Dengan mantap hati Rizky memasuki areal kumuh itu, sepatunya yang mahal harus terkena lumpur. Maklum baru saja terguyur hujan.
"Aku ngga mau turun!" rengek perempuan yang dari tadi sibuk merapikan baju mahalnya.
"Sayang.... Sebenarnya aku juga jijik sama tempat ini, tapi aku harus nurutin kata papa aku. Kamu mau kita ngga jadi nikah???!" dia mengkerutkan dahi saat sepatu nya jeblos ke lumpur.
"Rizky kamu naik pakai mobil ajah... Usahain pokoknya!" ucapnya jijik.
"Seandainya bisa udah dari tadi Michelle, ayo deh buruan"
"Ngga... Emang kita harus nemuin siapa sih??? Masa calon pembantu ajah mesti di jemput" ketus Michelle.
"Aduhhh.. Dia itu temannya papa sayang, kalau ngga di turutin papa bisa saja tarik semua fasilitas aku selama ini!."
"Okey" sepertinya dia tidak suka semua bisa terlihat dahinya mengkerut dan bibirnya dimonyongin.
"Jangan pakai hels!" teriak Rizky
"Yah udah aku ngga jadi turun" ambeknya.Setelah berjalan hampir 3 meter di kubangan lumpur, Rizky melihat perempuan memakai kaos oblong dan rok panjang serta tak lupa kuciran dua, dan dua tas di punggung dan di tangannya. Tapi dia tidak kesulitan melewati jalan berlumpur itu.
"Ehh... Mas Rizky yah???...." ucapnya agak menunduk.
"Ia... Gua Rizky. Lo Dinda anaknya pak Tatang??!" tanya Rizky yang mulai kesulitan berjalan.
"Ia... Tidak bisa jalan yah Mas??? Sini aku bantuin" ucapnya polos.
"Ahhhh.... Ini gara-gara Lo juga. Kalau ngga ngapain gua mau kotor-kotoran kayak gini, tapi Lo gaya nya kampungan gini???!" Rizky menarik satu kepangan rambut Dinda."Sayanggg buruannnn..... Aku mau ke salon nih!" teriak Michelle dari dalam mobil.
"Bentar ini susah jalannya" sahut Rizky.
"Pacar nya yah Mas??? Suara nya gede banget ya'??"
"Udah ngga usah banyak ngomong, bantuin gua jalannya gimana..."Akhirnya mereka sampai di mobil.
"Stop" teriak Michelle.
"Kenapa Mba???!" tanya Dinda kaget.
"Lo ngga lihat hah??? Kaki Lo kayak gitu. Bersihin dulu ntar mobil pacar gua kotor lagi!"Dinda lalu mengajak Rizky ke sumur tak jauh dari tempat itu.