11

8.1K 812 47
                                    

Semuanya kembali seperti semula. Baik Sehun maupun Krystal, kembali menjalani kehidupan mereka masing-masing. Setelah tiba di Korea dan berpisah di bandara, tidak ada kontak apa-apa lagi dari hubungan kerjasama mereka, kecuali Chanyeol yang sering menanyakan kabar Jiho.

Bagi Krystal sendiri, sikap Chanyeol begitu aneh. Karena pria itu sangat peduli dengan semuanya yang berkaitan dengan Jiho.

"Krys, kau mendengarkan Ayah?"

Lamunan Krystal buyar. Ia mendongak dan menatap wajah ayahnya yang sangat ia rindukan. "Ayah, sepertinya aku tidak bisa mengikuti kampanye nanti."

"Kenapa? Kau sudah berjanji, Krys."

"Aku tahu, tapi aku harus menyelesaikan tugas akhirku. Aku harus lulus tahun ini, Ayah."

Tuan Jung menghembuskan napasnya, tanda menyerah. "Baiklah, terserah kau saja. Tapi kau harus ikut di kampanye selanjutnya, mengerti?"

"Siap bos," ucap Krystal ceria sambil izin untuk pergi dari ruangan super megah itu.

Krystal berjalan-jalan di sekitar sungai Han. Hembusan angin terus menerpa rambutnya yang indah. Sebenarnya itu membuat dirinya risih, tapi ketenangan yang ia dapatkan membuat semuanya berubah.

Langkahnya terhenti. Krystal melihat Sehun yang sedang berdiri memandang sungai Han dengan beberapa bodyguard yang menjaga pria itu.

Lalu, kedua pandangan mereka bertemu dan mengunci mata keduanya.

"Bisakah kau menemaniku jalan?" tiba-tiba saja Sehun meminta hal itu dan membuat Krystal mengernyitkan keningnya.

"Aku membutuhkan seseorang saat ini," ujar Sehun.

Krystal tertegun. Ia meniti wajah Sehun dengan baik-baik dan wajah itu terlihat berbeda. Ada kesedihan di wajah tampak yang dingin itu.

"Ayo," ucap Sehun sambil menarik paksa tangan Krystal dan membawa gadis itu ke dalam mobil.

"Maaf, tapi aku benar-benar membutuhkan teman. Semua orang sedang sibuk."

Krystal hanya diam saja saat Sehun mengatakan hal itu. Faktanya ia juga membutuhkan seseorang.

Sehun sebenarnya bisa saja mengajak Seulgi, tapi ia tidak ingin membuat gadis itu kelelahan. Apalagi kondisi Seulgi tidak memungkinkan.

"Kau sudah makan?" tanya Sehun.

Krystal mengangguk.

Selama di perjalanan, kedua sibuk dengan pikiran masing-masing. Apalagi Sehun, wajahnya terlihat pucat karena berita yang membuat ia sedikit senang, tapi juga gelisah.

Sehun menghembuskan napasnya berat untuk menghilangkkegekisahannyanya itu, tapi tetap saja. Tidak bisa membuat ia merasa tenang.

"Bagaimana jika ke Namsan Tower?"

Sehun menoleh ke arah Krystal. Dan ia langsung menyetujui perkataan Krystal itu. Sepertinya Namsan Tower adalah tempat yang bagus untuk menenangkan diri.

Setibanya di sana, mereka melanjutkan jalan-jalan kecil beriringan. Menikmati gulali yang manis dan bercanda hanya karena kelakuan kecil yang tidak sengaja mereka lakukan.

Karena hal itu, beban yang ada di pundak mereka mulai hilang. Terisi oleh candaan keduanya.

"Kau lucu," seru Sehun.

Krystal hanya tersenyum dan lanjut menikmati gulalinya. Tanpa Krystal sadari, Sehun terus menatap wajahnya dengan lembut.

Sehun sadar. Tidak seharusnya ia menyakiti wajah cantik itu dengan beribu masalah.

My Baby's FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang