Jimin memasuki rumahnya dengan santai, seperti biasa rumah besarnya nampak sepi seperti tak berpenghuni. Mungkin kalau tidak ada maid dirumahnya Jimin bisa saja menganggap rumahnya ini sebagai pemakaman umum!
Jimin melangkahkan kakinya menuju kearah dapur sekedar untuk mengambil segelas air dingin untuk membasahi tenggorokannya yang kering.
Ketika dirinya sudah sampai didapur dirinya segera mengambil gelas dan menuangkan air dingin yang diambilnya dari dalam kulkas. Ketika dirinya sedang menenggak air tersebut mata sipitnya menangkap sebuah map coklat yang berada diatas meja counter dapur. Jimin berjalan kearah meja itu dan meraih map coklat yang tergeletak disana. Diletakkannya gelas minumnya keatas meja lalu kemudian dirinya membuka map tersebut mengambil kertas yang berada didalamnya dan mulai membaca isi yang berada didalam kertas tersebut.
Mata kecil nya melebar seketika, terkejut melihat isi yang berada didalam selembar ketas tersebut. Setelahnya dimasukannya lagi kertas tersebut kedalam map coklat seperti semula, menaruhnya kedalam tas dengan tergesa karna dirinya seperti mendengar langkah seseorang yang mendekat kearah dapur.
"Jiminie, sudah pulang?" tanya sebuah suara yang terdengar sangat lembut ditelinga Jimin.
Jimin hanya menganggukkan kepalanya merespon, pria dihadapannya hanya dapat menghela nafasnya maklum dengan Jimin yang seperti ini.
"Bagaimana sekolahmu?" yang lebih tua mencoba membuka topik pembicaraan.
"Baik." Jawab Jimin singkat, Kim Junsu sang ibu hanya dapat tersenyum tipis menanggapi jawaban singkat dari anak semata wayangnya tersebut.
Kalau kalian bertanya apakah Ibu dari Park Jimin adalah seorang Pria? Maka jawabannya adalah Ya!
Tidak ada yang salah bukan? Jimin terlahir dari rahim seorang Pria, katakanlah Kim Junsu adalah 1 dari beberapa pria yang beruntung karna bisa melahirkan seorang anak. Karna setelah dirinya melahirkan Jimin dokter mengatakan kalau Junsu sudah tidak bisa mempunyai anak lagi karna rahim yang dimilikinya sangat lemah. Tentu saja karna ada nya rahim ditubuh pria adalah kejadian yang sangat langka. Dan sayangnya rahim Junsu memiliki kondisi yang lemah.
"Bukankan seharusnya kau memiliki kelas tambahan? Apa sudah selesai?" tanya Junsu lagi masih mencoba melakukan komunikasi kepada anaknya tersebut. Berharap sekiranya dirinya bisa mendekatkan diri kepada Jimin.
"Kim Junsu-ssi!" sahut Jimin pelan. Junsu tertegun mendengar Jimin memanggil nya dengan panggilan formal tersebut, hatinya tiba-tiba terasa nyeri seketika seperti telat tertusuk oleh ribuan pisau tajam yang baru saja diasah. Sakit sekali!
Mendengar anak kandungmu sendiri memanggilmu dengan sebutan formal!
"Berhentilah berkata seolah-olah kau peduli padaku, mengkhawatirkanku dan menjadi sosok ibu yang baik! Karna aku sudah lupa kapan terakhir kali aku mendapati sosok seorang ibu. Bahkan aku sudah lupa kalau aku masih mempunyai keluarga yang lengkap!" Jimin terkekeh sebentar.
"Biarkan semuanya berjalan seperti hari-hari biasa, dimana kalian yang selalu sibuk dengan segala urusan-urusan penting itu!" lanjut Jimin lagi, Jimin mengatakannya dengan sangat pelan. Pelan namun sangat menusuk relung hatinya, rasanya dirinya ingin menangis dan marah! Marah kepada dirinya sendiri.
Ya!
Karna dirinya sadar Jimin seperti itu bukan tanpa sebab. Dia lah penyebabnya, dia sudah gagal menjadi seorang ibu untuk Jimin. Gagal bahkan sebelum dirinya memulai, dirinya hanya mementingkan keegoisannya pada saat itu.
Menyesal? Tentu saja!
Mau memperbaiki pun percuma, setidaknya itu hanya pemikiran Junsu saja. Dirinya ingin sekali memperbaiki hubungannya dengan Jimin tapi dirinya terlalu takut dan merasa malu jika sudah berhadapan dengan anak semata wayangnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Songsaenim Saranghae!
Любовные романыPark Jimin si murid berandalah pembuat onar yang senang sekali menggoda guru cantik dan manis namun galak bernama Min Yoongi... "Songsaenim! Bisakah kau menatapku sebagai seorang pria? Bukan sebagai muridmu!" WARNING! YAOI BOYXBOY JIMIN!SEME YOONGI...