Seorang pemuda bersurai hitam menatap pantulan dirinya di cermin, dalam balutan yukata berwarna putih. Pemuda yang sangat dihormati itu, baru saja selesai bersiap untuk festival musim panas nanti malam.
"Aku sangat berharap bisa bertemu dengan Yuya. Tidak! Aku memang harus bertemu dengannya!" Pemuda itu tersenyum pada dirinya sendiri.
"Yuri-sama, apa kau sudah selesai bersiap?" Seorang pemuda jangkung, yang juga bersurai hitam sepertinya, muncul dari balik pintu. Lalu pemuda yang disebut 'Yuri-sama' itu pun mengangguk padanya.
"Mari kita pergi," ucap pemuda jangkung itu lalu menunduk hormat.
"Arigatou, Yuto." Yuri berjalan melewatinya, dan pemuda bernama Yuto itu mengikuti langkah kaki Yuri.
***
"Ah! Yuto! Apa pemuda berambut ungu itu, Yuya?" tanya Yuri sambil menunjuk ke arah barat.
"Benar, Yuri-sama. Apa aku harus menemuinya?"
"Tidak perlu, aku akan kesana sendiri." Yuri berjalan menghampiri pemuda yang dimaksud tadi. Namun baru beberapa langkah, terlihat seseorang menghampiri Yuya, seorang pemuda dengan rambut emas yang indah dan tampak bersinar. Mereka tersenyum satu-sama lain, lalu berjalan pergi meninggalkan Yuri yang diam mematung.
Orang-orang di festival itu pun mulai membicarakan pasangan yang baru saja pergi. Mereka mengatakan bahwa keduanya sangat serasi. Dan semua komentar manis itu, justru membuat Sang Terhormat semakin marah dan kesal.
"Kenapa harus pemuda emas itu?! Padahal aku jauh lebih baik darinya!" Yuri mengumpat dalam hatinya.
"Yuri-sama?" Yuri menoleh saat mendengar Yuto menyebut namanya.
Dan pemuda kecil itu pun mengucapkan suatu perintah mutlak dengan sangat pelan, "Yuto, lakukan tugasmu. Dia, dan seluruh pemuda berambut emas, harus musnah."
Yuto tidak terlihat terkejut, dan hanya mengangguk hormat pada Yuri. Sedangkan Yuri membalasnya dengan sebuah senyuman sinis.
***
Dan esoknya, suasana mencekam amat terasa di salah satu kota. Genangan darah dimana-mana, suara teriakan saling bersahutan diselingi suara tembakan.
Semuanya merasakan kepedihan, termasuk pemuda dengan rambut emasnya yang menjadi incaran utama ini. Ia hanya bisa lari dan bersembunyi di tengah kekacauan yang ada.
"Gomen, Ryosuke-san." Suara berat milik seseorang menahan langkah pemuda itu. Ia berbalik dan bertatapan dengan seorang pemuda yang memakai jubah.
Pemuda berjubah itu membuka tudungnya dan memperlihatkan dirinya pada si rambut emas, Ryosuke. Ryosuke menatap pemuda bersurai hitam itu tanpa merasa terkejut atau pun takut, karena ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Hontou ni gomennasai."
Bersamaan dengan perkataannya, suara tembakan terdengar untuk yang terakhir kalinya, lalu semuanya menjadi hening. Ryosuke, si pemuda bersurai emas, juga pasangan hidup Yuya, telah pergi untuk selamanya.
Dan tanpa siapa pun yang mengetahuinya, Yuto menangis. Ia menangis tanpa menimbulkan suara, sambil menatap tubuh Ryosuke yang tidak lagi bernyawa. Lalu Yuto bergegas menghapus air matanya, tidak ada yang boleh mengetahui bahwa ia masih memiliki perasaan.
Berita tentang musnahnya semua pemuda berambut emas di kota langsung tersebar, bahkan hingga ke telinga pemuda bersurai ungu, bernama Yuya ini.
Semua orang merasa marah, dan dendam yang selama ini disimpan pun dibalaskan, mereka semua tahu siapa yang melakukan ini semua. Hanya ada satu pembunuh paling ditakuti di kota, dan namanya Nakajima Yuto. Begitu juga dengan Yuya, ia akan membalaskan dendam atas perginya Ryosuke.
Yuya menghampiri Yuto yang masih berada di tengah kota, berdiri di hadapan Ryosuke yang sudah terbujur kaku, dengan membawa jubah di lengannya. Di belakang Yuya, berdiri banyak orang yang menuntut pembalasan dendam. Tanpa kata, Yuto yang menyadari hal tersebut, menyerahkan dirinya. Lalu Yuto pun dibawa ke penjara bawah tanah.
***
Yuri berdiri di hadapan Yuto yang berada di balik jeruji besi, dengan tatapan sendu.
"Kenapa kau menyerahkan dirimu begitu saja? Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya?" tanya Yuri dengan sangat lirih. Yuto hanya membalasnya dengan senyum yang sulit diartikan.
"Pakailah ini, dan pergi tinggalkan kota. Carilah tempat yang aman, karena tidak akan ada yang menjagamu lagi." Yuto menyerahkan jubah miliknya.
"Baka! Kau akan selalu di sampingku! Bukankah kita sudah berjanji? Ayo, kita kabur dari sini!" Yuri menangis sambil menggenggam tangan Yuto yang terasa dingin.
"Jadi kau masih mengingatnya, aku senang mendengar itu. Arigatou," ucap Yuto masih dengan senyum yang tidak bisa diartikan.
***
Lonceng sudah berbunyi tiga kali, tanda bahwa kematian yang bertanggung jawab akan segera tiba. Semua orang sudah berkumpul untuk menyaksikannya. Semuanya akan selesai, di tengah kota ini, di tempat semuanya berawal.
Pemuda bersurai hitam itu tersenyum, senyum yang membuat orang-orang semakin bertambah marah. Mereka berteriak, meminta agar Sang Pembunuh segera diadili.
Di tengah kerumunan itu, tampak seorang pemuda kecil dengan jubahnya yang kebesaran. Ia menunduk, merasakan penyesalan. Dan bersamaan dengan jatuhnya air mata kedua pemuda bersurai hitam itu, suara tembakan terdengar.
Tak ada yang pernah tahu, bahwa di salah satu sudut penjara, tertulis sebaris kalimat. Sebuah kalimat sederhana berupa harapan, sekaligus janji, yang menandakan kesetiaan.
***
Yogyakarta, 2 November 2016
Ikatan darah bisa mengalahkan segala hal, termasuk tentang apa itu hitam dan putih.
___________
Kamus
Aku no Monogatari : Cerita tentang Kejahatan
Aku no Musuko : Anak laki-laki yang jahat
Yuri-sama : Tuan Yuri; -sama itu panggilan untuk yang dihormati
Arigatou : Terima kasih
Gomen : Maaf
Hontou ni gomennasai : Aku benar-benar minta maaf___________
Ohayou! Konnichiwa! Konbanwa!
Hikari desu! \(^-^)/Aku muncul lagi!!!
Adakah yang kangen? Udah sebulan loh :v
Gomennasai! Cuma 700-an kata :(
Aku lagi bingung, gatau kenapa, pokoknya bingung..
Lagi butuh penyemangat :v *dihajar readers*Aku kepikiran buat cerita ini soalnya kemarin dengerin lagunya Kagamine Rin-Aku no Musume, trus aku bayanginnya Rin itu Chii, Len itu Yuto :v
Ada yang tau lagu itu, kan?
Lanjutannya yang nyanyi Kagamine Ren, judulnya Aku no Meshitsukai, trus ada lanjutannya lagi, totalnya 9 apa ya?... Eh, tapi kasitau aku kalo salah yaa..
Belum begitu paham tentang mereka :v
Tapi lagi, cerita ini ga bener-bener sesuai lagunya. Lagunya kan tentang kerajaan, tentang putri yang berkuasa.
Aku ga tega Chii jadi putri, dan aku juga ga bisa bayangin mereka dengan latar kerajaan gitu..Ingat ya, kalau berminat, kasih vote dan comment :)
Arigatou, karena udah meluangkan waktu berharga kalian buat baca ini :)
Ditunggu update cerita yang lain yaa..
*rencananya mau update lanjutannya ini 2 minggu lagi, ditunggu yaa..*
Semoga aku dapet inspirasi lagi!!
Dan semoga nggak stop sampai sini >-<Jaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfic Hey Say Jump
FanfictionDaftar : 1. Aishiteru (Chapter) ~> YabuNoo (main), HikaNoo, YabuHika, HikaTo 2. Umi no Monogatari (One Shot) ~> TakaDai (main), NakaDai, HikaNoo 3. Aku no Monogatari (Chapter) ~> YutoChii (main), TakaYama, TakaChii, YutoYama 4. Chocolate (Drabble) ~...