" Bertaruh dengan sebuah pengharapan dari takdir tuhan adalah cara terakhir agar diri ini bisa merasakan cinta yang selama ini diimpikan, sekali saja mohon lihatlah diri hina ini ya tuan? "
-BertaruhSudah banyak sekali diri ini bertaruh dalam rasa cinta yang tidak jelas arahnya, dan tidak jelas juga kepemilikannya. Beribu kali juga berusaha mengikhlaskan rasa sakit yang berdarah-darah, hanya karna diri yang hina ini, tidak pernah menjadi pilihan bagi seseorang.
Beribu kali juga air mata penuh darah ini jatuh hanya karna selalu dipaksa ikhlas untuk sesuatu yang belum dipunyai. Apa tidak sepantas itukah diri ini, untuk merasakan rasa kasih yang akan membuat jiwa hina ini beribu-ribu kali juga bahagia?
Tuhan apa memang tidak sepantas itu kah aku mendapatkan cinta yang aku ingini? Tuhan apa terlalu banyak dosa dari diri hina ini, sehingga tidak bisa membersamai cinta yang suci? Tuhan apakah jiwa hina sepertiku tidak pantas merasakan indahnya bahagia seperti insan lain disana?
Tuhan aku sudah bertaruh kepadamu dengan pengharapan terakhirku, aku menagis-nangis dengan penuh darah dilengangnya malam mu hanya untuk meminta sepenggal kebahagian itu. Tuhan beribu-ribu kali juga jiwa yang penuh dosa ini meminta kepadamu agar seorang insan itu engkau rangkai namanya dengan namaku.
Agar sekali saja sebelum diri ini engkau ambil bisa merasakan perasaan dicintai dengan penuh kasih oleh seseorang yang sangat aku ingini setiap waktu.
Tuhan mohon lancarkan pertaruhan terakhirku ini, mohon kabulkan pengharapan terakhirku untuk sebuah cinta ini. Sekali saja tuhan mohon berikan insan itu untuk diriku yang hina ini. Sekali saja biarkan aku bisa merasakan kepemilikan pada seseorang yang sangat aku ingini, melebihi diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertaruh!
Non-FictionTentang aku yang bertaruh dalam sepanjang hidupku, meminta engkau yang menjadi pengharapan terakhirku untuk bisa merasakan kebahagiaan yang selama ini diimpikan... " Tuan tolong antarkan aku ke pantai pengharapan yang dipenuhi kebahagiaan yang selam...