1st Day Challenge! (4)

315 31 0
                                    

*ZEL POV*

Ini tuh sebenernya masih hari Selasa, tapi berhubung damn challenge itu start hari ini, so--

"Zel!" Bahu gue ditabok Vanila. Ini udah jam pulang. Gue, Vanila dan Ismy lagi beresin hati gue yang terpahat. Gak, lagi beresin buku lah.

"Siap lahir batin kan lo?" Vanila nyengir, ngeledek apa gimana sih?

"Tau dah pengap!" Kata gue ketus, yaiyalah gue belum sepenuhnya ikhlas menjalankan challenge ini.

"Jan gitu dong. Lo gak bakal nyesel kalo lo 'lulus' challenge ini. Kita jamin dah." Ismy nyambung.

"Ho-oh kita kan bukan kang kibul." Tambah Vanila.

Gue diem. Lagi mikir. Bukan lagi nahan pup. Please bedakan.

Salah satu hal yang buat gue (mau) melakukan challenge ini ya gue k e p o sama hadiah yang mereka janjikan. Swer!

Awas aja kalo mereka bokis, gue kutuk mereka jadi jomblo nestapa. Haha, afgan (re:sadis) gak gue?

Gue menarik napas panjang. Biar keliatan dramatis aja. Krik krik. Pengennya sih sambil nangis retret tapi sayang lah air mata gakuna gue.

"Mecahin pointnya random kan? Gue mundur ah kalo urut!" Tanya gue.

"Iya random kok. Belum perang udah mati duluan lo." Celoteh Vanila sambil menggendong ranselnya. Gue sama Ismy juga.

"Hmm, gimana kalo gue ketauan jadi SAnya Si X?" Sebenarnya itu pertanyaan klasik.

"Itu sih pinter-pinternya lo. Udah deh jalani aja." Vanila ngomong seenak jidat lebarnya.

Gue k e s e l.

"Point pertama tuh sengaja kita gampangin. Pecahin yang pertama dulu gece." Saran Ismy.

"Oh iya kita lupa kasih tau lo. Nanti setiap lo udah berhasil pecahin pointnya, lo catet aja dulu. Kalo udah hari ke tujuh, lo baru kasih kita jawaban semua pointnya. Jujurnya, dikumpulin dulu di lo gitu." Vanila menjelaskan.

"Gobs! Kenapa itu gak masuk rules? Njir, bener-bener challenge gak guna." Timpal gue.

"Kita hanya manusia cantik jelita yang sering kali lupa. Maklumin keles!" Ismy membela diri.

"Dobodo."

Point pertama: gue harus tau full namenya Si X.

Gampang itu mah. Gue tinggal nyusup ke rumahnya Si X terus curi Kartu Keluarganya. Gak-- bukan gitu caranya. Anjulah, gue kan gak tau kediamannya Si X. Njir bahasa gue apaan bgtz.

"Lo udah nemuin ide kan Zel?" Tanya Vanila. Anyway, kita udah keluar dari kelas. Gak nanya yak? Itu fyi kok :3

Gue menggeleng. "Lagian kalian makan apaan si tiba-tiba bikin challenge fak abis?"

Ismy dan Vanila ketawa. Kenapa mereka ketawa mulu? Bahagia amat bikin gue galau-kacau-balau-sakau-cincau- fix bibir gue ntar jadi monyong.

"Kita makan baver dikacangin tiap hari jadi terciptalah dabest challenge two thousand and sixteen ini, yaha!" Seru Ismy, tambah ngakak dia. Nju!

Gue mendengus, "Pantesan otak lo konslet!"

"Tau aja lo,"

"Tapi kenapa kalian percaya banget gue gak bakal stalking medsosnya Si X?" Tanya gue sok iya.

"Kita yakin lo orang yang jujur Zel. Hal itu juga yang bikin kita kepikiran challenge ini." Kata Vanila kalem, tumben.

Ismy mengangguk. Membenarkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 21, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Iam[not] a Secret AdmirerWhere stories live. Discover now