PERTAMA

21 2 0
                                    

Kring... Kring... Kring...

Seperti biasa, perempuan itu bangun setelah mendengar alaram yang sengaja dia taruh di dekat telinganya. Berjalan sempoyongan, langkah tiap langkah yang dia ambil. Mengucek mata untuk melihat lebih jelas pandangan. Melihat seragam sekolah berwarna putih polos dengan rok panjang berwarna maroon kotak-kotak telah tergantung rapi di depan lemari baju dan melanjutkan jalannya menuju kamar mandi.

Qatrunada Leoseena. Nama perempuan itu yang baru menginjak kelas X beberapa minggu lalu.

Qatru. Nama panggilan perempuan itu, anak kedua dari pengusaha dan disigner ternama. Keluarga Leoseena.

Perempuan itu baru saja keluar dari kamar ganti yang terhubung langsung dengan kamar mandinya. Berjalan ke meja belajar, mengecek ponselnya.

5 panggilan tak terjawab dari Thala.

Perempuan itu langsung membalikkan layar ponselnya dan memasukkan ke saku baju seragamnya. Mengambil tas lalu digantungkan di tangan sebelah kanan dan berjalan keluar menuruni anak tangga.

Sinar matahari yang hampir terlihat dari jendela transparan di atas langsung jatuh ke depan pintunya. Cahaya lampu yang sejak malam tadi telah dimatikan belum dinyalakan oleh asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya, sengaja mungkin. Rumah ini terlihat sangat sepi.

Perempuan itu hanya menghiraukan saja. Berjalan dengan tenang menuju pintu keluar. Suara mobil yang sejak tadi telah berdehem, membuat perempuan itu bergerak cepat.

"Non" terdengar suara yang terdengar serak memanggil perempuan itu. Perempuan itu langsung berbalik. "Iya? Bibi, aku pamit sudah di tunggu" kata perempuan itu cepat yang langsung membuka pintu, dan berlari menuju mobil. Bibi itu hanya membalas dengan gelengan, dan terpaksa mengembalikan gelas yang berisi susu tersebut ke dapur.

Qatru sedikit berlari menuju mobil yang menunggunya. Membenarkan tas yang digendongnya.

"Bagaimana lo diberi cucu lagi sama bibi?" Ejek laki-laki sebaya Qatru yang bersandar di samping mobil seraya menunggu Qatru.

Wajah Qatru yang terlihat gembira berubah kecut. Hanya membalas dengan anggukan. "Tapi gak gue minum" kata Qatru yang langsung memegang knop pintu mobil bagian depan. "Gue langsung kabur" sambung Qatru seraya memasuki mobil.

"Yayaya, sampai kapan lo udahan tuh minum susu?" Kata laki-laki yang sudah duduk di samping Qatru, mengendalikan mobil.

"Tanya aja mamah. Gue ngerasa bayi tau gak lo!" Rengek Qatru. "Thala!" Kata Qatru yang sedikit teriak seraya menepuk lengan laki-laki di sampingnya.

"Bayi lo berisik dah! Lo gak liat gue nyetir bayi!"

"Ala bilangin mamah, gue udah gede! Gue males minun susu!"

"Itukan mamah lo! Derita lo lah!"

Thala Rey Lord. Kakak sepupu Qatru yang mendapatkan amanat dari Qatri -ibunya Qatru untuk menjaga Qatru.

***

Qatru berjalan sendiri menuju loker setelah berpisah dengan Thala di persimpangan pintu utama. Qatru mendekati temannya yang tidak jauh dari posisi lokernya.

"Ken-" Qatru memotong pembicaraannya setelah melihat ke arah loker temannya tersebut. "Gila! Ini fans lo terlalu lebay" kata Qatru yang meurak-arik surat-surat yang memenuhi loker temannya tersebut. "Tunggu" kata Qatru saat temannya tersebut ingin menutup lokernya. Temannya hanya mengerutkan dahinya. "Ta..raa!" Kata Qatru seraya mengangkat coklat ke udara. "Coklat!"

HARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang