Bab. 30 (Tamat)

4.3K 67 10
                                    

BELUM selesai dia berkata, tiba-tiba nampak seorarg pendekar pedang berpita putih lari masuk dengan tergopoh-gogoh, kemudian setelah memberi hormat katanya:

"Lapor congkoan, menurut laporan yang datang dari pos penjagaan sebelah barat, dikatakan ada dua puluhan orang pendekar pedang berpita hitam sedang melarikan diri ke arah barat, sekarang menanti perintah selanjutnya."

Congkoan pedang berpita putih Lok im lim segera berseru:

"Apa yang diucapkan saudara Buyung memang betul, dia benar-benar melarikan diri"

Huan Kong phu segera melompat bangun, kemudian bentaknya keras-keras:

"Ayo kita kejar . . ."

Ban kiam hweecu segera menggoyangkan tangannya berulang kali, ujarnya dengan tenang:

"Chin Tay seng tidak bakal bisa meloloskan diri."

Kemudian setelah berhenti sejenak, sambungnya lebih jauh:

"Bila dugaanku tidak salah, musuh tangguh akan segera mendesak tiba."

"Kiamcu maksudkan orang-orang dari Tok-seh sia?" tanya Huan Kong phu.

Ban Kiam hweecu manggut-manggut.

"Betul, bisa jadi mereka akan melancarkan serangan secara besar-besaran terhadap kita."

"Datang tentara kita hadang dengan panglima, datang air bah kita bendung dengan tanah, Memangnya kita harus takut terhadap orang-orang Tok Seh sia ?"

Dengan sorot matanya yang tajam bagaikan sembilu Ban kiam hweecu mengawasi sekejap semua orang yang hadir di sana kemudian katanya.

"Tak mungkin dua jagoan akan hidup berdampingan, cepat atau lambat bentrokan kekerasan antara Ban kiam hwee dengan Tok Seh sia bakal terjadi juga, tapi hari ini kita semua sudah meneguk air pemunah racun dari Lou bun si, jadi serbuan mereka pada hari ini sesungguhnya merupakan hari yang paling menguntungkan untuk kita."

Kemudian setelah berhenti sejenak, dia berkata lebih jauh:

"Kalau toh hari ini merupakan hari yang paling menguntungkan buat kita, sedangkan kita pun sudah mengikat tali permusuhan yang lama dan dalam dengan pihak Tok Seh sia, mengapa tidak kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk melukai musuh sampai seakar-akarnya?"

"Ucapan kiamcu memang benar, kalau kita tak menghajar mereka sampai kalang kabut, dianggapnya Ban kiam hwee kita hanya terdiri dari manusia tempe belaka!"

Buyung Siu tersenyum.

"Aku pikir, Kiam cu pasti mempunyai cara yang paling bagus untuk mematahkan serangan musuh?"

"Sebenarnya aku sudah mempunyai suatu rencana yang matang, tapi setelah menduga datangnya serangan musuh pada hari ini secara besar-besaran, aku pikir, rencana aku semula mungkin sudah tidak begitu baik lagi...."

Mendadak dia menutup mulutnya sambil berpaling ke arah Ciu Toa nian yang menyaru sebagai Chin Tay-seng, setelah itu tegurnya lagi:

"Bukankah kau mengharapkan aku mengampuni selembar jiwamu..?"

Ciu Toa-nian yang berdiri di samping buru-buru menjatuhkan diri berlutut, sambil menyembah berulang kali serunya:

"Berbesarlah jiwa kiamcu, ampunilah selembar nyawaku..."

"Bagus sekali, sekarang aku mempunyai satu tugas yang harus kau lakukan, asal tugas tersebut dapat kau laksanakan dengan baik, maka jasa tersebut dapat pakai untuk menebus dosamu."

"Hamba siap menunggu perintah dari Kiamcu"

"Kau tetap menyaru sebagai Chin Tay seng, bawalah dua puluh orang jago pedang berpita hitam dan senja nanti berangkat ke kuil Sik jin tian, bekuk Chin Tay seng serta dua puluh penghianat tersebut"

Pedang Karat Pena Beraksara - Qin HongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang