MALU ITU ....

88 1 0
                                    

#MALU ITU ...#

Moza terpekur penasaran melihat Nathan. Dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia suka memandangi Nathan. Keadaan yang tidak memungkinkan Moza untuk mendekat ataupun sekedar menyapanya.

Saat Nathan tersenyum, Moza merasa ada sesuatu ∂ï dadanya yang tidak bisa ia jelaskan pada siapapun. Terlebih pada dirinya sendiri.

Ada rasa bahagia setiap kali Moza melihat ukiran senyum yang ditunjukkan oleh wajah Nathan. Namun, senyum itu sudah lama tidak Moza lihat dari wajah Nathan.

Moza menopang dagunya dgn tangan seraya terus memandangi Nathan. Nathan duduk menyaksikan pertandingan basket massal.

Kali ini ia tidak ikut andil dalam pertandingan. Bukan ia tidak suka. Bukan karena tidak mau. Tapi ia sedang memikirkan hal yang tidak bisa ia pikirkan sebelumnya.

'Kak Nathan kayaknya lagi sediih .. ' Pikir Moza.

Matanya memang mengarah pada lapangan, tapi titik fokusnya berbeda.

Dita menyeret-nyeret Moza mendekat pada Kak Nathan. Moza berontak beberapa kali. Namun tetap tidak ada gunanya. Moza sedikit salting . Ia tidak tau apa yang harus ia perbuat dan ia katakan kalo dia benar2 berhadapan dgn kak Nathan.

'Ditt, gue gak mauuuu' paksa Moza terus menarik2 tangannya. Sedikit lagi mereka akan mencapai kak Nathan.

'Kapan lagi cobak .. Ini saatnyaaa .. Gue jamin dia baik kok ..' Dita tidak mau tau duka apa yang Moza pikul saat ini. Ia sering bosan, temannya ini sering memandangi kak Nathan diam2.

Ohhh Tidaaakkkkkk. Dita dan Moza berdiri ∂ï depan Kak Nathan yang sedang asyik menonton pertandingan basket.

Nathan mengangkat sebelah alisnya.

'Ngapain nih anak' pikir Nathan pendek.

'Kak teman saya mau ngomong sama kakak. Namanya Moza Prasiwi .. Dia uda lama suka sama kakak.' ujar Dita enteng.

Nathan masih keheranan.

Kaki Moza tiba2 kaku. Lidahnya juga ikutan beku. Ia tidak tau harus berkata apa.

'Bu.....' Namun baru sedikit Moza berkata, Kak Nathan langsung melongos pergi.

Alhasil Moza cuma ternganga tak berdaya .. Begitupun Dita.

Bisa disaksikan, banyak orang yang menyaksikan hal konyol itu.

'Sumpah, gue malu bangettt' Moza menutup wajahnya.

.

.

Ia tidak berani mengangkat wajahnya.

.

Dengan cepat, ia berlari mencarii tempat tersembunyi.

Ia tinggalkan Dita dan beberapa orang yang mencibirnya.

Dita terisak sedu. Rasanya sakit. Apakah pada Dita yang membuatnya malu atau pada kak Nathan yang membuatnya seperti SAMPAH.

***

Moza mengaduk2 mie ayamnya dgn sendok. Tidak ada niat untuk menyantapnya. Berbeda dgn Dita yang dgn lahap menghabiskan pecel-nya. Tepat ∂ï arah pandangannya, Kak Nathan berseda gurau dgn temannya ∂ï salah satu sisi kantin. Rasanya ia masih tak kuasa untuk berhadapan lagi dgn pria itu. Ia sudah lama menyukai lelaki itu sejak masuk ke SMA ini. Mungkin bagi Moza, dia-lah cinta pertamanya. Berarti Moza sudah kurang lebih satu tahun menyukai lelaki bertubuh tinggi itu.

Kedua tangannya menutupi wajah sambil tertunduk. Tidak ingin terlihat oleh Nathan. Mungkin itu lebih baik. Bukan rahasia lagi kalau banyak anak sekolah yang mencibirnya karena kejadian waktu itu. Beruntung Moza masih bisa memaafkan Dita.

'Jangan lihat kesini' doanya dalam hati.

Moza menarik tangan Dita untuk pergi dari kantin.

'Huuuuuuuuu' sorakan itu tertuju pada Moza. Arahnya berasal dari kerumunan kak Nathan. Moza dan Dita mempercepat langkahnya.

***

Moza memukul-mukul bantalnya.

'Kak Nathan jahatt .. Emg salah kalo aku suka sama kakak .. ' Kesal Moza.

Tok tok tok

'Sayang ada teman kamu ∂ï depan.' Ucap mama Moza.

'Pasti Dita. Gak tau apa gue lg bete' banget' pikir Moza.

'Suruh pulang aja ma .. Aku lg gak mood untuk ketemu siapa2.' Kata Moza sekenanya.

'Gak boleh gitu ah .. Kasihan dia nungguin ∂ï depan' paksa mama Moza.

Langkah Moza gontai berdiri dari kasurnya. Ia pun berjalan ke ruang depan.

'Diitaaaaa gue lg bete' .. Lo pulang a.....' Kata2 Moza terhenti.

'Ngapain kakak ke sinii' kata Moza cepat.

***

'Mozaaaa' ucap Nathan saat ia mencegat Moza pagi ini. Tadi malam ia memang sempat diusir oleh Moza, namun kali ini yang memberanikan dirinya.

Sudah 2x Moza terjepit pada situasi ini. Tak mau bertambah malu, ia menarik tangan kak Nathan menjauh dari khalayak.

Mereka ke depan ruang laboratorium biologi.

'Mau kakak apa siih, belum puas kakak buat aku malu waktu ituuu' bentak Moza.

'Dengerin gue duluu. Lo dari kemarin motong muluk. ǰɐϑɪ̣̇ salah paham deh' keluh Nathan.

'Kak aku maluu.. Satu sekolah pasti ingat banget aku pernah nembak kakak .. Dan dgn jelas kakak nolak aku seprti sampah.' Jelas Moza melipat tangannya.

'Dan perlu kakak tau, gara2 kejadian itu aku sering dicibir lah, diibicarain lah, digosipin lah sama teman2 .. Aku malu kak . Maluu' jelas Moza lagi. Tanpa babibu, Nathan memeluk Moza yang sejak tadi tidak bisa berhenti.

DEG- Apa inii ?? .

'Beri gue kesempatan bicara dong .. Plissss jgn bicara lagii ..' Pinta Nathan.

'Gue kemarin bukan pergi tanpa alasan .. Tapi ada hal yang gak bisa gue tunda ..' Jelas Nathan ragu.

'Ƴɑ̤̥̈̊ªªªª kakak kan bisa menjaga perasaan aku .. Tetap aja aku malu' Moza mulai berkata lagi.

'Ssssssssstttt diam dulu belum selesai. Sebenarnya pas itu gue lagi kebelet .. Daripada kelamaan jelasin mending gue pergi ajaa .. Dan pas gue balik, lo uda gak adaaa' jelas Nathan.

'Bohong.' Moza menarik dirinya.

'Suer deh.. ' Kata Nathan menunjukkan 2 jarinya.

'Terus yang pas ∂ï kantin kenapa teman2 kakak nyorakin akuu' introgasi Moza.

'Dasar ge-er .. Mereka itu ngejekin gue karena gak berani nyamperin lo ..' Keluh Nathan.

Moza masih tidak percaya.

'Apakah perkataan Dita waktu itu masih berlaku ??' Tanya Nathan.

'Hah ??? Perkataan yang manaa ??' Tanya Moza pura2 lupa.

'Padahal gue uda mulai ada rasa sama orang yang suka lewat kelas gue tiap siang.. Dan orang yang punya tas sama kayak gue, padahal dia tau tas ini hanya cocok untuk cowok. Sampai2 dia ngikutin gue ke kafe favorit gue' sindir Nathan.

'Ketauan deh' Moza menepuk jidatnya.

'Kakak tau kalo selama ini aku perhatiin ??' Tanya Moza innocent.

Nathan mengangguk.

'Berarti selama ini gue kyk orang begok dong' batin Moza kesal sendiri.

'Maaf gue uda buat lo maluu Moz' ungkap Nathan.

Moza masih tersipu malu.

Nathan meraih tangan Moza.

'Jadi pacar gue ??' Tatapan Nathan tepat mengarah pada Moza.

Ia mengganguk cepat. Namun setelah itu Segera ia menutup mulutnya.

'Uda ketauan jugaaa masih aja bertingkah' ledek Nathan.

THE END.

Batal Suka · Hapus · Bagikan

Glader's Stories dan 86 orang lainnya menyukai ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MALU ITU ....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang