BEFORE I DIE – SERADIA
Hello! Kembali bertemu dengan saya, dan cerita baru saya tentunya. Sebelumnya maafkan saya untuk cerita saya yang berjudul L'amore è Dolce, Fuzelle! belum saya lanjutkan. Tapi karena ide baru sudah menuntut untuk di keluarkan, maka akhirnya saya menyerah dan membuat cerita baru. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Salam hangat,
Seradia.
-------------------------
Prolog
Aku berlari keluar dari ruangan putih yang menyesakkan itu. Berada di dalam terasa seperti menghimpit dada, kemudian menggoreskan luka, hingga rasanya sangat sakit, aku bahkan merasa kalau mungkin lukanya mengeluarkan darah.
Setelah aku lelah berlari, aku berjalan dengan tatapan kosong. Ya Tuhan, baru rasanya terjadi kemarin, bercanda bersamanya, memikirkan ide projek konyol itu, hingga akhirnya kita melaksanakan projek konyol itu dengan apapun caranya. Tapi sekarang? Lagi-lagi aku merasa sesak.
Tanpa sadar, aku jatuh terduduk di sebuah bangku taman yang berwarna putih gading. Ketika aku menoleh sesaat, mendadak aku melihat sebuah mawar putih cantik.
Kepalaku mendekati mawar putih itu. Menyentuh kelopaknya perlahan. Dan ribuan kenangan kembali datang dengan bertubi-tubi dalam otakku. Kali ini, air mataku terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before I Die
General FictionProjek konyol Hal-hal konyol. Semua harus di lakukan demi The Before I Die Project.