Prolog

2K 56 3
                                    

Namaku Senzo. Ayahku dan ibuku adalah dokter dengan bidang yang berbeda. Ayahku adalah dokter untuk kalangan dewasa, sedangkan ibuku adalah dokter untuk kalangan anak-anak. Aku selalu datang ke rumah sakit, menunggu ayah dan ibu selesai bekerja. Sambil menunggu, aku bermain dengan anak-anak di rumah sakit. Aku membuat banyak teman.

Satu teman yang kukenal, teman yang ceria. Dia masih bisa tersenyum saat dia sedang sakit. Sejak kecil, dia sudah sering datang. Yang aku tahu, penyakitnya selalu demam berdarah. Ibu bilang bahwa penyakitnya berbeda dari anak yang lain, tetapi ketika kulihat dirinya, dia masih memasang senyum itu di wajahnya yang pucat.

[10 tahun yang lalu...]

"Suster ? Apakah Masaki ada di sini ?"

"Oh ! Senzo-kun, kau datang lagi untuk Masaki ya ? Masaki-kun, Senzo-kun sudah datang."

"Sen-chan !!"

"Jangan memanggilku dengan nama itu, bodoh."

"Ehehehe... Sen-chan datang lagi, aku sangat senang."

"Kau senang hanya karena aku datang ? Kau ini aneh..."

Masaki, anak yang kukenal dari kecil. Karena kondisi tubuhnya yang lemah, Masaki sering sekali datang ke rumah sakit. Aku mengenalnya karena banyak anak-anak yang mendekatinya. Dia sungguh ceria meskipun dia sedang sakit. Aku tidak mengerti Masaki, tetapi sejak hari pertama aku bertemu dengannya, pertemanan Masaki dan aku semakin dekat dan erat.

•••

"Suster, apakah Masaki sudah boleh pulang ?"

"Boleh bu. Demam Masaki sudah reda. Masaki-kun, jaga kesehatanmu ya..."

"Enn!! Terima kasih suster..."

"Ayo Masaki, ada yang menunggumu di ruang tunggu..."

"Siapa bu ? Apakah Sen-chan ?!"

"Wah, kau sangat dekat dengannya ya... Ah, itu Senzo."

"Masaki !!"

"Sen-chan !!"

"Akhirnya kau bisa pulang juga, Masaki..."

"Wah, syukurlah Masaki-kun sudah bisa keluar dari rumah sakit..."

"Oh ! Ibunya Senzo. Iya, akhirnya Masaki bisa keluar dan kembali ke sekolah."

"Salam kenal. Senzo juga selalu merepotkan Masaki. Ia selalu datang ke rumah sakit untuk Masaki."

"Ahahaha... Saya senang Masaki mendapatkan teman yang baik seperti Senzo."

"Bibi.."

"Oh, ada apa Senzo-kun ??"

"Bibi, aku janji aku akan melindungi Masaki, agar Masaki tidak sakit lagi !"

"Hihihi... Senzo-kun sungguh anak yang baik..."

•••

Aku dan Masaki pergi ke sekolah yang sama pada saat SMP. Saat SMP, kami selalu bersama, dan kesehatan Masaki mulai membaik. Aku selalu berusaha berdiri di sampingnya. Aku sudah berjanji pada ibu Masaki bahwa aku akan menjaga dan melindungi Masaki. Tetapi, perasaanku tumbuh setiap hari. Aku tidak hanya ingin melindunginya. Aku ingin Masaki selalu di sisiku, di sampingku, menemaniku sepanjang hidupku. Perasaan apa ini ?

Suatu hari aku melihat Masaki berbicara dengan seseorang. Laki-laki. Dengan bahagia, mereka berdua tertawa dan aku melihatnya dari kejauhan. Dia tersenyum dengan bebas, tertawa dengan puas, sedangkan dadaku terasa sakit melihatnya. Dia memang sering tersenyum padaku, tetapi aku hanya ingin senyumannya tertuju padaku, bukan orang lain.

Tanpa sadar, aku menggapai tangan Masaki dan menarik Masaki pulang.

"E-eh ? Sen-chan ?? Ada apa ?"

Aku terus menarik tangan Masaki, tidak memperdulikannya. Aku terus berjalan sampai di taman bunga yang sering kita lewati saat perjalanan pulang.

"Sen-chan ? Sen-chan !!"

Aku berhenti. Aku melepaskan tangannya dan memutar badanku menghadap dirinya.

"Sen-chan, apakah aku melakukan sesuatu ? Aku memanggilmu dari tadi, Sen-chan."

"Masaki."

Aku memeluk Masaki. Aku tidak peduli tentang apapun lagi. Aku tidak memikirkan apa-apa lagi. Yang aku rasakan, adalah detak jantung yang berdebar dengan nada yang kencang. Aku sangat yakin pada perasaanku ini.

Aku....

"S-Sen-chan ?!"

"Aku suka padamu."

Until The End (R-18 boyxboy) - INDONESIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang