PRANG!!!!!!
Ada suara barang pecah dari dalam rumah.
"Sampai kapan kamu mau begini?! Siapa lagi wanita itu?!"
Seseorang berteriak dari dalam rumah ketika aku baru pulang dari sekolah. Aku bahkan belum membuka pintu yang gagangnya sudah aku pegang.
"Dasar laki-laki bajingan!!!"
Itu teriakan mamaku. Dia pasti bertengkar lagi dengan ayah. Pantas dia tidak menjemputku hari ini di sekolah.
"Kau yang tidak tau diri. Aku sudah cukup baik dengan memberimu banyak uang tapi kuu malah menuntutku lebih! Apa kau tidak selalu menyusahkanku?!"
Suara bariton itu pasti punya ayahku.
"Jangan bodoh! Kau kepergok selingkuh, kenapa aku yang di salahkan!"
Dan perang mulut itu semakin memanas. Aku berjalan perlahan. Botol minum yang menggantung di leher aku taruh di meja dan berniat membuka sepatu olah ragaku sebelum sebuah benda terdengah pecah lagi dari ruang makan.
Hatiku sudah tidak menentu mendengar teriakan-teriakan itu. Aku takut. Entah lah takut karena apa. Dan akhirnya aku terisak sendiri di ruang tamu. Aku sedih, untuk masalah mereka yang tidak aku mengerti.
"Demi tuhan aku tidak kuat lagi hidup seperti ini Ted!" Suara mama sudah bergetar. Tanda kalau dia tidak bisa lagi membendung tangisnya.
Ku kuatkan hati untuk masuk ke ruang tengah. Menuju meja makan tempat ayah dan mamaku saling melempar barang seperti orang barbar.
"Ma," aku ragu-ragu memanggil mama. Suaraku serak.
Mereka berdua berhenti beradu mulut. Mama refleks menghapus air matanya. Dia menghampiriku dan menyeretku ke kamar.
"Diam disini dulu. Sebentar lagi mama panggil untuk makan siang. Sebelum mama datang jangan pernah keluar dari kamar. Oke?" pinta mama dengan suara nya yang masih bergetar. Aku mengangguk pelan.
"Anak pintar. Mama janji tidak akan lama." Mama mengecup keningku dan meninggalkanku yang duduk termangu di tepi ranjang.
Sepuluh menit kemudian pintu kamarku di buka. Wajahku sumringah tapi itu tak bertahan lama setelah tau siapa yang datang. Ternyata bukan mama, melainkan pembantu rumah ini yang membawakan senampan makan siangku.
"Mama kemana, Mel?" tanyaku.
Dia tidak menjawab. Dia hanya mengelus kepalaku sejenak kemudian pergi.Suara teriakan di lantai bawah sudah tidak ada. Mungkin orang tuaku sudah baikan. Aku tidak ambil pusing dan dengan lahap ku habiskan makan siangku. Menunggu mama kembali dan aku bisa bercerita tentang sekolahku padanya. Aku senang bercerita. Mama selalu mendengarkan dengan sabar.
Matahari mulai tergelincir. Berjam-jam aku menunggu mama di kamar. Untunglah ada banyak kegiatan yang bisa aku kerjakan dikamar. Aku memang suka melakukan banyak hal disini. Dari mulai menggambar, bermain boneka barbie dan segala kelengkapanya. Sampai acara merias diri dengan make up yang aku curi dari kamar mama.
Kulirik jam, sudah waktunya untuk mandi. Mama masih belum datang juga. Tidak ada suara apa-apa dari lantai bawah. Ini terlalu sepi untuk rumah yang selalu di isi dengan pertengkaran antara suami dan istri. Akhirnya aku memberanikan diri keluar dari kamar. kuharap mama tidak akan menghukumku kali ini.
Di ruang tamu aku menemukan Aaron, kakak laki-lakiku sedirian. Dia masih menggenakan seragam putih birunya. Padahal hari sudah hampir gelap. Badannya bergerak narik turun seperti sedang menahan tangis. Tangannya menggenggam sebuah kertas yg dia remas sekuat tenaga. Dia kenapa?
"Kakak." Panggilku sambil mencoba ikut duduk di sampingnya. Dia menoleh ke arahku. Air mata meleleh di pipinya. Badannya masih berguncang akibat tangisannya yang belum mereda.
"Mama.." kata Aaron di sela isakannya. Ada apa dengan mama? Dimana dia sekarang.
"Mama kemana?" Aku mulai cemas. Aku ingin melihat mama sekarang.
Ku guncang badan Aaron sekuat tenaga tapi dia masih saja terisak-isak tanpa menjawab pertanyaanku. Belum pernah aku secemas ini.
"Kakak, mama kemana?" Aku mulai berteriak panik.
"Mama pergi. Mama tidak sayang kita lagi! Dia pergi. Huhuuuuuhu..."
Ucap Aaron di iringi dengan tangisnya. Dan meledak pula tangisanku. Menangis meraung-raung. Kami takut, bingung dan sedih. Kemana ibu kami sebenarnya.
******
Hai.. selamat membaca karya pertamaku ini ya. Silahlan comment sesuka mu ya, karna aku butuh banyak masukan..
Senang rasanya bisa berbagi isi kepala di sini..
Aku kasih photo cast nya Jessie Carliste ya..
Maria Valrverde as Jessie Carliste
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Love (Sudah di terbitkan)
DragosteAku Jessie. Hidup dengan ayah dan kakak yang tidak berguna. Berjuang sendiri untuk kelulusan Kuliahku. Semuanya suram sampai aku bertemu dengan nya. Si Laki-laki tampan yang mobilnya kena baret olehku. Hidupku indah dengannya sampai aku mengetahui r...