Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun berdiri di depan pintu rumahnya, masih dengan seragam yang melekat di tubuh. Lengkap dengan tas sekolahnya.
Ia baru saja sampai di rumah ketika kedua orang tuanya kembali bertengkar dengan hebatnya. Seolah tidak mempedulikan dirinya yang seharusnya tidak melihat hal itu.
Anak itu membeku. Bahkan, ia sudah tidak bisa menangis sedikitpun. Hal yang sudah biasa ia lihat itu membuat hatinya membeku, tidak bisa merasakan rasa sakit itu lagi.
Bahkan untuk anak sekecilnya, ia tidak pernah mengeluarkan air matanya sedikitpun. Setidaknya, semenjak dua tahun yang lalu.
Keadaan makin memanas saat pria yang merupakan ayahnya mengungkit tentang kelahiran anak laki-laki itu.
Bagaimana anak itu bisa berbeda. Tentang paradigma yang ada di otaknya. Tentang kehancuran rumah tangganya akibat kehadiran anak itu.
Lagi, lagi, dan lagi, hal itu kembali diungkit.
Tapi tetap saja, anak laki-laki itu tidak peduli. Ia hanya melempar tasnya ke sembarang tempat, kemudian berlari pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flipped
Teen FictionCinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Dan kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya da...