satu

861 220 137
                                    

● Budayakan vote sebelum membaca ●

Alvico's Pov

"Pa, Ma. I'm home!!" teriakku saat memasuki ruang tengah. Tanganku memegang selembar kertas yang bertuliskan angka 100.

Plak!!

Suara tamparan terdengar dari dalam kamar Papa dan Mama. Aku tersentak kaget dan langsung berlari ke kamar mereka. Ketika kubuka pintu kamar, mama sudah terjatuh di lantai dengan tangan memegangi pipinya yang sedikit memerah.

"Papa?! Papa ngapain Mama lagi?" kupeluk tubuh mama yang bergetar karena meringis kesakitan.

"Fanny, Papa mohon kamu jangan ikut campur untuk masalah ini. Kamu mendingan keluar aja sekarang."

"Ga pa! Fanny gak mau keluar sebelum Fanny tau kenapa Papa mukul Mama?" aku masih memeluk mama erat sambil sesekali mengusap wajah mama yang memerah itu.

Papa berjalan mondar-mandir di depan kami sambil memegangi kepalanya. Mungkin dia sedang memikirkan kata-kata yang akan dia ucapkan kepadaku.

"Asal kamu tau Fan. Mama kamu itu gak pantes kamu perlakuin kaya sekarang. Dia itu udah nusuk kamu dan Papa dari belakang. Dia diam-diam udah punya keluarga baru di luar kota tanpa sepengetahuan kita berdua!"

Deg!!

Kulepas pelukan yang melingkar di tubuh mama. Seluruh sistem syaraf yang ada di tubuhku terasa berhenti bekerja. Kepalaku seperti tersambar kilat yang tidak bisa di deskripsikan. Aku merasakan padanganku memudar.

"Fan, mama bisa jelasin semuanya nak," ucap mama lirih.

Aku menatap mata mama lekat-lekat. Tidak. Tidak ada penyesalan sedikit pun di sana. Dia sedang melakukan dramanya lagi sekarang, seperti di hari-hari sebelumnya. Setetes air mata pun mengalir keluar dari mataku. Aku mencoba untuk berdiri menatap Papa.

"Terus apa bedanya sama papa? Papa juga nusuk aku dari belakang kan?" ucapku dengan beruraian air mata. Kali ini air mata yang keluar lebih banyak dari sebelumnya.

"Papa selingkuh diam-diam! Papa udah nipu keluarga Mama! Papa udah ga sayang lagi sama aku. I don't have daddy like you Watson." aku berlari keluar meninggalkan kamar terkutuk itu.

Terdengar suara langkah kaki Mama yang mengejarku dari belakang. Mama berteriak menyuruhku untuk berhenti, tapi tidak aku hiraukan. Kini langkahnya menjadi lebih cepat, Mama pun sekarang berada di hadapanku.

"Fan, Mama ga sejahat itu sama kamu nak." suara mama begitu halus, nyaris membuatku terkecoh. Tangannya mencoba untuk memelukku, namun aku mundur satu langkah.

"Don't touch me! Please, go away from here! I don't want to see you now."

"I love you so much dear, please listen to me."

"It's just a bullshit Ma, please go away! " kulempar tubuh mama kesamping. Aku langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu itu.

Di luar rumah terdengar suara mobil yang hendak pergi, aku mendekat ke jendela dan mendapati Papa yang sudah siap pergi entah kemana. Tanpa berlama-lama, dia pun langsung mengendarai mobilnya itu meninggalkan rumah yang telah hancur ini.

Di dalam rumah, sudah tidak terdengar lagi suara mama yang mengetuk pintu kamar ku. Aku terduduk di samping tempat tidur sambil memegangi foto keluarga kami yang diambil 2 bulan lalu. Kini foto itu hanya sekedar kenangan saja.

Aku frustasi dengan keadaanku saat ini. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku merasa tidak ada orang yang menyayangiku sekarang. Mama, Papa, mereka berdua sudah benar-benar mengecewakanku.

Aku mengambil ponsel dan mencari kontak seseorang yang bisa aku hubungi sekarang. Mataku tertuju pada kontak milik Andra. Ga, Andra sekarang pasti lagi ngumpul sama keluarganya.

Aku kembali mencari kontak yang lainnya. Dan akhirnya mataku tertuju pada kontak milik Michael. Ga, dia bakalan marah besar kalo tau aku berantem lagi sama orangtua ku

Arghh.. Aku benar-benar tidak tahu siapa yang akan aku hubungi sekarang.

~Lmhc~

Malam ini dingin sekali. Untungnya aku memakai jaket yang lumayan tebal, jadi angin yang menabrak tubuhku tidak akan terlalu terasa. 

Sekarang aku merasa lumayan lega, aku bisa bernapas dengan tenang tanpa harus mendengar teriakan Mama. Tidak terasa, butiran air mata pun kembali keluar dari mataku, entah kenapa gerangan. Mungkin karena aku terlalu jenuh dengan semua drama yang menyedihkan ini.

"Hey," ucap seseorang dari samping bangku yang aku duduki. Aku sama sekali tidak mengenal suara itu.

TBC....

-

Welcome reader!! 

Ini adalah karya pertama yg aku terbitin di Wattpad. Semoga pada sukaa.. 

Dan ya, jangan lupa divomment okee, vomment kalian itu sangat berguna untuk aku

● Budayakan komen selesai membaca●

Let My Heart Choose [5SOS] // EditedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang