Cinta Untuk Kakak

6.5K 49 12
                                    

Udara pagi ini sangat dingin. Rasanya ia tidak ingin beranjak dari tempat tidurnya. Kalau saja hari ini hari libur, mungkin dia tidak harus bangun di pagi yang dingin ini. Di luar sana hujan masih turun. Ia paksakan dirinya untuk bangun. Dirapikannya tempat tidur dan dilipatnya seluruh kain yang ia pakai untuk menghangatkan tubuhnya yang menggigil kedinginan. Setelah semuanya rapi, ia lekas pergi ke kamar mandi.

Brr... baru saja ia sentuh air itu dengan ujung telunjuknya, rasa dinginnya langsung menyebar keseluruh tubuh. Karena tak kuat menahan suhu air yang dingin seperti batu es, ia mengurungkan niatnya untuk mandi. Toh tak ada yang tau. Pikirnya. Buru-buru ia kenakan seragam sekolah.

Sebut saja ia Fika. Seorang anak pendiam yang cuek. Serta memiliki ekspresi wajah yang datar. Sejak kecil Fika hanya tinggal berdua dengan kakak laki-lakinya. Namanya Alex. Kata kak Alex, Ayah dan Ibu mereka telah lama meninggal sejak usia Fika masih 1 tahun dalam kecelakaan sebuah pesawat. Dan sekarang, hanya kak Alex yang ia punya.

" Kamu sudah rapi, Fik? Mau kakak antar?"

Pertanyaan kak Alex membuyarkan lamunannya. Fika bingung mau jawab apa?. Sudah dua tahun ia bersekolah, tapi, entah kenapa, ia tidak ingin kak Alex mengantarnya. Fika tidak ingin teman-temannya melihat kak Alex. Fika malu. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan wujud kakaknya itu. Bahkan menurutnya kakaknya bak malaikat yang turun dari langit. Wajahnya yang tampan, kulitnya putih bercahaya, serta senyumannya yang memikat, membuat orang yang melihatnya, akan terpesona dibuatnya. Tapi, ada satu hal yang tidak Fika sukai dari kakaknya. Yaitu, pekerjaannya.

Sejak usia Fika 5 tahun, kakaknya membuka usaha club malam kecil-kecilan di rumah. Tidak disangka usaha club kak Alex mengalami peningkatan dan berkembang pesat hingga sekarang. Tapi, Fika tidak menginginkan hal itu. Ia ingin kak Alex membuka usaha yang lain. Karena, bagi Fika ini pekerjaan yang tidak halal. Setiap hari ia harus terbiasa mencium bau alkohol, asap rokok. Bahkan ia harus terbiasa melihat wanita-wanita penari eksotik yang di kerumuni pria-pria hidung belang. Tapi, ia sedikit lega, karena kakaknya selalu melindunginya saat tangan-tangan jahil para hidung belang itu menggodanya. Tak ada satupun yang berani menyentuhnya.

" Hei! Kok melamun?"

Lagi-lagi suara kak Alex mengagetkannya. Mungkin Fika harus menolaknya lagi?! Mungkin suatu hari nanti, kak Alex akan mengerti. Pikirnya.

" Ng...nggak usah deh, kak! Aku bisa sendiri kok" jawab Fika.

" Benar nih?" tanya kak Alex lagi.

" Iya, bener, nggak usah. Lagi pula, aku nanti bareng sama Luna, kok!" jawab Fika sedikit berbohong.

" Ya udah deh! Kalo gitu sarapan dulu ya!"

" Nggak usah, kak. Udah telat, nih! Aku berangkat dulu, ya! Dah kakak!"

" Hati-hati, ya!'

Setelah berpamitan, buru-buru ia kayuh sepedanya. Sepada itu di beri oleh kakaknya sebagai hadiah karena ia lulus SMP dua tahun lalu dan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.

Setelah sampai, ternyata pintu gerbang masih terbuka separuh. Itu berarti Fika belum benar-benar terlambat datang ke sekolah. Sesampainya di tempat parkiran, buru-buru ia parkirkan sepedanya dan bergegas masuk kekelas sebelum bu Linda, guru matematika kesayangannya itu tiba duluan. Karena beliau tidak suka kalau ada anak yang datang setelah beliau. Padahal masih ada waktu 5 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Sungguh orang yang aneh. Tapi, Fika menyukainya. Bu Linda sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

* * *

Hari ini ada pelajaran olahraga. Pak Timoro, guru olahraga datang memberikan pengarahan.

" Ok anak-anak! Sekarang kita akan melakukan lari estafet. Buatlah kelompok! Satu kelompok terdiri dari empat orang. Perempuan dengan perempuan, dan yang laki-laki dengan laki-laki".

Cinta Untuk KakakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang