Am I Wrong

146 48 14
                                    

1 bulan kemudian...

Mina berjalan menuju mading pengumuman sekolah barunya melihat apakah namanya masuk kedalam urutan siswa tahun ajaran baru atau tidak.

Ia menjadi sangat bosan dan sedikit malu harus berjalan sendirian menuju tempat itu.

Ia tidak terbiasa sendirian pasti kedua sahabatnya yang akan menemaninya kemanapun ia pergi.

Mereka pasti akan bersama-sama kemanapun kapanpun dan dimanapun. Tiba-tiba ia menjadi rindu kedua sahabatnya itu.

Mina begitu terkejut ketika tiba di depan mading pengumuman, ia tidak menyangka akan seribut Ini.

Bahkan ia yg mulai sedikit mendekat untuk melihat pengumuman mulai terdorong kesana kemari oleh murid lain yg juga tak sabar untuk melihat hasil pengumuman.

Mina POV

Aku benar-benar kesal saat Ini. Hufhh~

Bagaimana tidak? Baru mendekat papan pengumuman sudah terdorong kesana kemari Bahkan Aku sudah seperti hilang keseimbangan.

Kalau disini ada Jae Rim dan Hani mungkin aku tidak akan seperti Ini, mereka berdua pasti akan meneriaki murid-murid lain yang membuat keributan seperti saat Ini.

Seperti biasa tingkah mereka berdua itu terkadang bisa jadi preman. Tapi untuk saat Ini aku tidak mungkin bisa memanggil mereka untuk melakukan itu. Yang benar saja kami sudah berpisah.

Huuhh Ini mengingatkanku pada mereka, aku jadi merindukan mereka berdua.

Disela-sela diriku yg mulai melamun, tiba-tiba sebuah tangan yang kurasa itu tangan seorang lelaki merangkul pinggangku berusaha membuatku bergeser ke tempatnya berdiri.

Deg
Deg
Deg

Aku tidak bisa mengontrol degup jantungku yg tiba-tiba berdetak sangat cepat.

Kenapa aku seperti Ini??

Kuberanikan menolehkan wajahku ke arah pemilik tangan yg merangkul pinggangku, kami saling menatap satu sama lain.

Waktu terasa berjalan dengan sangat lambat. Kenapa aku terus saja menatap mata pria Ini? Apa kau sudah gila mina? Tolong sadarlah!!

"Gwenchana?" Suara pria itu akhirnya membangunkanku.

"Ah.. ne... kamsahamnida" segera aku menjauh darinya, aku menunduk guna menutupi wajahku yg mungkin sudah memerah menahan malu.

"Jimin-ah kajja!! Apa yg kau lakukan disitu? Ppalli!!" Suara pria lain terdengar memanggil pria didepanku Ini. Aku semakin menundukkan kepalaku. Ahh jadi nama pria Ini jimin.

Pria bernama jimin itu berjalan mendekatiku. Huh eotteokhae? Aku kembali diam tak berkutik. Kurasa dia semakin mendekat, Apa yg akan dia lakukan.

"Apa kau suka melamun?" Tanpa sadar aku menahan nafas ketika ia bertanya tepat ditelingaku. Dan kemudian kembali berjalan menghampiri pria lain yg tadi memanggilnya.

"Aishh jinjja Apa kau bodoh mina-ah? Bagaimana bisa kau terus memandanginya seperti itu? Dan juga dia bilang Apa? Aku melamun di tempat seramai Ini. Waahhh kau benar-benar sudah gila mina-ah" kupukul-pukuk kepalaku menyesali betapa bodohnya diriku seperti itu didepan pria.

Mina POV end

Setelah meratapi kebodohannya, Mina kembali ingat tujuan awalnya datang kemari untuk melihat apakah ia diterima disekolah Ini atau tidak. Karena tempat itu sudah mulai sepi ia dengan mudah bisa melihat hasil pengumuman itu.

Matanya terhenti ketika membaca sebuah nama yg sudah tak asing baginya.

"Kim hani... "

"Ah tidak tidak.. Ini pasti hani yg lain hanya namanya saja yg mirip" Mina segera mencari kembali namanya dalam daftar murid baru yg diterima. Dan ia begitu senang ketika namanya masuk dalam daftar.

"Huwaaa akhirnya... Ahh sekarang aku sudah lega. Dan bisa pulang dengan tenang" Mina meninggalkan tempat itu dengan hati yg sangat senang. Ia jadi tak sabar untuk segera masuk sekolah barunya itu.

Hani POV

Huuh rasanya sepi sekali Tanpa mereka berdua. Kalian pasti tau kan maksudku. Ya, Tanpa Mina Dan jaerim aku jadi merasa sepi disini.

Dari tadi berputar mengelilingi sekolah baruku Ini tetap saja tidak ada yg menarik kalau tidak ada mereka berdua.

Huffhh aku kembali menghela nafas. Aku berjalan menuju kantin sekolah Ini, aku benar-benar haus setelah mengelilingi sekolah Ini.

Perasaanku benar-benar sangat tidak mendukung saat Ini. Jadi lihat saja kalau sampai ada yg menggangguku.

Buukk

Aku merasa ada seseorang yg menabrakku. Sudah kubilang kalau perasaanku sedang tidak enak, apa tidak ada yg bisa mengerti.. huuffhh.

Sepertinya aku harus menyelesaikan Ini sebelum tanganku yg sudah gatal Ini mendarat pada salah satu bagian tubuh orang yang telah menabrakku Ini.

"Jeoseonghamnida.. aku tidak sengaja" tunggu dulu aku seperti tidak asing dengan suara orang Ini. Kutolehkan wajahku padanya.

Astaga tidak mungkin kan.

--------

to be continued

Haloooo guys

Sebenernya tugas masih numpuk banget, tapi kami sempetin buat nulis episode ini hehe: )

Jangan lupa vote dan comment yaaa!

1 vote dari kalian sangat berharga buat kelanjutan ff ini :)

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang