14. Kematian & Rahasia

909 58 8
                                    

Saya kasih kado dulu deh sebelum membaca chapter ini :D
Silahkan di play video diatas :) (Conan Op 5)

Darah berceceran menghiasi ruangan itu. Aroma menyengat dari segarnya benda merah itu akan membuat muntah siapa saja yang baru pertama kali melihatnya. Dua orang laki-laki sedang berhadapan dengan dua mayat berada di ruangan yang sama. Darah menyelimuti pakaian mereka, membuatnya bercorak merah.

Satu mayat itu berada tertidur pulas di meja ruangan itu. Mayat laki-laki berusia cukup tua. Siapa sangka hidupnya akan berakhir tragis setelah menikmati kejayaan.

Sementara satu lagi mayat perempuan berusia 20-an. Perempuan yang telah kehilangan kekasihnya entah dimana. Orang yang selalu dia tunggu dan raib ke dalam bumi, namun dia tetap menunggu. Sayang, penantiannya berakhir tragis.

Satu dari dua laki-laki itu wajahnya tertutup oleh topeng. Pisau ditangannya siap menyerang kapanpun dia mau. Lawannya sendiri memakai sebuah jam tangan yang siap menidurkan kapanpun dia mau.

Pastinya satu dari dua berharap pandangan ini hanyalah salah satu mimpi buruknya. Namun, ini adalah kenyataan yang harus diterimanya. Ya, orang yang selama ini ditunggu sang perempuan yang sekarang tak bernyawa adalah dirinya. Dia yang mengecil karena obat misterius.

"Ran...," ucap laki-laki itu lemah, mencoba menahan air mata. Lawannya tampak menajamkan sorotan matanya.
"Conan Edogawa, senang kau datang ke perhelatan ini," ucap lawannya dengan mengarahkan pisau ke arah sang detektif.
"Siapa kau sebenarnya!?" balas Conan kesal.
"Kembalilah ke dalam bayangan," lanjut lawannya dan dia bersiap menyerang. Conan mengambil posisi untuk bersiap, tetapi...

DOR!

Peluru itu nyaris mengenai lawan Conan saat ini. Orang bertopeng itu berhasil menangkap peluru itu dengan tangannya mengapit peluru itu tepat sebelum mengenai kepalanya. Conan merasa lawannya tampak terkejut

"Sepertinya ada tamu malam ini," ucapnya seraya menoleh ke arah jendela.

Beberapa ratus meter dari jendela itu terlihat seorang laki-laki mengarahkan moncong senapannya ke arah lawan Conan. Sebuah senyuman sinis terukir di wajahnya.
"Senang sekali kau ada di sini, Hanzo Hattori," ucapnya seraya mengisi ulang peluru senapannya.

"Sepertinya yang digelari kematian itu sendiri memutuskan untuk menampakkan taringnya," ucap Hanzo seraya menatap ke arah sang penembak. Satu lagi peluru hampir mengenainya, kali ini meleset karena menghindar dari posisi sebelumnya.

Conan berusaha untuk mengambil kesempatan. Dia pun mengarahkan jam tangannya dan melesatkan jarum penidur, namun dengan cepat orang yang disebut oleh penembak dari jauh dengan nama Hanzo itu menghindar, lalu dia menghilang di kegelapan malam.
"Hingga kita bertemu lagi, detektif," ucapnya entah dari mana, membuat Conan kesal.

"Maaf tuan, tapi sepertinya saya gagal," ucap sang penembak dari sekitar 700 meter kepada seseorang di seberang melalui sebuah komunikator.
Entah apa jawaban lawan bicaranya, namun dia tersenyum setelah mendengar jawaban itu.

Sementara itu, Conan harus meratapi nasibnya bahwa dia telah kehilangan orang paling berharga dalam hidupnya. Belahan jiwanya kalau dikata. Sebuah malam yang suram baginya. Dia hanya bisa mendekati tubuh Ran, lalu menangis, bersimpuh dan meminta maaf diantara air matanya. Betapa selama ini, dia telah menyia-nyiakan Ran.

Pagi hari, Beika dipenuhi dengan kehebohan kematian dari Detektif Kogoro, sang Kogoro Tidur yang terkenal. Detective Boys dikejutkan pula dengan kematian Ran. Semakin patahlah semangat mereka dengan kematian yang semakin mendekat kepada mereka semua.

Hari itu pula Jodie-sensei, selaku pembimbing Detective Boys menyatakan rapat darurat. Semua anggota dihadirkan. Tampak situasi menjadi sangat tegang karena kasus belakangan terbilang sangat rumit. Namun, ada yang membuat alur rapat menjadi semakin rumit, yaitu sebuah surat yang dikeluarkan salah satu anggota, yaitu Ayumi Yoshida.

Metantei Conan : Assassinate [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang