Hal 1

136 4 0
                                    

19.34

"Jatuh cinta memang indah. Tapi hati - hati ,semakin lama kamu bersamanya,hasrat memiliki pun semakin tinggi dan posesif mulai lebih kuat akhirnya toxic disebuah hubungan pun selalu saja terjadi"

-Toxic relationship-
Itu yang dirasakan seorang Alendria Aranis ditengah keramaian hiruh pikuknya manusia yang sedang melakukan berbagai aktivitas.

Dipinggir jalan warung kopi mereka sedang berbicara.

"Alen!!!.. apa maksud kamu??hah?" Bentak cowok itu dengan lantang

"M-maaf. Bukan maksud aku mengkhianatimu, dia temanku Fan"

Ya cowok itu bernama Fandy. Sudah 2 tahun mereka menjalin hubungan dengan banyak masalah kadang mereka saling menggenggam, namun terkadang mereka saling membesarkan ego masing - masing.

"Teman kau bilang?. Dia memegang tangan mu. Memang aku ini buta?!" Ucap Fandy masih bernada tinggi

"Kamu salah paham Fan" jelas Alendria

"Ah sudah. Aku tidak perlu penjelasan darimu lagi. Ayo kita pulang" sambil menarik tangan Alendria

Sesampai rumah Alendria ,Fandy tidak langsung bergegas pergi meninggalkan Alen tanpa sepatah kata karena kekecewaan dihatinya membuat Fandy emosi tak karuan

Alendria pun ingin sekali meneteskan air mata tetapi takut membuat mamanya khawatir. Alendria pun langsung bergegas kekamar dan membereskan diri

Whatsapp
20.30 Fandy A. ❤ : Alen?apa kau sudah tidur?

Alen pun melihat notif dihpnya langsung membuka pesan dari Fandy

20.32 Alendria : Belum. Aku sedang memikirkanmu

20.35 Fandy. A❤ : Sudahlah. Aku lelah . Udah tidur sana gih
20.35 Alendria : Oke aku tidur. Good Night❤
20.36 Fandy. A❤ : Iya. Tidur jangan nangis

Alendria duduk dikamarnya merenung setiap kali Fandy posesif pasti membuatnya terluka. Karena hati Alen sangat lembut,dibentak sedikit sudah hancur.

Keesokan harinya, mama Alen menyuruh Alen untuk sarapan terlebih dahulu seperti biasanya. Namun wajah Alen sangat tidak bersemangat. Mama Alen menghela napas pelan

"Anak mama kenapa pagi-pagi udah lemes aja. Ayo semangat hari ini kamu harus kuliah,kan mau ujian" ucap Mama

"Iya Mah,Alen gakpapa kok" balas Alen

"Gausah bohong. Mama tau kok pasti kamu berantem lagi kan sama Fandy. Udah putus aja mama gak setuju dia gak bisa bikin kamu bahagia. Toh si Fandy belum mapan" sinis Mama Alen

"Udah ya Ma,aku lagi gak mau bahas soal Fandy. Aku berangkat dulu"balas Alen sambil mempercepat makannya dan berpamitan

"Hati - hati" jawab mama Alen

Hari ini dikampus Alen sangat ramai karena ada festival tahunan yang dibuat oleh kampusnya. Saat Alen hendak gabung dengan teman - temannya tiba-tiba si Fandy memotong jalan Alen. Sontak membuat Alen kaget

"F..Fandy?"ucap Alen terbata - bata

"Kenapa?kaget ya?aku hari ini mau ngawasin kamu biar gak pulang bareng sama cowok brengsek kemarin" balas Fandy

"Yaampun Fandy. Mending kamu pulang, ngapain sih pakek di awasin. Aku gak aneh - aneh. Kemarin kamu salah paham. Aku kemarin itu jatuh kebetulan ada Kak Bani dia malahan yang nolong aku dan kamu lihatnya pas dia pegang tanganku" jelas Alen

"Heh.. itu modus . Dia itu suka sama kamu tau gak. Aku gak mau pulang. Disini ngawasin" sambil melototi Alen

"Kamu gak kerja ? Apa gimana gitu yang lebih berguna buat masa depan mu?" Ucap Alen lirih

"Alah. Kamu gak usah ngatur , kamu diam atau aku bikin sakit" ancam Fandy

"I.iya maaf. Yaudah masuk dulu" balas Alen pasrah

Seperti itu sifat Fandy yang emosian, bahkan dia hanya memikirkan Alen tidak memikirkan masadepannya. Yang dia pikir hanya Alen..Alenn..dan Aleen


Sekedar Singgah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang