Even when we're apart you still be able to make me smile.
.
.
.
Alana yang sedang asyik menggambar dan Hana yang sedang asyik membaca novel mengerutkan kening ketika mendengar perbincangan beberapa teman mereka yang ada di depan pintu kelas."Eh, besok ampe minggu depan kan libur, katanya cowok-cowok mau pada ke Jogja ya?"
"Iya kayaknya, dari grup sih gue baca."
"Coba yang cewek-ceweknya ikutan."
"Ah elo mah biar bisa ngedeketin Arnes kan? Udah punya pacar euy."
"Enggak, apaan sih lo? Ya kali. Udah move on gue."
Alana meletakkan pensilnya, menatap Hana yang juga sudah menatapnya. Bukan karena mendengar nama Arnes disebut, kalau itu, ia sudah terbiasa.
"Arnes ikut ke Jogja?"
"Kayaknya sih iya, soalnya Nevan, Jaja, sama Arka juga ikut." Hana menutup novelnya dan meletakkan di atas meja.
Alana mengangguk pelan. "Berapa hari di Jogja?"
"Palingan dua hari satu malam, nggak mungkin kalo lama-lama."
Mengangguk sekali, kemudian Alana terdiam. Kok Arnes nggak bilang dia mau ikut ke Jogja? Batinnya.
Hana menepuk bahu Alana sambil berdiri. "Tuh orangnya. Tanya aja. Gue ke toilet dulu."
Seiring dengan Hana yang melangkah keluar kelas, Alana melempar senyum kearah Arnes, tentu Arnes membalasnya.
"Nes," panggil Alana sambil melihat Arnes yang meletakkan tasnya.
"Ya?"
Alana melanjutkan perkataannya setelah Arnes duduk. "Kamu ikut ke Jogja, ya?"
"Oh iya! Besok aku berangkat. Maaf ya, aku belom bilang ke kamu."
"Nggak papa kok. Cuma agak kaget aja, abis mendadak banget berangkat besok." Alana mengulas senyum tipis.
"Iya, harusnya aku kasih tau kamu dari kemaren." Arnes mendengus pelan.
"Maaf ya?" ulang Arnes sambil memegang tangan Alana
"Iyaa, Nes, nggak papa. Have fun ya, di sana."
Arnes mengangguk sambil tersenyum. Namun senyumnya hilang saat sebuah suara memanggilnya dari ambang pintu. Siapa lagi kalau bukan Bella.
Alana yang melihat itu beralih lagi pada buku gambarnya. Membiarkan Arnes dan Bella bicara. Walau tak dipungkiri perasaan sesak di dada kembali menyapanya.
"Nes, Nes! Lo ikut ke Jogja?" Cewek itu berdiri di dekat meja Arnes.
"He'em."
"Kok gue baru tau? Kenapa nggak bilang?"
Arnes memutar bola matanya, "Penting banget gue bilang ke lo?"
"Ish," Bella menatap Arnes kesal, yang ditatap kesal pun hanya cuek.
Kemudian Arnes berdiri dari kursinya. "Gue mau ke toilet, awas."
Mengusap pucuk kepala Alana sekali, Arnes pun langsung keluar dari kelas, menghindar dari Bella.
Bella mendengus. Sepertinya Arnes bermaksud membuat Bella cemburu dengan perlakuannya pada Alana. Namun jika ia tidak bermaksud sekalipum, percayalah, itu berhasil membuat Bella cemburu.
"Bell," panggil Alana.
Bella menoleh.
"Maaf ya, Arnes emang kayak gitu. Jangan diambil hati." ucapnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Like Yours
Teen FictionAlana, murid baru dengan perawakan yang kalem, penyuka musik dan puisi, juga mampu menarik hati Arnes. Arnes merasa yakin untuk memberikan hatinya lagi kepada seorang gadis. Menjadikan Alana bintang di hidupnya. Tapi ketika mereka berpacaran, ada s...