Part 1

88.5K 872 2
                                    

Aku masih menatapnya yang tersenyum ke arah para gadis yang berusaha mencuri perhatiannya. Hingga sebuah panggilan menyadarkanku.

“viona putri larasati.”

Ku balikkan tubuhku, menatap seorang wanita berpakaian ala kantoran yang memanggil namaku.

“saya?”

Wanita itu tersenyum ramah padaku.

“Tuan thomas menunggu anda di mobil,” ujarnya membimbingku untuk mengikutinya berjalan ke arah parkiran.

Langkahku semakin melambat begitu melihat mobil hitam mengkilat itu. Dengan wajah bersungut kesal ku masukkan tubuhku ke dalamnya begitu wanita tadi membukakan pintu penumpang untukku.

CUP

“YAK! DASAR PRIA MESUM!” makiku pada pria dengan senyum bocahnya yang duduk di sebelahku.

“kenapa? Aku bahkan hanya mencium pipimu, kenapa kau semarah itu.”

Ku putar bola mataku. Tak berniat menanggapi perkataannya. Terlalu malas berurusan dengan pria tampan nan menyebalkan di sampingku.

“Ada apalagi denganmu? Kau terlihat tak suka melihatku ada di sini?” tanyanya yang menangkup wajahku hingga menatapnya.

Dengan kasar ku hempaskan kedua tangannya.

“Untuk apa kau datang ke kampus? Kau sengaja ingin tebar pesona pada para gadis di hadapan?” kesalku menatap tajam padanya.

Pria itu menaikkan satu alisnya, menatap penuh minat pada wajah cemberutku.

“Kau cemburu?”

“Ck. Untuk apa aku cemburu pada makhluk paling menyebalkan sepertimu.”

“Tidak ada yang salah jika seorang istri cemburu melihat suaminya yang tampan di kelilingi banyak gadis muda.”

“YAK, APA MAKSUD PERKATAANMU? KAU MAU MENGATAKAN BAHWA AKU INI TUA, !!!” teriakku tak mempedulikan keberadaan dua orang lainnya di jok depan mobil yang kini tengah melaju.

“Kapan aku mengatakannya? Kau sendiri yang mengakuinya. Dan berhentilah berteriak. Kau membuat telingaku berdengung setiap kali mendengar suara cemprengmu itu,” ujarnya santai seraya mengelus-elus telinganya.

“THOMAS GIBSON! KAU BENAR-BENAR MAKHLUK PALING MENJENGKELKAN YANG PERNAH KU TEMUI.”
“Ya Tuhan. Apa yang sebenarnya pria bodoh itu lakukan di rumah ini?”

Ku pijit kepalaku, merasa pusing dan mual melihat ruang televisi yang berantakan seperti habis terkena gempa. Baru saja aku meninggalkan rumah selama satu jam ke super market, dan lihatlah! Kini rumah minimalisku yang nyaman, bersih, dan rapi sudah berubah. Berubah seakan baru saja kemasukan segerombolan pencuri.

“THOMAS GIBSON…RENDY GIBSON!!!!!” teriakku menggema di seluruh penjuru rumah.

Ku tatap tajam dua kepala yang berukuran berbeda menyembul dari balik pintu kamarku. Dia menatap polos ke arahku seolah mereka berdua merupakan makhluk paling suci tak berdosa di dunia

My Husband Sex enthusiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang