Bab. 22

3.3K 47 0
                                    

"MENURUT apa yang tercatat dalam buku, Lou bun si adalah sejenis benda yang terbuat dari logam keras, bukan saja dapat memotong emas membelah kemala, dapat pula menghindari api dan memunahkan racun, oleh sebab itulah ular beracun atau benda beracun lainnya yang berada setengah li darinya akan hilang lenyap dan kabur terbirit-birit."

"Oooh... rupanya mempunyai kegunaan sejauh itu" Seru Ban kiam Hwee cu sambil manggut- manggut.

Lok Khi tak mau kalah, sembari mencibirkan bibirnya dia turut berseru keras: "Makanya semua orang menggunakan siasat yang paling licik dan perbuatan paling keji untuk mendapatkan benda tersebut, rupanya benda tersebut mempunyai kasiat yang luar biasa."

Pelan-pelan Ban kiam Hwee cu memandang sekejap wajah para yang hadir di sana, kemudian pelan pelan ujarnya:

"Lou bun si dikatakan bisa memotong emas membelah kemala tidak takut api dan bisa memunahkan racun, apakah kita akan mencobanya satu per satu ? Aku mohon di antara saudara sekalian sudi menampilkan dua orang wakil untuk menyelenggarakan percobaan ini, entah bagaimanakah menurut pendapat kalian?"

"Menurut pendapat lohu," kata Sin ci ki Beng kiam hoo cepat, "lebih baik kita memohon kepada Wi lote dan nona Su berdua untuk mewakili segenap hadirin yang ada untuk mencoba Lou bun si tersebut."

Begitu ucapan tersebut diutarakan serentak usulnya itu memperoleh dukungan dari beberapa orang.

Dalam waktu singkat, sorot mata semua orang pun bersama sama dialihkan ke wajah Su Siau-hui.

Sambil tersenyum Ban-kian Hwee-cu menjura dan berkata:

"Kalau toh semua orang memilih dua orang saudara ini, sekarang kumohon kepada kedua orang itu untuk segera tampil ke depan."

Wi Tiong-hong dan Su Siau-hui segera bangkit berdiri dan bersama-sama menuju ke muka. Lok Khi yang menyaksikan hal tersebut kontan saja mencibirkan bibirnya, dengan wajah hijau membesi dia segera melengos ke arah lain.

Sementara itu Wi Tiong-hong telah menjura sembari bertanya: "Hweecu entah bagaimana cara mencobanya ?"

Ban-kiam Hwee cu tertawa ringan, sahutnya:

"Tentang soal ini, lebih baik nona Su saja yang mengambil keputusan ... ."

Su Siau hui yang ada bersama-sama Wi Tiong hong merasa gembira sekali, wajah yang semula nampak murung dan kesepian, kini tersungging sekulum senyuman yang amat manis.

Mendengar ucapan tersebut, dia melirik sekejap ke arah Wi Tiong hong, lalu sahutnya sambil tersenyum: "Lou bun si merupakan benda yang bisa memotong emas membelah kemala, sekali pun pedang atau golok yang terbuat dari baja aslipun tak akan tahan menghadapi guratannya. lebih baik kita menggunakan pedang dan golok dan sebagai barang percobaan."

Congkoan dari pasukan jago pedang berpita hijau Buyung siau segera mengulapkan tangannya, seorang jago pedang berpita hijau tampil ke depan dan menyodorkan sebilah pedang panjang.

"Berikan kepadanya." perintah Su Siau hui sambil menuding ke arah Wi Tiong hong.

Mendengar suara si nona yang begitu mesra terhadap Wi Tiong hong, paras muka Lok Khi segera berubah menjadi kehijau-hijauan, tak tahan dia segera mendengus berat-berat.

Wi Tiong hong menerima pemberian pedang tersebut dari jago pedang berpita hijau itu, kemudian sambil mendongakkan kepalanya dia bertanya: "Nona, bagaimana cara kita untuk mencobanya?"

Su siau hui tertawa, dia mengambil Lou bun si tersebut untuk membuat guratan di atas tubuh pedang tersebut, hasilnya kan ketahuan.

Wi Tiong menurut dan menggunakan Lou-bun si itu untuk membuat suatu guratan di atas tubuh pedang tersebut.

Pedang Karat Pena Beraksara - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang