3

89 7 0
                                    

Give me a star!! ^-^


'Yes, aku bakalan ikut perkemahan pramuka!'

'Yes, aku nggak ikut pelajaran!'

'Pramuka, yuhuuu...'

'Yes, yes, yes!'

Kira-kira itulah yang aku pikirkan setelah mendapat berita dari guru BK plus kepala sekolah. Kenapa? Karena aku suka pramuka lah! Ehm, aku juga nggak betah dikelas sih..

####

Keesokan harinya.

Tok.. Tok... Tok....

Terdengarlah suara ketukan dari pintu kelasku, X-IPS-1, yang sontak mengalihkan perhatian seluruh penghuni kelas.

Pintu terbuka dan nampaklah wajah seorang yang ku kenali, Dio.

Btw, Dio itu anak IPA-5, dan Iriza anak BAHASA-2.

Pekikan tertahan mulai terdengar dari temen-temen cewek kelasku. Mereka pernah bilang, kalau Dio itu cowok idaman. Katanya aku beruntung jadi kembarannya. Elah, kalau mereka udah kenal aslinya, dijamin langsung ilfeel. Sikapnya nyebelin plus jahil. Ya, walaupun (kadang) baik, pengertian, dan sikapnya dewasa sih. Kadang lho ya..

"Permisi, Bu.." Ucap Dio rada-rada sopan ke guru setelah ia masuk ke ruang kelasku.

'Ini makhluk ngapain kesini?' Batinku.

Si Dio dan guru mapel sosiologi, Pak Aan, yang sedang mengajar di kelasku terlihat sedang membicarakan sesuatu. Aku nggak bisa nguping, hiks L

Ketika lagi berusaha untuk nguping pembicaraan mereka, tiba-tiba pak guru memanggilku.

"Dea? Kamu dipanggil sama kepala sekolah." Ucap Pak Aan.

"Lagi?" celetuk ku refleks.

"Kok lagi? Kamu langganan di panggil kepala sekolah yah?" Heran beliau.

"Nggak kok, pak. Kemarin kepsek manggil saya untuk memberi tahu tentang perkemahan pramuka. Nggak lebih nggak kurang." Jawab ku.

"Boong tuh.." Koor anak-anak kelas.

"Jangan mau di bohongin pak, dia itu langganan bikin masalah." Sahut salah satu temanku.

"Eh, jangan asal ngomong lu, ya. Miror!! Lu juga sering bikin masalah." Belaku tak terima.

"Sudah-sudah, Dea sekarang lebih baik kamu menemui kepala sekolah saja." Lerai Pak Aan.

"Siap, Pak. Saya izin keluar kelas." Jawabku bergaya sok hormat.

"Iya." Jawab Pak Aan kalem.

Aku dan Dio pun berlalu dari kelas X-IPS-1.

####

Ternyata, diluar kelas Iza sudah bertengger dengan manisnya di bangku depan kelas.

"Eh, ini ada apa sih?" Tanyaku kepo.

"Udah, lu nggak usah bawel. Ikut aja." Jawab Dio.

"Yaelah, baru juga ngomong udah dibilang bawel, apalagi kalau bawel." Protesku.

Guys, Dea yang imut ini dikacangin. L

Tapi, kok, ini bukan jalan ke ruang kepala sekolah, tapi ke GOR (Gedung OlahRaga).

"Riz, kok malah ke Gor sih? Bukannya ke ruang kepsek yah?" Tanyaku.

Iriza memandangku heran.

"Lha, Dio nggak bilang? Kita dipanggil kepsek di gor, bukan ruang kepala sekolah." Terang Iza.

Rasa IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang