Mermaid 15

3.5K 203 0
                                    

Jangan pelit kasih bintang nya cantik, and coment ..wkwk

Happy reading,,, #cecek dodot.


***

Andrew berjalan dengan bersungut kesal dengan mulut yang terus berkomat kamit tampa henti.

kaki nya juga tak henti menendang batu krikil yang di lewati nya di sepanjang lorong bawah tanah, namun ini bisa dibilang mirip seperti gua karena lama tidak terpakai, hingga suara itu menghentikan nya,,

"aww,,," ringis seseorang dengan suara sangat pelan, tapi tidak untuk Andrew yang dapat mendengar dengan jelas, ,,
tepat nya itu suara wanita .

"siapa itu?" Tanya sedikit berteriak.

Suasana hening langsung terasa, gelap yang pekat memang tidak berpengaruh sama sekali karena mata Alder yang tengah mencari mangsa buruan nya.

Lorong yang bercabang serta tumbuhan rambat yang bersulur liar sedikit menutupi pandangan Alder . hingga gerak kan kecil cukup membuat senyum kecil di sudut bibirnya.

"cukup bermain nya , aku tau kau berada dimana?" ucap nya memperingati,

" kalau kau tidak keluar juga, jangan harap kau bisa selamat saat aku menangkap mu ." Ucap nya dingin dan mengancam.

Tetap bergeming, hingga gerakan halus seakan menjauhi tempat nya berada, dan dengan cepat Andrew mengejar kemudian mendekat ke arah seluit yang tampak lihai mengindar dari batu yang cukup besar di sepanjang lorong, kemudian berpijak tampa takut terlilit tumbuhan yang bersulur liar yang menghalangi jalan.

Dengan geram Andrew mengeluarkan cakar panjang nya dan memangkas semua tumbuhan yang menghalangi jalan yang di lewati nya,

sedikit lagi.

Dengan mencari momen yang tepat, Andrew mengambil pijakan lebih tinggi hingga dengan cepat berlari di diding lorong yang akan mencapai pintu keluar,
dan menderat tepat di depan seseorang yang kini tengah terduduk karena kaget.

"sudah ku katakan berhenti, kenapa kau malah menghindar nona." Ucap nya dengan gaya bahasa Bumi.

Merasa terancam wanita itu merapat kan lutut nya hingga dada dan gemetar ketakutan,
" ampun,,, kasihani nyawa hamba tuan." Ucapnya pelan seperti berbisik.

Andrew terus memberhatikan wanita yang kini masih setia meringkuk tampa ingin memandang wajah nya, baju jubah hitam bertudung, kulit kusam kotor dan wajah yang selalu di tutupi tudung yang seakan takut itu terlepas, jemari nya mengerat kan jubah seakan takut tiba – tiba di tertarik paksa.

"kata kan siapa diri mu? Dan kenapa berada disini?" ucap nya lebih tenang tidak ingin membuat nya mangsa buruan nya takut karena gertakan nya, kalau di lihat dia wanita yang lemah.

Perlahan tapi pasti hingga sang wanita mengintip – ngintip siapa pria yang kini ada di hadapan nya, kalau di lihat saat mengejar nya sudah pasti dia bukan makhluk biasa ,
" aku Elena, aku tinggal di dekat lorong gua ini, lorong bercabang dari lorong ini, "ucap nya pelan.

Lebih baik jujur karena dirinya tidak ingin terkena masalah dengan clain apa pun, atau lebih baik menghindari dari semua yang terkait oleh mereka.

Andrew tidak bisa percaya begitu saja mengingat informasi karo yang semakin gencar nya Azura mencuri – curi informasi untuk melumpuh kan musuh nya.

Satu gerak cepat, Andrew menggenggam erat leher nya hingga wajah itu terlihat jelas ," kau kaum terbuang." Ucap nya tidak percaya melihat tanda hitam seperti bulan sabit tepat berada di pelipis nya.

MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang