencari kabar dan bersembunyi di belakang patung arca, siapa tahu datang lagi kakek gemuk pendek itu yang menotok jalan darahnya."
Belum habis dia berpikir. Lok Khi sudah bertanya : "Engkoh Hong, si kakek itukah yang memberitahukan kepadamu bahwa di belakang patung arca tersembunyi seseorang?"
Wi Tiong hong mengangguk, kepada Tam See hoa katanya kemudian: "Sewaktu siaute menyuruh saudara Tam menuju ke belakang patung dan menyeret keluar orang ini, tiba-tiba saja saudara Ku turun tangan keji menyergap kita dari belakang, bila dugaan siaute tak salah, sudah pasti orang ini ada hubungannya dengan saudara Ku."
Pena baja Tam See hoa manggut-manggut.
"Yaaa, tindakan dari saudara Ku sungguh diluar dugaan siapa-pun, menurut apa siaute ketahui, agaknya saudara Ku belum pernah mempergunakan senjata rahasia ... "
"Siapa tahu Ku huhoat kalian telah bersekongkol secara diam-diam dengan pihak Ban-kiam-hwee? Berhubung orang ini adalah mata-mata yang diutus pihak Ban kiam hwee, maka ia baru membantunya," kata Lok Khi mengemukakan pendapatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Karat Pena Beraksara - Qin Hong
ActionKonon puluhan tahun yang lalu, Ban Kiam-hwee cu dengan mengandalkan ilmu pedangnya malang melintang dalam dunia persilatan tanpa tandingan. Ternyata di perguruan Lam Hay terdapat sebutir mutiara mestika yang dinamakan Ing-Kiam-Cu (mutiara pemancing...