Chapter 2

3.5K 283 3
                                    

Pria itu tanpa permisi menjilat leher Naruto dan membuat sang empunya menggeliat tak nyaman.

Habis sudah, Naruto sudah bisa merasakan taring tajam itu menyentuh lehernya. Hidup Naruto sudah bisa di pastikan selesai, menangis pun tidak ada gunanya Naruto sudah bisa melihat nenek-nenek yang dahulu suka memberinya buah-buahan melambaikan tangannya dengan ekspresi janggal.

Maaf nenek, tapi mati saja sendiri!

Dengan persiapan matang Naruto menghantamkan kepalanya dengan keras ke kepala pria di hadapannya hingga pria itu melepaskan tangannya dan terdorong mundur karena terkejut.

Naruto terkejut juga tidak menyangka jurus andalannya berhasil. Tapi sepertinya tidak ada dampak berarti selain memar, padahal terakhir Naruto menggunakan jurus andalannya lawannya pingsan dan harus dirawat di rumah sakit.

Hening, pria itu dengan ekspresi bodoh memegang keningnya yang memerah. Tidak pernah menyangka bahwa akan ada hari di mana dia menerima perlakuan sedemikan rupa.

Pria itu menatap Naruto, alis matanya mencuram, pandangannya semakin tajam dan dengan gerakan kasar menarik tangan Naruto.

Tangan lainnya memegang dagu Naruto lembut, "Sepertinya aku terlalu lembut pada Nona."

Jantung Naruto berdetak kencang, baru saja bersiap untuk menutup matanya sebuah suara mengentikan Naruto dan pria di hadapannya.

"Sasuke, apa yang kau lakukan?"

Sebuah suara bariton tiba-tiba datang entah dari mana yang di dengar Naruto bagaikan air sejuk yang sekali di siram ke arahnya, yang artinya Naruto tidak benar-benar merasa aman.

Masih baik jika yang datang adalah pahlawan kesiangan yang mencoba menyematkan nyawa Naruto, tapi jika yang datang adalah rekan penjahat dari pria sinting bernama Sasuke ini bagaimana?

Ya sudah, Naruto hanya bisa pasrah bunuh diri.

"Aku tanya apa yang kau lakukan?"

Sasuke membuang muka, "Apa kau tak lihat aku sedang apa?"

Tidak, Itachi sungguh-sungguh bertanya karena tidak tau.

Tapi mana mungkin Itachi mengatakan itu kan, bahwa sebenarnya Itachi juga tidak mengerti diantara mereka siapa yang menyerang siapa?!

"Apa kau sudah gila? Menyerang manusia sudah dilarang oleh nenek moyang bangsa kita ribuan tahun lalu!" hardik Itachi seraya menarik kerah Sasuke.

"Aku butuh kekuatan ... untuk menghabisi kaum warewolf," ucap sasuke dengan rahang mengeras, pria dengan mata sewarna malam itu juga tidak mencoba mencoba melepas cengkraman Itachi dari kerahnya.

Sasuke memiringkan kepalanya, seringai hadir di wajah pucatnya. "Lagipula aku ada masalah pribadi dengan gadis itu."

Buagh

Itachi memukul pipi kanan sasuke, membuat pemuda itu sedikit terhuyung.

"Cih," Sasuke mendecih sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Pukulan Itachi tidak main-main rupanya.

Melihat kesempatan dalam kesempitan, Naruto segera berlari kabur meninggalkan Itachi dan Sasuke yang masih saling menatap dengan sengit.

My Boy Friends Is a VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang